Hujan deras waspadai tebing longsor
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Malang, Jawa Timur (Jatim) Kun Mardiana mengingatkan, agar pengguna jalan yang hendak melintas di kawasan payung Songgoriti dan waspada dari bencana tanah longsor saat turun hujan.
Pasalnya, pada Selasa 1 Januari 2013 sore, tebing di kawasan Payung Songgoriti longsor. Luas tebing yang longsor sekira enam sampai 20 meter. Material longsor berupa tanah, batu, dan kerikil, tidak sampai mengganggu arus lalu lintas dari arah Kota Batu ke Pujon.
Tapi kewaspadaan itu tetap harus diperhatikan oleh seluruh pengguna jalan yang ingin melintas di kawasan Payung Songgoriti.
“Hampir setiap musim penghujan, di kawasan Payung Songgoriti tebingnya sering longsor. Pertama karena penghijauannya terus berkurang dan tebingnya sangat curam. Saat terkena air hujan mudah longsor,” kata Kun Mardiana, di Kota Batu, Malang, Jatim, Rabu (2/1/2013).
Lebih lanjut dia menjelaskan, tebing yang longsor itu masuk dalam kawasan Perhutani. Kemudian material longsor yang menutupi selokan sudah dibersihkan oleh pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Jatim.
“Tugas BPBD adalah melakukan pemantauan terus pada daerah yang masuk dalam peta mudah terjadi tanah longsor, puting beliung dan banjir bandang. Seperti halnya di kawasan Desa Sumberjo dan Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Pemantauan kita lakukan selama 24 jam,” terangnya.
Sementara, Kasat Lantas Polres Batu AKP I Gusti Made Merta menambahkan, waktu turun hujan kondisi jalan di kawasan Payung Songgoriti licin dan biasanya sering tertutup kabut. Terlebih waktu malam hari, kondisinya gelap gulita, karena jumlah penerangan jalan terbatas.
“Ya ini semua demi menjaga keselamatan bersama. Waktu hujan lebat memang sebaiknya meningkatkan kewaspadaannya. Karena mulai Payung Songgoriti hingga kawasan Kasembon di Kabupaten Malang terbentang puluhan kilometer tebing gunung yang mudah longsor saat terkena air hujan,” pungkasnya.
Pasalnya, pada Selasa 1 Januari 2013 sore, tebing di kawasan Payung Songgoriti longsor. Luas tebing yang longsor sekira enam sampai 20 meter. Material longsor berupa tanah, batu, dan kerikil, tidak sampai mengganggu arus lalu lintas dari arah Kota Batu ke Pujon.
Tapi kewaspadaan itu tetap harus diperhatikan oleh seluruh pengguna jalan yang ingin melintas di kawasan Payung Songgoriti.
“Hampir setiap musim penghujan, di kawasan Payung Songgoriti tebingnya sering longsor. Pertama karena penghijauannya terus berkurang dan tebingnya sangat curam. Saat terkena air hujan mudah longsor,” kata Kun Mardiana, di Kota Batu, Malang, Jatim, Rabu (2/1/2013).
Lebih lanjut dia menjelaskan, tebing yang longsor itu masuk dalam kawasan Perhutani. Kemudian material longsor yang menutupi selokan sudah dibersihkan oleh pegawai Dinas Bina Marga Provinsi Jatim.
“Tugas BPBD adalah melakukan pemantauan terus pada daerah yang masuk dalam peta mudah terjadi tanah longsor, puting beliung dan banjir bandang. Seperti halnya di kawasan Desa Sumberjo dan Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Pemantauan kita lakukan selama 24 jam,” terangnya.
Sementara, Kasat Lantas Polres Batu AKP I Gusti Made Merta menambahkan, waktu turun hujan kondisi jalan di kawasan Payung Songgoriti licin dan biasanya sering tertutup kabut. Terlebih waktu malam hari, kondisinya gelap gulita, karena jumlah penerangan jalan terbatas.
“Ya ini semua demi menjaga keselamatan bersama. Waktu hujan lebat memang sebaiknya meningkatkan kewaspadaannya. Karena mulai Payung Songgoriti hingga kawasan Kasembon di Kabupaten Malang terbentang puluhan kilometer tebing gunung yang mudah longsor saat terkena air hujan,” pungkasnya.
(maf)