Bom ikan marak di perairan Mentawai
Sabtu, 17 November 2012 - 15:54 WIB

Bom ikan marak di perairan Mentawai
A
A
A
Sindonews.com - Kapal pengebom ikan merajalela di perairan wilayah Desa Saibi Samukop, Kecamatan Siberut Tengah, Mentawai Sumatera Barat (Sumbar).
Akibat maraknya bom ikan tersebut membuat pendapat nelayan tradisonal berkurang sampai tidak ada sama sekali.
“Kapal pengebom ikan ini sering beroperasi di wilayah perairan di Dusun Sibudda Oinan dan di sekitarnya. Mereka beroperasi setiap minggu mereka. Sekali operasi ada lima kapal yang datang,” ungkap Elimar, warga Desa Saibi Samukop menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (17/11/2012).
Bahkan ia pernah mendatangi kapal tersebut ditengah laut dengan membawa perahu, namun ia tidak bisa bersikap sebab ia sendiri. Bahkan saking kesalnya ikan yang diberikan anak buah kapal tersebut di tolaknya.
”Saya pernah sekali singgah di kapal pengebom ikan ini, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya hanya sendiri, dan bisa saya pastikan kapal itu pengebom ikan dari Sibolga, aktifitas kapal ini sangat meresahkan kami sebagai nelayan,” ujarnya.
Elimar kesal kemudian pergi ke keramba ikan di pulau Bulaubuggi tak jauh dari lokasi beroperasi kapal pembom ikan. Ia bahkan menyuruh orang keramba tersebut menelpon Pos Keamanan Laut di Muara Siberut. Namun petugas tidak merespon dengan alasan tidak ada Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk beroperasi.
Hal senada juga di Sampaikan Paul Rantau (25) nelayan lainnya. Aksi pengebom ikan ini begitu meresahkan mereka.
”Saya pun sering melihat kapal ini dan pernah sekali saya lagi menyelam sendirian di dalam laut, ketika mereka membom ikan saya sedang menyelam terkejut dan saya jadi takut kemudian saya balik saja ke rumah,” tuturnya.
Dalam sehari nelayan bisa mendapatkan penghasilanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, akibat maraknya bom ikan yang perairan tersebut membuat pendapatan ikan mereka berkurang.
”Paling-paling sekali memancing kita mendapatkan Rp30 ribu bahkan tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Ia mengharapkan peran dari kepolisian dan TNI AL untuk melakukan operasi dan menangkap pelaku pembom ikan tersebut.
Akibat maraknya bom ikan tersebut membuat pendapat nelayan tradisonal berkurang sampai tidak ada sama sekali.
“Kapal pengebom ikan ini sering beroperasi di wilayah perairan di Dusun Sibudda Oinan dan di sekitarnya. Mereka beroperasi setiap minggu mereka. Sekali operasi ada lima kapal yang datang,” ungkap Elimar, warga Desa Saibi Samukop menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (17/11/2012).
Bahkan ia pernah mendatangi kapal tersebut ditengah laut dengan membawa perahu, namun ia tidak bisa bersikap sebab ia sendiri. Bahkan saking kesalnya ikan yang diberikan anak buah kapal tersebut di tolaknya.
”Saya pernah sekali singgah di kapal pengebom ikan ini, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya hanya sendiri, dan bisa saya pastikan kapal itu pengebom ikan dari Sibolga, aktifitas kapal ini sangat meresahkan kami sebagai nelayan,” ujarnya.
Elimar kesal kemudian pergi ke keramba ikan di pulau Bulaubuggi tak jauh dari lokasi beroperasi kapal pembom ikan. Ia bahkan menyuruh orang keramba tersebut menelpon Pos Keamanan Laut di Muara Siberut. Namun petugas tidak merespon dengan alasan tidak ada Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk beroperasi.
Hal senada juga di Sampaikan Paul Rantau (25) nelayan lainnya. Aksi pengebom ikan ini begitu meresahkan mereka.
”Saya pun sering melihat kapal ini dan pernah sekali saya lagi menyelam sendirian di dalam laut, ketika mereka membom ikan saya sedang menyelam terkejut dan saya jadi takut kemudian saya balik saja ke rumah,” tuturnya.
Dalam sehari nelayan bisa mendapatkan penghasilanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu, akibat maraknya bom ikan yang perairan tersebut membuat pendapatan ikan mereka berkurang.
”Paling-paling sekali memancing kita mendapatkan Rp30 ribu bahkan tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Ia mengharapkan peran dari kepolisian dan TNI AL untuk melakukan operasi dan menangkap pelaku pembom ikan tersebut.
(azh)