KPUD Garut minta aksi anarkis diusut
Jum'at, 09 November 2012 - 08:54 WIB

KPUD Garut minta aksi anarkis diusut
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, meminta agar kasus penganiayaan oleh berandal bermotor diusut.
Anggota KPUD Kabupaten Garut Divisi Teknis dan Hubungan Masyarakat Dadang Sudrajat berharap, kasus penganiayaan terhadap Operator Daftar Pemilih KPUD Garut, Dudi Muharam, tidak terulang.
"Kami meminta polisi mengusut kasus ini dan meningkatkan pengamanan di lokasi kejadian. Selain rawan, lokasi itu dekat sekali dengan kantor KPUD Garut," katanya saat dihubungi, Kamis (8/11/2012).
Menurut Dadang, kasus penganiayaan berandal bermotor terhadap staf sekretariat KPUD Garut bukan yang pertama kali. Diungkapkan dia, dua bulan lalu, staf KPUD Garut lainnya, Haris Alamsyah, juga terjadi di tempat yang sama.
"Saya heran, kenapa peristiwa ini bisa terulang," ujarnya.
Sementara itu, aparat kepolisian Polres Garut kesulitan untuk mengungkap para pelaku penganiayaan yang dilakukan oleh berandal bermotor di sejumlah titik rawan. Tidak adanya bukti pendukung,
menyulitkan petugas untuk mengungkap siapa sebenarnya para berandal bermotor ini.
"Karena tidak ada bukti, jadi terlalu jauh bila kita hubungkan ke geng motor," kata Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia.
Menurutnya, aksi brutal yang dilakukan para kawanan berandal ini dilakukan secara cepat di beberapa tempat. Umumnya, tempat-tempat rawan yang sering dijadikan para berandal bermotor ini adalah daerah sepi dan minim penerangan lampu jalan.
"Sepengetahuan saya, Garut sudah bebas dari aktivitas geng motor. Bahkan, sejumlah pentolan geng mereka sudah kami tahan hingga sekarang," jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan sejumlah operasi rutin di beberapa titik untuk mengantisipasi maraknya aksi penganiayaan berandal bermotor. Meski begitu, hingga kini aksi
penganiayaan oleh berandal bermotor masih marak terjadi pada beberapa tempat di Garut.
Minggu 4 November 2012 lalu seorang tukang becak Mahfud (49), dan anaknya, Fauzi Muttaqin (21), dianiaya di Jalan Cimanuk, kawasan Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, sekira pukul 21.30 WIB. Kedua warga Kampung Mekarsari, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, ini mengalami sejumlah luka serius hingga mesti menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut.
Berselang satu hari kemudian, Selasa 6 November 2012, seorang anggota KPUD Kabupaten Garut Dudi Muharam juga menjadi sasaran aksi brutal berandal bermotor. Dudi diserang gerombolan bermotor di Jalan Proklamasi, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, pada pukul 22.00 WIB.
Kasat Reskrim Polres Garut AKP Mikranuddin Hasibuan berjanji akan menumpas seluruh aksi gerombolan bermotor yang meresahkan. Menurut dia, dua kasus aksi brutal para berandal bermotor ini tengah menjalani penyidikan petugas.
“Seorang pelaku yang beraksi di Jalan Cimanuk dengan korban satu orang tukang becak dan anaknya, sudah kami tahan. Saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena masih dalam penyelidikan. Dari tangannya, kami amankan sebilah golok. Pastinya, kami akan sikat berandalan mana pun yang meresahkan masyarakat,” tandasnya.
Anggota KPUD Kabupaten Garut Divisi Teknis dan Hubungan Masyarakat Dadang Sudrajat berharap, kasus penganiayaan terhadap Operator Daftar Pemilih KPUD Garut, Dudi Muharam, tidak terulang.
"Kami meminta polisi mengusut kasus ini dan meningkatkan pengamanan di lokasi kejadian. Selain rawan, lokasi itu dekat sekali dengan kantor KPUD Garut," katanya saat dihubungi, Kamis (8/11/2012).
Menurut Dadang, kasus penganiayaan berandal bermotor terhadap staf sekretariat KPUD Garut bukan yang pertama kali. Diungkapkan dia, dua bulan lalu, staf KPUD Garut lainnya, Haris Alamsyah, juga terjadi di tempat yang sama.
"Saya heran, kenapa peristiwa ini bisa terulang," ujarnya.
Sementara itu, aparat kepolisian Polres Garut kesulitan untuk mengungkap para pelaku penganiayaan yang dilakukan oleh berandal bermotor di sejumlah titik rawan. Tidak adanya bukti pendukung,
menyulitkan petugas untuk mengungkap siapa sebenarnya para berandal bermotor ini.
"Karena tidak ada bukti, jadi terlalu jauh bila kita hubungkan ke geng motor," kata Kapolres Garut AKBP Enjang Hasan Kurnia.
Menurutnya, aksi brutal yang dilakukan para kawanan berandal ini dilakukan secara cepat di beberapa tempat. Umumnya, tempat-tempat rawan yang sering dijadikan para berandal bermotor ini adalah daerah sepi dan minim penerangan lampu jalan.
"Sepengetahuan saya, Garut sudah bebas dari aktivitas geng motor. Bahkan, sejumlah pentolan geng mereka sudah kami tahan hingga sekarang," jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan sejumlah operasi rutin di beberapa titik untuk mengantisipasi maraknya aksi penganiayaan berandal bermotor. Meski begitu, hingga kini aksi
penganiayaan oleh berandal bermotor masih marak terjadi pada beberapa tempat di Garut.
Minggu 4 November 2012 lalu seorang tukang becak Mahfud (49), dan anaknya, Fauzi Muttaqin (21), dianiaya di Jalan Cimanuk, kawasan Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, sekira pukul 21.30 WIB. Kedua warga Kampung Mekarsari, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, ini mengalami sejumlah luka serius hingga mesti menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut.
Berselang satu hari kemudian, Selasa 6 November 2012, seorang anggota KPUD Kabupaten Garut Dudi Muharam juga menjadi sasaran aksi brutal berandal bermotor. Dudi diserang gerombolan bermotor di Jalan Proklamasi, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, pada pukul 22.00 WIB.
Kasat Reskrim Polres Garut AKP Mikranuddin Hasibuan berjanji akan menumpas seluruh aksi gerombolan bermotor yang meresahkan. Menurut dia, dua kasus aksi brutal para berandal bermotor ini tengah menjalani penyidikan petugas.
“Seorang pelaku yang beraksi di Jalan Cimanuk dengan korban satu orang tukang becak dan anaknya, sudah kami tahan. Saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, karena masih dalam penyelidikan. Dari tangannya, kami amankan sebilah golok. Pastinya, kami akan sikat berandalan mana pun yang meresahkan masyarakat,” tandasnya.
(mhd)