Kerajaan Gowa gelar pencucian benda pusaka

Jum'at, 26 Oktober 2012 - 23:02 WIB
Kerajaan Gowa gelar pencucian benda pusaka
Kerajaan Gowa gelar pencucian benda pusaka
A A A
Sindonews.com - Bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha, Kerajaan Gowa menggelar pencucian benda pusaka milik kerajaan, di Balla Lompoa, Sungguminasa.

Pemangku Adat Salokoa ri Gowa Andi Makmun Bau Tayang Karaengta Bontolangkasa mengatakan, ritual pencucian benda pusaka kerajaan ini, sudah menjadi tradisi dan sarat nilai kebudayaan yang masih dipertahankan sampai saat ini.

"Kami selaku keturunan raja Gowa akan tetap melestarikan ritual ini, kami berpesan kepada anak cucu kami, agar melestarikan budaya ini," kata Andi, di Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (26/10/2012).

Bupati Gowa Ichsan YL menambahkan, acara ini merupakan tradisi yang telah diwariskan dari masa Sultan Alauddin. "Prosesi ini jangan dijadikan mitos," singkatnya.

Lebih lanjut dia katakan, pencucian ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyatnya.

"Dulu benda pusaka itu setelah dicuci akan ditimbang. Tapi karena timbangannya diambil Belanda, jadi tidak dilakukan lagi. Ini sebagai bentuk pertanggung jawaban," tandasnya.

Seperti diketahui, pencucian benda pusaka yang disakralkan keluarga raja maupun masyarakat setempat, dilakukan bertepatan perayaan Hari Raya Idul Adha.

Ada 14 jenis benda pusaka kerajaan Gowa yang dicuci. Kegiatan pencucian benda pusaka ini dipimpin keturunan raja atau Batesalapang (penasehat raja). Dipandu langsung putra raja Gowa terakhir, Andi Idjo Karaeng Lalolang.

Benda pusaka yang pertama dicuci yakni, salokoa atau mahkota Raja Gowa, mahkota ini terbuat dari emas murni bertahta berlian dan permata sebanyak 250 butir.

Kemudian pusaka lainnya, sudanga merupakan senjata sakti peninggalan karaeng bayo sekitar abad ke-13, benda ini sebagai legitimasi saat raja berkuasa.

Ponto janga-jangaya, berupa gelang naga sebanyak empat buah yang terbuat dari emas murni. Benda ini peninggalan Tumanurunga atau Raja Gowa pertama seorang perempuan.

Setelah itu kancing gaukang, benda ini merupakan perlengkapan kerajaan yang berjumlah empat buah dan terbuat dari emas murni. Serta cincing gaukang, berupa alat perhiasan wanita yang berjumlah 12 buah.

Selanjutnya, beberapa benda pusaka lainnya yang ikut dicuci dalam ritual ini adalah tobo kaluku, lalu lasipo, mata tombak, berang manurung, penning emas dan medali emas.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5014 seconds (0.1#10.140)