Omih menyesal menyebarkan SMS teror

Omih menyesal menyebarkan SMS teror
A
A
A
Sindonews.com - Omih binti Sanen (29), seorang buruh PT Panarub, mengaku menyesal telah mengirimkan pesan singkat yang berisi teror bom kepada sejumlah rekan kerjanya. Pasalnya, Omih kini harus mendekam di Lapas Wanita, Tangerang, untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Ketua Serikat Pekerja PT Panarub Kokom mengatakan, Omih sangat menyesali perbuatannya, dan tidak menyangka pesan singkatnya akan membawanya ke sel tahanan di Lapas Wanita.
"Iya saya menyesal, saya sungguh-sungguh sudah capek, kesal, dan sakit hati dengan perlakuan perusahaan kepada kita semua kaum buruh," kata Kokom menirukan ucapan Omih di Tangerang, Banten, Kamis (4/10/2012).
Dia mengungkapkan, Omih nekat mengirim pesan singkat tersebut karena merasa kecewa dengan sikap manajemen PT Panarub yang selalu membenturkan buruh dengan preman.
"Dia bilang dia capek dengan manajemen, setiap kali buruh melakukan aksi, selalu saja manajemen melawan dengan membuat aksi tandingan. Bahkan melibatkan preman," ujarnya.
Menurutnya, penyesalan terbesar Omih dikarenakan harus kehilangan anaknya yang baru berusia 11 bulan setelah dirinya ditinggal oleh suaminya. "Omih merasa bersalah kepada anaknya. Karena di saat anaknya kritis, Omih tidak mendapat izin untuk merawatnya hingga anaknya meninggal," ungkapnya.
Seperti diketahui, Omih ditangkap petugas Polres Metro Tangerang Kota pada Sabtu 29 September 2012 lalu, karena mengirimkan pesan singkat yang berisi teror sebagai bentuk kekecewaannya pada pihak manajemen terkait berbagai kasus ketenagakerjaan yang terjadi di PT Panarub.
Ketua Serikat Pekerja PT Panarub Kokom mengatakan, Omih sangat menyesali perbuatannya, dan tidak menyangka pesan singkatnya akan membawanya ke sel tahanan di Lapas Wanita.
"Iya saya menyesal, saya sungguh-sungguh sudah capek, kesal, dan sakit hati dengan perlakuan perusahaan kepada kita semua kaum buruh," kata Kokom menirukan ucapan Omih di Tangerang, Banten, Kamis (4/10/2012).
Dia mengungkapkan, Omih nekat mengirim pesan singkat tersebut karena merasa kecewa dengan sikap manajemen PT Panarub yang selalu membenturkan buruh dengan preman.
"Dia bilang dia capek dengan manajemen, setiap kali buruh melakukan aksi, selalu saja manajemen melawan dengan membuat aksi tandingan. Bahkan melibatkan preman," ujarnya.
Menurutnya, penyesalan terbesar Omih dikarenakan harus kehilangan anaknya yang baru berusia 11 bulan setelah dirinya ditinggal oleh suaminya. "Omih merasa bersalah kepada anaknya. Karena di saat anaknya kritis, Omih tidak mendapat izin untuk merawatnya hingga anaknya meninggal," ungkapnya.
Seperti diketahui, Omih ditangkap petugas Polres Metro Tangerang Kota pada Sabtu 29 September 2012 lalu, karena mengirimkan pesan singkat yang berisi teror sebagai bentuk kekecewaannya pada pihak manajemen terkait berbagai kasus ketenagakerjaan yang terjadi di PT Panarub.
(lil)