IWAG desak MA batalkan kasasi Anand

IWAG desak MA batalkan kasasi Anand
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi perempuan internasional Indonesian Woman Association for Global Peace (IWAG-Peace) mendesak agar Mahkamah Agung (MA) membatalkan putusan yang mengabulkan permohonan kasasi Jaksa dalam kasus Anand Krishna karena dinilai cacat hukum.
"Putusan itu sejatinya sedang menyerang visi dan misi perdamaian yang selama ini didengungkan Anand Krishna," kata juru bicara IWAG-Peace Putu Sripuji Astuti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/8/2012)).
Untuk itu, IWAG-Peace mendesak agar para Hakim Agung yang menangani permohonan kasasi Anand Krishna menjunjung tinggi nurani yang bersih.
"Jangan sampai para Hakim Agung tersandera oknum-oknum yang tidak senang terhadap visi misi perdamaian, sehingga menjadi tidak netral dalam memutus permohonan kasasi tersebut," katanya.
Ia menuturkan, pengajuan kasasi dibenarkan jika ada aturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. "Kalau melihat kasus Anand, apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya," lanjutnya.
Putu menilai, dalam kasus ini murni ada rekayasa untuk membunuh pemikiran tentang perdamaian. Mengingat fakta peradilan yang ditanyakan 90 persen adalah mengenai pemikiran Anand, bukan pelecehan seksual yang dituduhkan padanya.
"Putusan itu sejatinya sedang menyerang visi dan misi perdamaian yang selama ini didengungkan Anand Krishna," kata juru bicara IWAG-Peace Putu Sripuji Astuti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/8/2012)).
Untuk itu, IWAG-Peace mendesak agar para Hakim Agung yang menangani permohonan kasasi Anand Krishna menjunjung tinggi nurani yang bersih.
"Jangan sampai para Hakim Agung tersandera oknum-oknum yang tidak senang terhadap visi misi perdamaian, sehingga menjadi tidak netral dalam memutus permohonan kasasi tersebut," katanya.
Ia menuturkan, pengajuan kasasi dibenarkan jika ada aturan hukum yang tidak diterapkan sebagaimana mestinya. "Kalau melihat kasus Anand, apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya," lanjutnya.
Putu menilai, dalam kasus ini murni ada rekayasa untuk membunuh pemikiran tentang perdamaian. Mengingat fakta peradilan yang ditanyakan 90 persen adalah mengenai pemikiran Anand, bukan pelecehan seksual yang dituduhkan padanya.
(ysw)