Festival Pinisi dinilai pemborosan anggaran

Senin, 02 Juli 2012 - 16:58 WIB
Festival Pinisi dinilai pemborosan anggaran
Festival Pinisi dinilai pemborosan anggaran
A A A
Sindonews.com - Perayaan Festival Pinisi yang kan digelar 6-8 Juli mendatang tampaknya akan menuai banyak kendala. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba perayaan Festival Phinisi 2012 hanya pemborosan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Pasalnya, kegiatan yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bulukumba tersebut dinilai belum bisa menjual wisata.

Anggota Komisi C DPRD Bulukumba Andi Baso Mauragawali mengungkapkan, kegiatan pariwisata yang digelar sekali dalam satu tahun tersebut belum membuahkan hasil apa-apa. Bahkan, terkesan hanya buang-buang anggaran APBD saja. Sebab, cara promosi hanya tertuju pada obyek wisata tertentu.

“Padahal, ada beberapa wisata selain Bira butuh promosi keluar daerah. Namun, penyelenggaran tidak melakukan itu,” ungkap Andi Baso menjelaskan, Senin (2/7/2012).

Menurut dia, minimnya promosi keluar daerah menyebabkan jumlah pengunjung ke daerah berjuluk Butta Panrita Lopi ini jauh dari target khususnya tujuan wisata Tanjung Bira Bulukumba. Makanya, Andi Baso mendorong agar sistem promosi wisata perlu diubah dari sebelumnya.

“Cerita rakyat harus dihadirkan di Festival Phinisi. Jangan hanya kegiatan yang bersifat seremonia. Sebab, ada beberapa tokoh sukses tidak pernah dihadirkan justru yang lain saja,” tuturnya.

Andi Baso menambahkan, selain kawasan Bira dan Kajang Ammatoa yang perlu dipromosikan juga ada wisata di Kecamatan Kindang somba palioi berupa sejarah pertemuan para raja Bulukumba dengan raja Kabupaten. Hanya saja, selama ini terlupakan oleh Disbudpar karena mereka lebih ke wilayah Timur Bulukumba.

“Harus ada pemerataan promosi, jangan semua lari ke Timur. Ini kan milik Pemkab semua,” ucap mantan penyidik Polres Bulukumba ini.

Dia berharap bupati sebaiknya segera melakukan evaluasi terhadap penyelenggara pelaksana Festival Phinisi skala nasional tersebut. Menurutnya, dikhawatirkan setiap tahun dialokasikan dalam APBD Bulukumba. Namun, hasilnya masih mengecewakan sehingga pola promosi ini diubah dari sebelumnya.

“Kami melihat promosi ini tidak berguna. Hasil yang diharapkan masih jauh dari harapan. Sedangkan anggaran dihabiskan cukup besar nilainya,” tandasnya.

Terpisah, Kepala Disbudpar Bulukumba Andi Nasaruddin mengemukakan, promosi wisata keluar daerah memang masih minim karena terkendala anggaran. Sebab, biaya promosi yang dialokasikan Pemkab dalam APBD cukup jauh dari kebutuhan.

“Kekurangan anggaran ini memaksa kami membatasi promosi keluar daerah. Tapi, mudah-mudahan tahun berikutnya bisa ada penambahan anggaran dari sebelumnya demi memaksimalkan promosi wisata di daerah ini,” katanya.

Karena kekuran anggaran, lanjut Nasruddin, pihaknya melakukan promosi dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melalui pelajar asal Bulukumba yang diutus keluar daerah dengan diwajibkan mempromosikan semua obyek wisata yang ada di daerah ini. Cara tersebut dianggap bisa menjual karena bisa dijelaskan langsung.

“Jumlah pengunjung dari luar daerah sudah mengalami peningkatan dibanding sebelumnya. Ini karena kerja keras Disbudpar melakukan promosi,” ujar Nasaruddin.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7995 seconds (0.1#10.140)