Pesta adat terbesar digelar di Kukar
Senin, 02 Juli 2012 - 10:29 WIB

Pesta adat terbesar digelar di Kukar
A
A
A
DARI sebuah api kecil dari sejumlah obor kecil, pesta adat di Kutai Kertanegara (Kukar) dimulai. Itulah tanda dari pesta yang selalu digelar masyarakat adat setiap tahunnya. Pesta Adat Erau, begitulah masyarakat Kukar menyebutnya.
Perhelatan tersebut digelar di Stadion Rondong Demang, terletak di pusat Kota Tenggarong, Ibu Kota Kabupaten Kukar, Kalimantan Timur (Kaltim). Ini merupakan pesta adat terbesar yang digelar di Kaltim.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kerakyatan Sapta Nirwandar didaulat membuka pesta adat tersebut. Didampingi Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Bupati Kukar Rita Widyasari dan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Shalehuddin II.
Bupati Kukar Rita Widyasari menyatakan akan berusaha membuat Kukar menjadi kota wisata. Ke depannya, saat sumber daya alam habis, kabupaten ini akan berupaya memaksimalkan potensi lain termasuk pariwisata.
"Kepariwisataan akan menjadi leading sector di Kutai Kartanegara di masa yang akan datang," kata Rita menjelaskan dalam pembukaan pesta adat tersebut, Minggu 1 Juli 2012.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan pembangunan infrastruktur termasuk jembatan setelah jembatan Kukar runtuh akan segera dilakukan. Rencananya, pihaknya akan membangun dua jembatan.
"Akan ada dua jembatan yang kita bangun. Satu jembatan di Tenggarong, dan satu jembatan lagi di Loa Kulu," kata Awang.
Jarak dua jembatan ini adalah 13 kilometer. Dengan demikian, jembatan ini akan kembali memulihka roda perekonomian di Kukar.
"Dengan infrastruktur yang kita siapkan, Kukar bisa menjadi daerah tujuan wisata," tandasnya.
Wamen Pariwisata dan Ekonomi Sapta Nirwandar mengatakan, pihaknya meminta Pemkab Kukar untuk menetapkan jadwal pasti pelaksanaan. Karena selama ini pelaksanaa pesta adat Erau tanggal pelaksanaannya berubah-ubah.
Jika memiliki kalender pasti, agen perjalanan baik dalam maupun luar negeri bisa membantu mempromosikan Erau. Selain itu, wisatawan juga bisa mempersiapkan diri jauh hari.
"Jangan karena menteri tak datang lalu hari pelaksanaannya diundur," ujar Sapta dalam sambutannya.
"Kami menantang bapak ibu untuk mempromosikan pesta adat ini karena ini destinasi Kukar dan Indonesia. Kenapa tidak kita promosikan event budaya ini ke internasional. Kalau perlu menjadi kalender budaya internasional. Sebab, betapa adiluhung (bermutu) budaya kita, budaya Indonesia," ujar Sapta.
Ribuan orang tampak hadir dalam acara pembukaan tersebut. Sejumlah tarian adat Kutai juga disuguhkan secara massal.
Sejumlah upacara adat dilakukan karena menjadi kewajiban di setiap pelaksanaan Erau. Upacara adat selalu dilakukan di keraton, sekarang disebut Museum Mulawarman. Selain adat Kutai, juga dilaksanakan upacara adat dari suku lainnya di Kalimantan seperti Dayak Benuaq dan Dayak Kenyah. Sejummlah perlombaan tradisional juga akan menghiasi pesta adat Erau.
Pelaksanaan pesta adat ini akan dilaksanakan selama delapan hari pada 1-8 Juli 2012. Di pengujung pelaksanaan atau hari terakhir adalah upacara adat yang paling ditunggu masyarakat Kukar yakni belimbur. Dalam bahasa Kutai, belimbur berarti saling siram.
Pada hari itu, sejak pagi hingga siang warga Kukar akan saling siram dengan menggunakan air Sungai Mahakam. Biasanya saling siram dilaksanakan di jalan-jalan. Sehingga selain sesama warga, pengguna jalan juga menjadi sasaran siraman. Tujuannya agar saling mensucikan.
Perhelatan tersebut digelar di Stadion Rondong Demang, terletak di pusat Kota Tenggarong, Ibu Kota Kabupaten Kukar, Kalimantan Timur (Kaltim). Ini merupakan pesta adat terbesar yang digelar di Kaltim.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kerakyatan Sapta Nirwandar didaulat membuka pesta adat tersebut. Didampingi Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Bupati Kukar Rita Widyasari dan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Aji Shalehuddin II.
Bupati Kukar Rita Widyasari menyatakan akan berusaha membuat Kukar menjadi kota wisata. Ke depannya, saat sumber daya alam habis, kabupaten ini akan berupaya memaksimalkan potensi lain termasuk pariwisata.
"Kepariwisataan akan menjadi leading sector di Kutai Kartanegara di masa yang akan datang," kata Rita menjelaskan dalam pembukaan pesta adat tersebut, Minggu 1 Juli 2012.
Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan pembangunan infrastruktur termasuk jembatan setelah jembatan Kukar runtuh akan segera dilakukan. Rencananya, pihaknya akan membangun dua jembatan.
"Akan ada dua jembatan yang kita bangun. Satu jembatan di Tenggarong, dan satu jembatan lagi di Loa Kulu," kata Awang.
Jarak dua jembatan ini adalah 13 kilometer. Dengan demikian, jembatan ini akan kembali memulihka roda perekonomian di Kukar.
"Dengan infrastruktur yang kita siapkan, Kukar bisa menjadi daerah tujuan wisata," tandasnya.
Wamen Pariwisata dan Ekonomi Sapta Nirwandar mengatakan, pihaknya meminta Pemkab Kukar untuk menetapkan jadwal pasti pelaksanaan. Karena selama ini pelaksanaa pesta adat Erau tanggal pelaksanaannya berubah-ubah.
Jika memiliki kalender pasti, agen perjalanan baik dalam maupun luar negeri bisa membantu mempromosikan Erau. Selain itu, wisatawan juga bisa mempersiapkan diri jauh hari.
"Jangan karena menteri tak datang lalu hari pelaksanaannya diundur," ujar Sapta dalam sambutannya.
"Kami menantang bapak ibu untuk mempromosikan pesta adat ini karena ini destinasi Kukar dan Indonesia. Kenapa tidak kita promosikan event budaya ini ke internasional. Kalau perlu menjadi kalender budaya internasional. Sebab, betapa adiluhung (bermutu) budaya kita, budaya Indonesia," ujar Sapta.
Ribuan orang tampak hadir dalam acara pembukaan tersebut. Sejumlah tarian adat Kutai juga disuguhkan secara massal.
Sejumlah upacara adat dilakukan karena menjadi kewajiban di setiap pelaksanaan Erau. Upacara adat selalu dilakukan di keraton, sekarang disebut Museum Mulawarman. Selain adat Kutai, juga dilaksanakan upacara adat dari suku lainnya di Kalimantan seperti Dayak Benuaq dan Dayak Kenyah. Sejummlah perlombaan tradisional juga akan menghiasi pesta adat Erau.
Pelaksanaan pesta adat ini akan dilaksanakan selama delapan hari pada 1-8 Juli 2012. Di pengujung pelaksanaan atau hari terakhir adalah upacara adat yang paling ditunggu masyarakat Kukar yakni belimbur. Dalam bahasa Kutai, belimbur berarti saling siram.
Pada hari itu, sejak pagi hingga siang warga Kukar akan saling siram dengan menggunakan air Sungai Mahakam. Biasanya saling siram dilaksanakan di jalan-jalan. Sehingga selain sesama warga, pengguna jalan juga menjadi sasaran siraman. Tujuannya agar saling mensucikan.
(azh)