Kristal dari mata Tina bukan benda alami

Selasa, 05 Juni 2012 - 16:07 WIB
Kristal dari mata Tina...
Kristal dari mata Tina bukan benda alami
A A A
Sindonews.com - Tes laboratorium yang dilakukan Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhadap batu mirip kristal yang keluar dari mata Tina Agustina (19) sudah selesai.

Direktur Utama Rumah Sakit Mata Cicendo Kautsar Boesaeri mengatakan, pemeriksaan oleh tim Badan Geologi Kementerian ESDM dilakukan 4 Juni 2012 terhadap contoh material yang keluar dari mata Tina.

"Kami telah memperoleh data teknis. Kesimpulannya, material tersebut merupakan material sintetis yang telah diproses dan bukan hasil produksi tubuh manusia," kata Kautsar, menyimpulkan hasil pemeriksaan tim Geologi dalam jumpa pers di RSM Cicendo, Selasa (5/6/2012).

Dia menjelaskan, Badan Geologi memeriksa tiga contoh material (benda mirip kristal). Warnanya biru transparan, berukuran 1-2 mm, berbentuk seperti kristal. Bentuk kristal yang diperiksa polyhedral, tidak teratur, dan tidak memiliki bidang berpasangan sehingga bukan benda yang terbentuk secara alami.

"Komposisi benda berupa campuran material dengan 15,40 persen SiO2 dan 2,49 persen K20, serta tidak ada unsur karbon. Ketiga contoh material merupakan material sintetik yang telah diproses," ujarnya.

Dia menambahkan, Tina datang ke RSM Cicendo pada 31 Mei 2012, setelah dirujuk RSUD Sumedang. Menurutnya, secara medis Tina tidak menderita kelainan. Matanya dalam keadaan normal. Dan pada waktu pemeriksaan tidak ditemukan benda apa pun dalam mata Tina.

Sekertaris Badan Geologi Yunus Kusumabrata menambahkan, batu yang keluar dari mata Tina sejenis bersifat jernih, terbuat dari sejenis kaca dan plastik. Kekerasannya hanya 3 sampai 4 skalamosh. Sedangkan batu kristal kekerasannya minimal 7 Skalamosh. Batu dari mata Tina sudah dites berdasarkan metode sejenis sinar x.

Lanjut Yunus, jika bendanya alamiah, harus punya sifat-sifat. Tapi ini kekerasan di bawah kristal alami, sangat lunak sehingga bisa digores dengan pisau kater.

"Kami simpulkan materialnya sintetik yang banyak ditemukan di pasaran untuk perhiasan," katanya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9457 seconds (0.1#10.140)