Bentrok di tambang emas, 2 tewas
A
A
A
Sindonews.com - Bentrokan antar warga terjadi di tambang emas Pulau Buru, Maluku. Akibatnya dua orang penambang tewas.
Bentrokan tersebut terjadi di Kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kecamatan Wayapo Kabupaten Pulau Buru, Maluku, Rabu (16/5/2012). Dua orang penambang tersebut tewas setelah terkena sabetan parang dan tertusuk tombak di bagian punggung. Korban tewas bernama S Lesilawan dan satu orang lainnya belum diketahui identitasnya.
Korban S Lesilawang kini telah dievakuasi ke kampung halamannya di Desa Ambalau, kabupaten Pulau Buru untuk dimakamkan. Sementara salah seorang korban lainnya jenazahnya masih berada di Gunung Botak.
Menurut keterangan sejumlah warga di lokasi kejadian, bentrokan dipicu perebutan jatah menjaga pintu masuk antara Pemuda Ambalau dengan Soa Nurlatu di pintu masuk tambang Blok C, Gunung Botak. Karena di pintu masuk penambang yang memasuki kawasan ini dikenakan biaya Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per kepala.
Bupati Pulau Buru, Ramli Umasugi beserta Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Pulau buru beserta puluhan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri langsung turun ke lokasi untuk mengendalikan bentrokan. Akibat bentrokan tersebut ribuan penambang yang kini berada di kawasan itu kini memilih mengungsi ke Kota Namlea dengan berjalan kaki hingga puluhan kilo meter
Kabag Humas Pulau Buru Istanto mengatakan hingga kini penambang liar di kawasan ini masih marak terjadi. Pihaknya akan menertibkan penambang liar ini dengan menggandeng investor dan koperasi.
"Pengelola tambang harus sesuai aturan Undang-Undang dan Peraturan Daerah (Perda) yang baru saja disahkan DPRD Kabupaten Pulau Buru," katanya menjelaskan.(azh)
Bentrokan tersebut terjadi di Kawasan Gunung Botak, Desa Wamsait, Kecamatan Wayapo Kabupaten Pulau Buru, Maluku, Rabu (16/5/2012). Dua orang penambang tersebut tewas setelah terkena sabetan parang dan tertusuk tombak di bagian punggung. Korban tewas bernama S Lesilawan dan satu orang lainnya belum diketahui identitasnya.
Korban S Lesilawang kini telah dievakuasi ke kampung halamannya di Desa Ambalau, kabupaten Pulau Buru untuk dimakamkan. Sementara salah seorang korban lainnya jenazahnya masih berada di Gunung Botak.
Menurut keterangan sejumlah warga di lokasi kejadian, bentrokan dipicu perebutan jatah menjaga pintu masuk antara Pemuda Ambalau dengan Soa Nurlatu di pintu masuk tambang Blok C, Gunung Botak. Karena di pintu masuk penambang yang memasuki kawasan ini dikenakan biaya Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per kepala.
Bupati Pulau Buru, Ramli Umasugi beserta Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Pulau buru beserta puluhan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri langsung turun ke lokasi untuk mengendalikan bentrokan. Akibat bentrokan tersebut ribuan penambang yang kini berada di kawasan itu kini memilih mengungsi ke Kota Namlea dengan berjalan kaki hingga puluhan kilo meter
Kabag Humas Pulau Buru Istanto mengatakan hingga kini penambang liar di kawasan ini masih marak terjadi. Pihaknya akan menertibkan penambang liar ini dengan menggandeng investor dan koperasi.
"Pengelola tambang harus sesuai aturan Undang-Undang dan Peraturan Daerah (Perda) yang baru saja disahkan DPRD Kabupaten Pulau Buru," katanya menjelaskan.(azh)
()