Alam dibunuh karena berorasi

Selasa, 01 Mei 2012 - 09:04 WIB
Alam dibunuh karena berorasi
Alam dibunuh karena berorasi
A A A
Sindonews.com - Misteri terbunuhnya Alam, pengamen yang ditemukan tergeletak tak bernyawa di trotoar Simpang Jakabaring, Minggu 22 April lalu terungkap.

Polisi sekitar pukul 11.00 WIB kemarin berhasil menangkap Hajeri alias Yek (25) salah seorang tersangka pelaku. Peristiwa tersebut berawal karena tersinggungnya tersangka dengan aksi korban yang sebelum mengamen berorasi dengan menyebut kata pencopet dan penodong.

“Tersangka merasa tersinggung kepada korban karena menyebutkan kata-kata copet dan penodong di hadapan penumpang bus. Tersangka ini kan kerjanya begitu,” kata Kapolsek Seberang Ulu I Komisaris Imam Turmudi menjelaskan, Senin 30 April 2012.

Mendengar ucapan itu, tersangka langsung mencabut pisau dan menusuk dada kiri korban. Aksi itu dilakukan tersangka bersama seorang temannya yang hingga saat ini masih belum berhasil ditangkap.

“Korban saat itu sempat memberikan perlawanan. Tersangka kami amankan saat menjalani perawatan di RSMH Palembang, karena terluka akibat perlawanan dari korban,” kata Imam.

Setelah ditusuk, korban yang tercatat sebagai warga Jalan Anggek, Ogan Permata Indah (OPI), Kelurahan 15 Ulu, turun di simpang Jakabaring, lalu terjatuh di trotoar tempat dia ditemukan tewas. Kedua pelaku sempat mendekati korban sebelum kabur dengan angkutan umum jurusan Kertapati.

“Jadi tidak ada korban itu dibuang, karena beberapa saksi mata memberikan keterangan yang mirip dengan tersangka. Tapi ini semua masih terus kita kembangkan,hingga semua jelas dan rekan tersangka juga segera kita tangkap,” ujar Imam.

Tersangka, menurut dia, akan dijerat dengan pidana Pasal 351 ayat (3) KUHP karena telah menganiaya korban hingga meninggal dunia.Ancaman hukumannya tujuh tahun penjara. Saat ditemui di Polsek SU I, tersangka kembali mengulangi pengakuannya kepada penyidik bahwa dia menusuk karena tersinggung atas ucapan korban yang menyebut kata copet dan penodong saat berorasi sebelum mengamen.

Karena ucapan itu, tersangka yang kerap menodong dan mencopet di bus kota tak bisa beraksi. “Kalau penyebab saya membunuh dia (korban) memang benar karena sakit hati, tapi dia tidak dibuang dari bus. Itu tidak benar, ada orang yang melihatnya,” ujar Hajeri.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6160 seconds (0.1#10.140)