Wali Kota ikut makan nasi aking

Senin, 23 April 2012 - 08:36 WIB
Wali Kota ikut makan nasi aking
Wali Kota ikut makan nasi aking
A A A
Sindonews.com – Merasa prihatin dengan adanya warga yang masih mengonsumsi makan nasi aking, Wali Kota Tegal Ikmal Jaya kemarin mencoba ikut merasakan menu yang biasa untuk pakan bebek tersebut.

Ikbal makan aking di halaman rumah Karyono,57, warga Jalan Rambutan,RT 8/I,Kelurahan Mintaragen, Tegal Barat, Kota Tegal. Karyono sekeluarga sebelumnya diberitakan mengonsumsi nasi aking sebagai menu makanan setiap jatah beras dari pemerintah habis. Ikmal tampak lahap menghabiskan nasi aking yang disuguhkan kepadanya dalam sebuah piring kecil. Ikmal melahap nasi aking yang telah dicampuri urapan kelapa seperti yang biasa dilakukan Rusminah, 47,istri Karyono.

Sementara istri wali kota Ikmal yakni Rosalina memberikan sebuah rempeyek ikan asin kepada sang suami agar lebih lahap. Dicicipinya rempeyek itu sedikit,kemudian diberikan kepada Karyono yang tengah makan nasi aking. ”Ini untuk bapak (Karyono),” ucap Ikmal saat memberikan potongan rempeyek ikan ke Karyono, kemarin. Sejumlah warga juga meminta kepada Rosalina Ikmal agar ikut makan nasi aking seperti yang dilakukan suami dan juga Karyono.

”Saya libur makan nasi sudah setahun ini,” sanggah Rosalina yang diamini oleh Ikmal. Usai melahap habis nasi aking, Ikmal mengaku bahwa rasa nasi aking tidak jauh beda dengan nasi biasa.”Pantas saja kalau Karyono kerap makan nasi aking. Rasanya memang enak,”ucapnya. Kendati demikian, pihaknya tetap mengupayakan agar tidak ada warga di kotanya yang masih mengonsumsi nasi aking atau sampai kelaparan. Jika memang masih ada yang demikian,pihaknya mempersilakan diri kepada warga itu untuk melaporkan ke lurah atau langsung ke kantor pemerintah.

Selama ini, lanjutnya, pemerintah sudah memberikan adanya bantuan seperti beras miskin,beras gratis,Jamkesda, sampai rumah susun sederhana sewa (rusunawa). ”Jangan sampai ada warga yang serba kekurangan lagi,”tandasnya. Sementara itu,Karyono mengaku bersama anggota anggota keluarganya memang beberapa kali mengonsumsi nasi aking. Hal itu dilakukan jika persediaan beras di rumah benar-benar ludes.”Makan nasi aking tidak setiap hari, tapi pas sedang kepepet,”ucap pria yang seharihari berprofesi sebagai penarik gerobak sampah ini.

Dari melakoni profesinya itu,Karyono memperoleh penghasilan Rp175.000 per bulan. ”Dengan pendapatan minim, maka jelas kesulitan untuk beli beras terus,”katanya. Dalam kesempatan itu,dirinya memperoleh bantuan beras sebanyak 25 kg dari pemerintah setempat. Harapannya, pemberian itu dapat mengurangi keluarganya makan nasi aking. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6316 seconds (0.1#10.140)