Tak penuhi kourum Muscab Demokrat Blitar ditunda

Sabtu, 17 Maret 2012 - 17:46 WIB
Tak penuhi kourum Muscab...
Tak penuhi kourum Muscab Demokrat Blitar ditunda
A A A
Sindonews.com - Musyawarah Cabang (Muscab) untuk memilih Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Blitar di GOR Sriwijaya, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar berakhir dengan deadlock.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat meminta Muscab ditunda hingga tiga bulan ke depan. Hal ini disebabkan Muscab tidak memenuhi syarat kuota suara (kuorum) yang ditentukan AD ART partai.

Dari 22 Pimpinan Anak Cabang (PAC), hanya 9 PAC yang hadir. PAC selebihnya memilih tidak mengambil undangan. “Kenapa mereka (PAC) tidak mengambil undangan kehadiran?, tentu itu merupakan sikap politik,“ ujar Ketua Steering Comittee (SC) Rudi Subagyo kepada wartawan di GOR Sriwijaya, Wlingi, Blitar, Sabtu (17/3/2012).

Dihadapan tiga orang perwakilan dari DPP dan lima orang dari DPD Partai Demokrat Jawa Timur, panitia Muscab sempat bersikukuh acara tetap dilaksanakan. Mereka mengajukan dasar tata tertib DPC, yakni penundaan selama 3 X 15 menit, maka peserta rapat muscab dianggap sudah kuorum. “Namun apa yang disampaikan ditolak oleh DPP dan DPD,“ terang Rudi.

Saat acara itu berlangsung, 13 PAC yang tidak mengambil undangan sebenarnya datang.
Namun karena tidak membawa undangan, kehadiran mereka ditolak penjaga keamanan. Adu mulut hingga aksi dorong pun tak terhindarkan. Cara-cara 13 PAC datang tak membawa undangan diduga sengaja melakukan manuver politik.

Kubu politik itu diduga sengaja menginginkan acara muscab tertunda. Sebab, calon mereka yakni, Heru Sunariyanto terganjal persyaratan domisili. Heru tercatat sebagai warga Kota Blitar.

Sementara dalam aturan tata tertib, kandidat Ketua DPC Kabupaten Blitar harus berstatus sebagai warga Kabupaten Blitar. Saat ini, selain sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Blitar, Heru juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kota Blitar.

Dengan penundaan waktu muscab tiga bulan, tentunya Heru memiliki kelonggaran waktu untuk mencari identitas (KTP) sebagai penduduk Kabupaten Blitar.

Rudi enggan memberikan keterangan bahwa penundaan (muscab) merupakan bagian setting politik kubu lain yang merasa tidak diuntungkan dengan berjalanya muscab saat ini. Untungnya, situasi yang memanas tersebut segera berhasil diredam.

“Saya tidak mau bicara soal itu. Tapi saya pikir anda lebih tahu petanya seperti apa, “ terangnya.

Secara resmi, Muscab yang batal digelar itu hanya mengantongi satu orang kandidat Ketua DPC. Calon tunggal tersebut adalah Edi Masna Nurohman yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar.

Menurut Rudi, ada tiga formulir pendaftaran yang terambil. Namun hanya satu yang dikembalikan ke DPC. “Yang mengembalikan formulir hanya pak Edi Masna. Sedangkan yang dua tidak kembali, “ terangnya.

Informasi yang dihimpun, selain Edi Masna Nurohman dan Heru Sunariyanta, mantan Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar Sukamdi diduga juga mengambil formulir pendaftaran.

Dalam sejarahnya, kepemimpinan Sukamdi “dijegal” di tengah jalan oleh kubu Edi Masna Nurohman. Turunya Sukamdi memberikan tempat bagi Edi Masna menduduki kursi Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar.

Sementara Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Blitar Edi Masna Nurohman tidak banyak berkomentar. Selain merupakan dinamika politik, Edi hanya mengatakan jika posisi DPC saat ini sepenuhnya menunggu arahan dari DPP dan DPD. “Kita menunggu arahan selanjutnya, “ ujarnya singkat.

Seperti diketahui, selain Kabupaten Blitar, pelaksanaan Muscab DPC Partai Demokrat yang ditunda karena adanya persoalan juga terjadi di Kabupaten Ngawi, Kabupaten Kediri, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jember.(lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4616 seconds (0.1#10.140)