Mahasiswa tuntut Kepala KIP Bener Meriah mundur
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa asal Kabupaten Bener Meriah, Propinsi Aceh, berunjukrasa di kantor Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh. Demonstran menuntut pemecatan Ketua KIP Kabupaten Bener Meriah.
Dalam orasinya, mahasiswa menggugat kinerja KIP Bener Meriah yang dinilai buruk serta memihak salah satu kandidat. Selain itu, KIP dinilai telah melakukan penggelembungan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Banyak pemilih ganda, ada yang sudah meninggal masuk DPT, bahkan ada nama pemilih yang aneh-aneh seperti sampah dan mayat," tegas Muslim Arsani, demonstran asal Universitas Syiahkuala (Unsyiah), Jumat (16/3/2012).
Para mahasiswa juga meminta penghentian tahapan Pilkada sebelum tuntas masalah pengelembungan suara. Menurut Muslim, KIP Kabupaten Bener Meriah telah memaksakan lima desa di Serbe Jadi, Lokop, Aceh Timur, daerah perbatasan antar kabupaten itu untuk memilih di Bener Meriah.
Mahasiswa mengancam, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, pihaknya akan menduduki kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) bersama masyarakat menuntut pilkada Aceh ditunda.
Unjuk rasa berjalan damai, sembilan aktivis diperbolehkan masuk ke dalam gedung bertemu Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Abdul Salam Pohroh. Delegasi Mahasiswa Abdul menyatakan akan menampung aspirasinya.
"Kami menerima aspirasinya, Senin nanti kami akan rapat semoga ada solusinya," kata Abdul.
Diperkirakan KIP Aceh akan merubah DPT, terkait kisruh wilayah perbatasan Aceh Timur-Bener Meriah. Lima desa di Lokop, Aceh Timur diperebutkan kedua kabupaten ini, sehingga berpengaruh pada DPT.
"Seharusnya kami sudah rapat sore kemarin, tapi KIP Bener Meriah belum dapat dihubungi," kata Abdul.(azh)
Dalam orasinya, mahasiswa menggugat kinerja KIP Bener Meriah yang dinilai buruk serta memihak salah satu kandidat. Selain itu, KIP dinilai telah melakukan penggelembungan Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Banyak pemilih ganda, ada yang sudah meninggal masuk DPT, bahkan ada nama pemilih yang aneh-aneh seperti sampah dan mayat," tegas Muslim Arsani, demonstran asal Universitas Syiahkuala (Unsyiah), Jumat (16/3/2012).
Para mahasiswa juga meminta penghentian tahapan Pilkada sebelum tuntas masalah pengelembungan suara. Menurut Muslim, KIP Kabupaten Bener Meriah telah memaksakan lima desa di Serbe Jadi, Lokop, Aceh Timur, daerah perbatasan antar kabupaten itu untuk memilih di Bener Meriah.
Mahasiswa mengancam, jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, pihaknya akan menduduki kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) bersama masyarakat menuntut pilkada Aceh ditunda.
Unjuk rasa berjalan damai, sembilan aktivis diperbolehkan masuk ke dalam gedung bertemu Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Abdul Salam Pohroh. Delegasi Mahasiswa Abdul menyatakan akan menampung aspirasinya.
"Kami menerima aspirasinya, Senin nanti kami akan rapat semoga ada solusinya," kata Abdul.
Diperkirakan KIP Aceh akan merubah DPT, terkait kisruh wilayah perbatasan Aceh Timur-Bener Meriah. Lima desa di Lokop, Aceh Timur diperebutkan kedua kabupaten ini, sehingga berpengaruh pada DPT.
"Seharusnya kami sudah rapat sore kemarin, tapi KIP Bener Meriah belum dapat dihubungi," kata Abdul.(azh)
()