Pengungsi ricuh berebut bantuan biskuit

Senin, 05 Maret 2012 - 10:47 WIB
Pengungsi ricuh berebut bantuan biskuit
Pengungsi ricuh berebut bantuan biskuit
A A A
Sindonews.com - Pengungsi korban banjir bandang di Desa Sopo Batu, Mandailing Natal Sumtra Utara (Sumut) kondisinya memprihatinkan. Lokasi pengungsian yang terisolasi membuat penyaluran bantuan para korban bencana ini sangat minim.

Setiap bantuan datang, para warga, terutama anak-anak saling berebut untuk mendapatkan makanan. Seperti terjadi Senin pagi tadi, ketika mobil pikap petugas dan sukarelawan datang membawa bantuan sontak anak-anak langsung menyerbu.

Bantuan berupa biskuit itu habis hanya dalam waktu lima menit. Bahkan ada sebagian anak-anak nekat naik ke atas mobil pikap petugas. Ada pula yang terinjak dan menjerit kesakitan. Untung saja, kericuhan anak-anak itu segera bisa diatasi.

Jadi, lanjut Masnidar, begitu ada bantuan datang pasti menjadi rebutan. "Bantuan sangat minim. Kami tidak tahu kenapa sangat minim, mungkin terkendala akses jalan menuju desa kami," kata Masnidar Sopo Batu yang juga menjadi korban, Senin (5/3/2012).

Menurut Masnidar, untuk menuju ke desanya memang cukup jauh. Lokasi pengungsian terletak jauh dengan jalan menanjak sekira 10 kilometer.

Sebelumnya, banjir bandang menerjang Desa Sopo Batu karena Sungai Ranto Putan meluap. Minggu 4 Maret. Akibat banjir itu, jembatan di atas Sungai Ranto Putan terputus. Ini pula salah satu kendala penyaluran bantuan. Semua kendaraan harus mencari jalan alternatif untuk tiba di lokasi.

Desa Sopo Batu berada di daerah perbukitan, sekira 10 kilo meter arah timur Kota Panyabungan, Mandailing Natal. Desa ini merupakan satu desa terparah yang ditimpa musibah banjir bandang karena berada di hulu sungai.

Sedikitnya delapan rumah hanyut dan 25 rumah lainnya rusak berat. Banjir ini juga merendam dan merusak ratusan rumah di Desa Gunung Manaon, Manyabar, Pagarantongan, dan Saba Jambu.(lin)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5892 seconds (0.1#10.140)