Gizi buruk di Hari Gizi Nasional

Rabu, 25 Januari 2012 - 10:39 WIB
Gizi buruk di Hari Gizi Nasional
Gizi buruk di Hari Gizi Nasional
A A A
Sindonews.com - Hari ini, 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam Hari Gizi ini, salah satunya dengan memperhatikan asupan makanan yang baik terutama bagi anak-anak agar tumbuh kembangnya sehat dan normal.

Sayangnya, masih banyak anak-anak Indonesia yang tak lain generasi penerus bangsa justru dalam kondisi mengenaskan karena kekurang gizi. Kondisi ini diakibatkan kondisi orangtuanya yang didera kemiskinan sehingga tidak mampu memberikan asupan makanan yang bergizi.

Ya, nasib malang ini menimpa Nesa Bagus Try, bocah berumur lima tahun ini anak pasangan Ardianto dan Marianti dengan berat badan 9 kilo gram dan tinggi 89 centimeter.

Bocah malang ini hanya bisa tidur dan duduk di pangkuan ibunya. Nesa tidak bisa berjalan seperti anak-anak seumurannya. Kondisi ini dialami Nesa sudah cukup lama, Nesa diduga terserang gizi buruk dan lumpuh layu.

Namun orangtuanya yang bekerja sebagai buruh bangunan tak sanggup membawa Nesa berobat karena ketiadaan biaya. Menurut Marianti, ibunda Nesa, kondisi putrinya itu semakin menurun. "Kedua tangannya tak mampu lagi dia gerakkan sehingga saat makan selalu harus disuapi," ucapnya, Rabu (25/1/2012).

Meski terlihat tegar, Marianti mengaku hatinya perih melihat kondisi anaknya. Di sisi lain dia dan suami tak bisa berbuat banyak untuk kesembuhan Nesa.

"Nesa ibarat bayi besar yang selalu membutuhkan perawatan dan perlindungan," tuturnya. Marianti hanya berharap pemerintah setempat bisa memberikan bantuan pelayanan medis bagi putrinya. Dengan begitu, Nesa dapat sembuh dan beraktivitas seperti anak-anak normal lainnya.

Sekadar diketahui, jumlah penderita gizi buruk di Indonesia memang masih tinggi. Namun tiap tahun mengalami penurunan berkat berbagai upaya yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat. Menkes dr Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, gizi kurang saat ini jumlahnya semakin menurun, sekarang sekitar 17,4 persen yang awalnya mencapai 30-an persen.

Beberapa upaya terus dilakukan agar nantinya jumlah penderita gizi buruk bisa mencapai MDGs (Millenium Development Goals) yaitu kurang dari 15 persen seperti:

Pertama, deteksi dini di posyandu dengan melakukan penimbangan bayi dan balita serta melalui KMS (Kartu Menuju Sehat) sehingga bisa diketahui grafik pertumbuhannya. Kedua, upaya pemulihan gizi dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), hal ini karena dana BOK boleh digunakan untuk pemulihan gizi.

Ketiga, jika kondisinya belum berat maka ada upaya berbasis masyarakat. Keempat, tapi jika kondisinya sudah berat, maka akan ditangani di rumah sakit.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7803 seconds (0.1#10.140)