Penculikan ibu hamil rekayasa

Selasa, 24 Januari 2012 - 10:44 WIB
Penculikan ibu hamil rekayasa
Penculikan ibu hamil rekayasa
A A A
Sindonews.com - Polisi memastikan laporan atas peristiwa penculikan sekaligus membawa kabur bayi dalam kandungan yang menimpa,Sarubi Niati Cholisoh,28,murni rekayasa.

”Cerita penculikan itu dipastikan rekayasa dari sang istri (Sarubi Niati Sholisoh), motifnya bahwa sang istri tidak mau diceraikan,” ungkap Kapolrestabes Semarang, Kombes Elan Subilan,tadi malam. Elan mengatakan informasi terkait penculikan itu sebelumnya memang sudah diterima pihaknya. Beberapa keterangan pelapor dianalisis, dan hasilnya memang meragukan.

Di antaranya, hasil visum yang dilakukan petugas menyebutkan tidak ada tandatanda bahwa korban telah mengalami kekerasan saat diculik. Hal ini bertentangan dengan pengakuan korban yang mengaku kedua tangannya diikat dan disekap dalam sebuah gudang selama lima hari,terhitung mulai Rabu (18/1) hingga akhirnya dibebaskan pada Minggu (22/1).

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang,AKBP Augustinus B Pangaribuan menambahkan kebenaran cerita itu memang meragukan.”Kami lakukan visum dokter, hasilnya memang tidak ada tanda-tanda kehamilan atau bekas melahirkan pada pelapor, hasil tes visum memang negatif, pelapor tidak pernah hamil apalagi melahirkan,” tambahnya. Menguatkan hal itu, tim dari Polrestabes Semarang diberangkatkan ke Magelang, tempat tinggal asal pelapor.

”Ya, memang selama ini korban tinggal di Magelang, tim kami ke sana untuk memastikannya,” terangnya. Ketika ditanyakan, apakah motif dari pelapor melakukan itu,Pangaribuan menjelaskan bahwa sang istri tidak mau diceraikan oleh suaminya. ”Motifnya hanya itu, tidak mau diceraikan,” katanya tanpa menjelaskan lebih rinci.

Pantauan SINDO, rumah yang ditempati pasangan Sardi, 34 dan Niati, 28, di Jalan Sidodadi 34 B, Kelurahan Karangtempel, Semarang,itu berlantai dua dengan cat paduan warna kuning – oranye.Rumah tersebut terletak tak jauh dari kampus Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKP) PGRI Semarang. Rumah itu terlihat lebih megah di antara bangunan- bangunan di sekitarnya.

Walau demikian, rumah itu terlihat sepi. Pagar tertutup rapat dengan digembok. Rumah itu, sebelumnya dikatakan Sardi adalah rumah kos.Pemiliknya berada di Jakarta. Pasutri itu diberikan pekerjaan sebagai penjaga kos, sekaligus tinggal di situ. Ketua RT02/RWII, Kelurahan Karangtempel,Kecamatan Semarang Timur, Hariadi, tidak berada di rumah ketika hendak ditemui untuk digali informasinya.

Saat disambangi rumahnya,hanya ditemui anak perempuannya,Kiki. ”Penghuninya ada, tapi tidak pernah kumpul bareng warga, kalau ada acara RT juga tidak pernah ada yang datang,” kata Kiki. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5265 seconds (0.1#10.140)