Awas angin kencang terjang DIY
A
A
A
Sindonews.com - Meski gelombang laut di perairan selatan Jawa mulai surut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau nelayan di pantai selatan DIY tetap mewaspadai angin kencang.
Warga juga diminta waspadai angin puting beliung. Kepala BMKG Yogyakarta Muhammad Riyadi mengatakan, gelombang laut yang sebelumnya diprediksi mencapai ketinggian 3 meter, mulai Sabtu kemarin mengalami penurunan sekitar 1,5–2,5 meter.
Meski demikian, para nelayan di perairan selatan DIY diminta tetap mewaspadai angin kencang. “Tinggi gelombang mulai turun, tapi angin kencang tetap harus diwaspadai,” ucapnya.
Riyadi mengaku kecepatan angin mencapai 5–34 km/jam. Kecepatan angin itu terbilang tinggi dan berpotensi terhadap gelombang laut. Selain itu, warga yang berada di perkotaan diharapkan tetap mewaspadai angin yang berpotensi terjadinya puting beliung.
“Puting beliung itu biasa terjadi di daerah yang vegetasinya kurang, wilayah perkotaan itu sangat potensi, jadi kita harapkan masyarakat untuk tetap waspada,” paparnya.
Wakil Ketua SAR Wilayah II Gunungkidul,yang juga Ketua Nelayan Pantai Baron Sunardi, ketika dihubungi terpisah mengatakan, meski dalam dua pekan terakhir gelombang laut naik, nelayan menilainya tetap aman.
Memang nelayan terganggu dengan angin kencang itu.Angin bergerak dari arah barat daya dan membuat nelayan melakukan pembatasan wilayah dan waktu melaut. “Biasanya bisa sampai Parangtritis, tapi sekarang kalau sudah lihat awan hitam dari arah selatan, cepat-cepat balik karena dipastikan angin tinggi,” katanya.
Menurut perhitungan nelayan, lanjut Sunardi, bulan Januari termasuk musim tangkapan ikan. Namun begitu angin yang bergerak kencang mempengaruhi nelayan dalam melaut.
Sebagai anggota SAR, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk memantau kondisi cuaca dan memberikan imbauan kepada nelayan dan wisatawan. “Imbauan terus kita sosialisasikan,kita tidak menginginkan ada korban karena pengaruh cuaca sekarang ini,” tandasnya
Longsor
Di Kabupaten Magelang, tanah longsor kembali merusak rumah warga di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kali ini dua rumah warga di Dusun Tegal Ombo RT 13 RW 5 rata tertimbun tanah. Rumah warga yang tertimpa longsor adalah milik Rowidi (40), dan Mujahyin (35). Seluruh harta benda mereka tertimbun. Selain itu, seluruh keluarganya terpaksa mengungsi.
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian yang diderita puluhan juta rupiah namun. Rowidi mengatakan rumahnya tertimpa longsor saat terjadi hujan deras pada Jumat (13/1) sekitar pukul 18.30 WIB.
“Saat itu saya ke luar rumah, mau ke kamar mandi.Saya melihat tanah di puncak tebing bergerak.Terus, saya langsung berteriak minta anak-anak dan istri saya keluar rumah,” paparnya.
Ternyata tebing itu longsor tidak lama setelah semua keluarganya sudah keluar rumah. Termasuk keluarga Mujahyin, kakak kandungnya yang juga diberi tahu supaya keluar rumah. Dua rumah keluarga kakak beradik ini memang berdampingan. Meski sempat menyelamatkan diri,semua barang-barangnya di dalam rumah tidak sempat diamankan.Tidak ada harta bendanya yang tersisa.
Seluruh bagian rumahnya juga rata tertimbun oleh tanah. Humas SAR Kabupaten Magelang, Ahmad Muslim mengatakan, keluarga Rowidi terdiri atas lima anggota keluarga, dan rumah keluarga Mujahyin juga dihuni lima orang.Karena rumahnya tidak bisa digunakan lagi, mereka disarankan mengungsi di musala.
“Kondisi rumah milik Rowidi rata dengan tanah,dan rumah milik Mujahyin juga sebagian rusak tertimbun tanah. Tinggal di musala itu hanya sementara,” ungkapnya.
Tim SAR dibantu warga setempat telah bergotong royong membersihkan puingpuing rumah kedua warga yang telah hancur tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Eko Triyono mengaskan bahwa pihaknya akan menanggung semua keperluan keluarga tersebut selama mengungsi.
Selama masa tanggap darurat,semua logistik akan ditanggung. “Tapi untuk tempat tinggal, kami belum dapat putuskan. Nanti akan kami lihat dulu perkembangan di lapangan,” katanya.
Sebelumnya,awal bulan ini, tanah longsor juga telah terjadi di Desa Ngargoretno.Empat rumah warga di Dusun Selorejo dan satu rumah di Dusun Sumbersari tertimbun tebing yang longsor.Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Warga juga diminta waspadai angin puting beliung. Kepala BMKG Yogyakarta Muhammad Riyadi mengatakan, gelombang laut yang sebelumnya diprediksi mencapai ketinggian 3 meter, mulai Sabtu kemarin mengalami penurunan sekitar 1,5–2,5 meter.
Meski demikian, para nelayan di perairan selatan DIY diminta tetap mewaspadai angin kencang. “Tinggi gelombang mulai turun, tapi angin kencang tetap harus diwaspadai,” ucapnya.
Riyadi mengaku kecepatan angin mencapai 5–34 km/jam. Kecepatan angin itu terbilang tinggi dan berpotensi terhadap gelombang laut. Selain itu, warga yang berada di perkotaan diharapkan tetap mewaspadai angin yang berpotensi terjadinya puting beliung.
“Puting beliung itu biasa terjadi di daerah yang vegetasinya kurang, wilayah perkotaan itu sangat potensi, jadi kita harapkan masyarakat untuk tetap waspada,” paparnya.
Wakil Ketua SAR Wilayah II Gunungkidul,yang juga Ketua Nelayan Pantai Baron Sunardi, ketika dihubungi terpisah mengatakan, meski dalam dua pekan terakhir gelombang laut naik, nelayan menilainya tetap aman.
Memang nelayan terganggu dengan angin kencang itu.Angin bergerak dari arah barat daya dan membuat nelayan melakukan pembatasan wilayah dan waktu melaut. “Biasanya bisa sampai Parangtritis, tapi sekarang kalau sudah lihat awan hitam dari arah selatan, cepat-cepat balik karena dipastikan angin tinggi,” katanya.
Menurut perhitungan nelayan, lanjut Sunardi, bulan Januari termasuk musim tangkapan ikan. Namun begitu angin yang bergerak kencang mempengaruhi nelayan dalam melaut.
Sebagai anggota SAR, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk memantau kondisi cuaca dan memberikan imbauan kepada nelayan dan wisatawan. “Imbauan terus kita sosialisasikan,kita tidak menginginkan ada korban karena pengaruh cuaca sekarang ini,” tandasnya
Longsor
Di Kabupaten Magelang, tanah longsor kembali merusak rumah warga di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kali ini dua rumah warga di Dusun Tegal Ombo RT 13 RW 5 rata tertimbun tanah. Rumah warga yang tertimpa longsor adalah milik Rowidi (40), dan Mujahyin (35). Seluruh harta benda mereka tertimbun. Selain itu, seluruh keluarganya terpaksa mengungsi.
Meski tidak ada korban jiwa, kerugian yang diderita puluhan juta rupiah namun. Rowidi mengatakan rumahnya tertimpa longsor saat terjadi hujan deras pada Jumat (13/1) sekitar pukul 18.30 WIB.
“Saat itu saya ke luar rumah, mau ke kamar mandi.Saya melihat tanah di puncak tebing bergerak.Terus, saya langsung berteriak minta anak-anak dan istri saya keluar rumah,” paparnya.
Ternyata tebing itu longsor tidak lama setelah semua keluarganya sudah keluar rumah. Termasuk keluarga Mujahyin, kakak kandungnya yang juga diberi tahu supaya keluar rumah. Dua rumah keluarga kakak beradik ini memang berdampingan. Meski sempat menyelamatkan diri,semua barang-barangnya di dalam rumah tidak sempat diamankan.Tidak ada harta bendanya yang tersisa.
Seluruh bagian rumahnya juga rata tertimbun oleh tanah. Humas SAR Kabupaten Magelang, Ahmad Muslim mengatakan, keluarga Rowidi terdiri atas lima anggota keluarga, dan rumah keluarga Mujahyin juga dihuni lima orang.Karena rumahnya tidak bisa digunakan lagi, mereka disarankan mengungsi di musala.
“Kondisi rumah milik Rowidi rata dengan tanah,dan rumah milik Mujahyin juga sebagian rusak tertimbun tanah. Tinggal di musala itu hanya sementara,” ungkapnya.
Tim SAR dibantu warga setempat telah bergotong royong membersihkan puingpuing rumah kedua warga yang telah hancur tersebut. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Eko Triyono mengaskan bahwa pihaknya akan menanggung semua keperluan keluarga tersebut selama mengungsi.
Selama masa tanggap darurat,semua logistik akan ditanggung. “Tapi untuk tempat tinggal, kami belum dapat putuskan. Nanti akan kami lihat dulu perkembangan di lapangan,” katanya.
Sebelumnya,awal bulan ini, tanah longsor juga telah terjadi di Desa Ngargoretno.Empat rumah warga di Dusun Selorejo dan satu rumah di Dusun Sumbersari tertimbun tebing yang longsor.Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
()