Rampok ala ninja kuras harta juragan daging
A
A
A
Sindonews.com - Kawanan perampok bercadar ala ninja beraksi di rumah juragan daging sapi Syahroni (42), di Dusun Kutukan, Desa Lecari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, dinihari kemarin.
Pelaku yang diperkirakan tujuh orang tersebut memperdayai korban dengan ancaman celurit. Kawanan perampok ini berhasil membawa kabur satu unit mobil Daihatsu Xenia, uang tunai hasil penjualan daging sapi senilai Rp10 juta,dua sepeda motor, dan perhiasan emas 70 gram. Selain itu para pelaku juga membawa serta 1 buah laptop, 8 buah ponsel. Kerugian korban diperkirakan mencapai Rp165 juta.
Aksi perampokan ini menjadi kado pahit bagi Kapolres Pasuruan AKBP Achmad Ibrahim yang baru menduduki kursi jabatannya lima hari lalu. Keterangan yang dihimpun menyebutkan, kawanan perampok itu beraksi memasuki rumah korban dengan cara mencongkel cendela di bagian depan.Syahroni bersama putranya, Feri (12), tertidur lelap di depan TV di ruang tengah rumahnya.
Sementara istrinya, Suliana (35), dan anaknya, Waqiatul Uyun (20), tidur di dalam kamar. Sedang menantunya, Muslimin,25 tidur di kamar belakang. Para perampok ini kemudian mengikat tangan dan kaki seluruh anggota keluarga. Mereka dikumpulkan di dalam sebuah ruangan. Agar tidak berteriak, mata dan mulut korban disumpal dengan kain serta lakban. Dengan leluasa, para perampok mengobrak-abrik isi rumah korban.
Syahroni hanya bisa pasrah dan membiarkan harta bendanya dikuras pelaku. Para perampok ini sempat naik pitam karena tak menemukan kunci mobil yang disimpan korban di atas almari kamar.
“Mereka memukuli keluarga saya karena tidak menemukan kunci mobil. Saya hanya bisa pasrah dan menyerahkan harta benda yang dimintanya. Yang penting, keluarga saya selamat,” ujar Syahroni.
Setelah mendapatkan harta yang diincarnya, kawanan perampok itu kabur dengan merusak pintu rumah bagian depan. Dalam tempo sekejap, para perampok itu lenyap ditelan kegelapan malam. Syahroni yang sehari-hari berjualan daging di Pasar Pandaan itu mengaku tak mengenali ciri-ciri pelaku. Dari tujuh orang, seorang di antaranya tidak mengenakan cadar. Namun kesemuanya memegang celurit.
“Semuanya membawa celurit. Saya tidak berani memandang wajahnya berlamalama. Saya tidak mengenalnya,” kata Syahroni. Pada hari-hari biasa, ia dan keluarganya jarang tidur terlelap seperti itu. Bahkan menjelang dinihari, ia sudah harus bersiap-siap berangkat berdagang ke Pasar Pandaan.
“Saya seperti dihipnotis. Pada tengah malam, saya biasanya terbangun dan bersiap berangkat ke pasar. Tapi semalam, saya seperti mengantuk berat,” tandasnya.
Beberapa jam kemudian, sejumlah petugas kepolisian mendatangi tempat kejadian perkara. Petugas berupaya menyisir jejak pelaku yang ditinggalkan di TKP. Kapolres Pasuruan AKBP Achmad Ibrahim dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Supriyono menyatakan, telah menurunkan anggotanya untuk mengejar para pelaku.
Untuk mengungkap identitas pelaku, petugas juga telah memeriksa sejumlah saksi dan korban. “Kami sudah menyebar anggota untuk melacak para pelaku di sejumlah lokasi yang diperkirakan sebagai tempat persembunyiannya,” kata Kasat Reskrim AKP Supriyono.
Pelaku yang diperkirakan tujuh orang tersebut memperdayai korban dengan ancaman celurit. Kawanan perampok ini berhasil membawa kabur satu unit mobil Daihatsu Xenia, uang tunai hasil penjualan daging sapi senilai Rp10 juta,dua sepeda motor, dan perhiasan emas 70 gram. Selain itu para pelaku juga membawa serta 1 buah laptop, 8 buah ponsel. Kerugian korban diperkirakan mencapai Rp165 juta.
Aksi perampokan ini menjadi kado pahit bagi Kapolres Pasuruan AKBP Achmad Ibrahim yang baru menduduki kursi jabatannya lima hari lalu. Keterangan yang dihimpun menyebutkan, kawanan perampok itu beraksi memasuki rumah korban dengan cara mencongkel cendela di bagian depan.Syahroni bersama putranya, Feri (12), tertidur lelap di depan TV di ruang tengah rumahnya.
Sementara istrinya, Suliana (35), dan anaknya, Waqiatul Uyun (20), tidur di dalam kamar. Sedang menantunya, Muslimin,25 tidur di kamar belakang. Para perampok ini kemudian mengikat tangan dan kaki seluruh anggota keluarga. Mereka dikumpulkan di dalam sebuah ruangan. Agar tidak berteriak, mata dan mulut korban disumpal dengan kain serta lakban. Dengan leluasa, para perampok mengobrak-abrik isi rumah korban.
Syahroni hanya bisa pasrah dan membiarkan harta bendanya dikuras pelaku. Para perampok ini sempat naik pitam karena tak menemukan kunci mobil yang disimpan korban di atas almari kamar.
“Mereka memukuli keluarga saya karena tidak menemukan kunci mobil. Saya hanya bisa pasrah dan menyerahkan harta benda yang dimintanya. Yang penting, keluarga saya selamat,” ujar Syahroni.
Setelah mendapatkan harta yang diincarnya, kawanan perampok itu kabur dengan merusak pintu rumah bagian depan. Dalam tempo sekejap, para perampok itu lenyap ditelan kegelapan malam. Syahroni yang sehari-hari berjualan daging di Pasar Pandaan itu mengaku tak mengenali ciri-ciri pelaku. Dari tujuh orang, seorang di antaranya tidak mengenakan cadar. Namun kesemuanya memegang celurit.
“Semuanya membawa celurit. Saya tidak berani memandang wajahnya berlamalama. Saya tidak mengenalnya,” kata Syahroni. Pada hari-hari biasa, ia dan keluarganya jarang tidur terlelap seperti itu. Bahkan menjelang dinihari, ia sudah harus bersiap-siap berangkat berdagang ke Pasar Pandaan.
“Saya seperti dihipnotis. Pada tengah malam, saya biasanya terbangun dan bersiap berangkat ke pasar. Tapi semalam, saya seperti mengantuk berat,” tandasnya.
Beberapa jam kemudian, sejumlah petugas kepolisian mendatangi tempat kejadian perkara. Petugas berupaya menyisir jejak pelaku yang ditinggalkan di TKP. Kapolres Pasuruan AKBP Achmad Ibrahim dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Supriyono menyatakan, telah menurunkan anggotanya untuk mengejar para pelaku.
Untuk mengungkap identitas pelaku, petugas juga telah memeriksa sejumlah saksi dan korban. “Kami sudah menyebar anggota untuk melacak para pelaku di sejumlah lokasi yang diperkirakan sebagai tempat persembunyiannya,” kata Kasat Reskrim AKP Supriyono.
()