Ratusan hektare padi diserang tikus
A
A
A
Sindonews.com- Ratusan hektare sawah padi di Kabupaten Tulungagung diserbu hama tikus. Serangan binatang pengerat tersebut mengancam para petani kehilangan hasil panen.
Dari data yang dimiliki dinas pertanian, sedikitnya 610 hektare sawah di Kabupaten Tulungagung, masuk kategori rusak. Sebagian besar kerusakan menimpa padi di masa pertumbuhan.
Selain di sebagian wilayah Kecamatan Gondang, kerusakan juga terjadi di sebagian sawah Kecamatan Kauman, Boyolangu, Karangrejo dan Besuki. "Serangan itu berlangsung serentak," ujar Kepala Bidang Produksi Tanaman Dinas Pertanian Tulungagung Sukemi kepada wartawan, Jumat (6/1/2012).
Berdasarkan pengalaman, serangan hama tikus ini bukanlah yang pertama kalinya. Bahkan dapat dikatakan, dalam setiap tahun, serbuan tikus selalu terjadi. Menurut Sukemi, apa yang terjadi itu lebih dikarenakan dampak dari ketidakseimbangan alam.
Predator atau pemangsa yang selama ini menjadi musuh alami tikus telah musnah. "Punahnya ular dan burung hantu ini menjadikan populasi tikus menjadi tidak terkendali. Sementara pola tanam yang tidak serempak juga semakin memperburuk keadaan," terangnya.
Sebab, lanjut Sukemi, dengan pola tanam yang tidak sama, tikus akan lebih mudah berimigrasi dari sawah yang habis panen menuju ke area yang baru memasuki musim tanam. "Pencegahan satu-satunya adalah dengan mengajak petani untuk melakukan penggropyokan massal, pungkasnya.
Aksi bantai tikus secara massal pun dilakukan sejumlah petani Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel. Para petani yang sudah tiga bulan lamanya menjadi bulan-bulanan giliran menyerang lubang-lubang yang ditengarai sebagai sarang tikus. Selain diasapi dengan gas belerang, lubang tikus itu juga disemprot dengan air banyak. "Begitu keluar dari lubang langsung kita bunuh," ujar Nuryatin.
Meski tidak mampu seketika melenyapkan hama serangan, aksi gropyok massal ini cukup mengurangi serangan hama tikus di wilayah Pakel. "Sebab, kalau tidak begini, tentu seluruh tanaman akan habis tidak bersisa," pungkasnya.
Dari data yang dimiliki dinas pertanian, sedikitnya 610 hektare sawah di Kabupaten Tulungagung, masuk kategori rusak. Sebagian besar kerusakan menimpa padi di masa pertumbuhan.
Selain di sebagian wilayah Kecamatan Gondang, kerusakan juga terjadi di sebagian sawah Kecamatan Kauman, Boyolangu, Karangrejo dan Besuki. "Serangan itu berlangsung serentak," ujar Kepala Bidang Produksi Tanaman Dinas Pertanian Tulungagung Sukemi kepada wartawan, Jumat (6/1/2012).
Berdasarkan pengalaman, serangan hama tikus ini bukanlah yang pertama kalinya. Bahkan dapat dikatakan, dalam setiap tahun, serbuan tikus selalu terjadi. Menurut Sukemi, apa yang terjadi itu lebih dikarenakan dampak dari ketidakseimbangan alam.
Predator atau pemangsa yang selama ini menjadi musuh alami tikus telah musnah. "Punahnya ular dan burung hantu ini menjadikan populasi tikus menjadi tidak terkendali. Sementara pola tanam yang tidak serempak juga semakin memperburuk keadaan," terangnya.
Sebab, lanjut Sukemi, dengan pola tanam yang tidak sama, tikus akan lebih mudah berimigrasi dari sawah yang habis panen menuju ke area yang baru memasuki musim tanam. "Pencegahan satu-satunya adalah dengan mengajak petani untuk melakukan penggropyokan massal, pungkasnya.
Aksi bantai tikus secara massal pun dilakukan sejumlah petani Desa Bangunjaya, Kecamatan Pakel. Para petani yang sudah tiga bulan lamanya menjadi bulan-bulanan giliran menyerang lubang-lubang yang ditengarai sebagai sarang tikus. Selain diasapi dengan gas belerang, lubang tikus itu juga disemprot dengan air banyak. "Begitu keluar dari lubang langsung kita bunuh," ujar Nuryatin.
Meski tidak mampu seketika melenyapkan hama serangan, aksi gropyok massal ini cukup mengurangi serangan hama tikus di wilayah Pakel. "Sebab, kalau tidak begini, tentu seluruh tanaman akan habis tidak bersisa," pungkasnya.
()