Adakah Fenomena Mudik dengan Kereta Api di Tahun 2020 Ini

Jum'at, 03 April 2020 - 13:36 WIB
Adakah Fenomena Mudik dengan Kereta Api di Tahun 2020 Ini
Adakah Fenomena Mudik dengan Kereta Api di Tahun 2020 Ini
A A A
PEKALONGAN - Dengan dibatalkannya 15 KA mulai awal April, PT KAI terus mengikuti perkembangan situasi yang terjadi saat ini. Banyak wilayah yang sudah menerapkan isolasi mandiri di daerahnya, sehingga berdampak pula pada okupansi Kereta Api. (Baca: Bersuhu 38 Derajat, Penumpang Dilarang Naik Kereta Api

"Sejumlah Kepala Daerah sudah melayangkan surat kepada Direktur Utama PT KAI (Persero) untuk tidak mengoperasikan KA nya ke wilayah tertentu. Tentu saja hal ini menjadi salah satu faktor penting untuk mengambil langkah dalam pembatalan suatu KA oleh pihak PT KAI, " jelas Humas PT KAI DAOP IV Semarang, Krisbiyantoro melalui keterangan tertulisnya, Jumat (3/4/2020).

Diharapkan para Kepala Daerah yang berada di wilayah kerja DAOP IV Semarang mulai dari Tegal hingga Cepu, juga ke arah selatan sampai dengan Gundih, dapat juga melayangkan surat kepada PT KAI terkait pembatasan mobilitas/arus orang yang masuk di wilayahnya melalui transportasi Kereta Api.

Sedangkan Direksi PT KAI (Persero) meneruskan arahan dari Presiden dan Menko Kemaritiman & Investasi RI, dalam rapat terbatasnya, bahwa:

  • Tidak ada larangan untuk mudik, tetapi orang yang mudik berstatus ODP. Hal ini tentu akan menjadi perhatian kita bersama dalam mensikapinya.
  • Pembatasan okupansi KA maksimal 50% dalam rangka physical distancing, dengan sistem blok seat pada pengaturannya. Hal physical distancing ini berlaku juga meskipun ada hubungan sebagai pasangan, saudara ataupun keluarga.
  • Pegawai BUMN & Anak Perusahaan, ASN dilarang mengambil cuti / mudik. Dalam hal ini tentu kerjasamalah yang diharapkan untuk bersama mengatasi masalah Covid-19 ini.
"Masyarakat hendaknya juga sadar betul, bahwa permasalahan yang dihadapi negara kita saat ini bukanlah hanya tanggung jawab pemerintah saja, melainkan butul kerjasama seluruh elemen masyarakat," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4389 seconds (0.1#10.140)