Heboh, Fenomena Gelembung Udara Besar di Perairan Dekat Gunung Anak Krakatau
A
A
A
KALIANDA - Masyarakat dibuat heboh video viral fenomena gelembung udara berukuran besar ditemukan di Perairan Selat Sunda Lampung. Fenomena ini muncul di bibir pantai Gunung Anak Krakatau, Kamis (2/4/2020).
Fenomena ini terekam dalam video amatir yang direkam oleh Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. (Baca: Kembali Erupsi, Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik 2.000 Meter)
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Andi Suardi menduga kemunculan gelembung itu ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau. Saat ini masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
“Kemunculan fenomena alam gelembung udara di Lautan Selat Sunda ditemukan secara tak sengaja petugas pengamanan dari BKSDA Bengkulu Lampung saat berpatroli menggunakan kapal di sekitar Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau,” kata dia.
Menurut dia, gelembung udara berjumlah lebih dari satu ditemukan di bagian sisi timur Gunung Anak Krakatau. Dari kejauhan terlihat permukaan air laut seperti sedang bergolak bentuknya mirip dengan gelembung yang dikeluarkan pompa di dalam akuarium.
“Fenomena itu berupa gelembung besar yang menyembur dari dasar ke permukaan air laut. Gelembung itu tak cuma satu ada yang lainnya dan aktivitas gelembung itu menyebabkan air di sekitar lokasi menjadi bergolak,” timpalnya.
Andi Suardi mengatakan,kalau di sekitar Gunung Anak Krakatau (GAK) sejak tahun 2007 setidaknya memang ada gelembung dan sedikit menjadi hangat di satu titik di pantai GAK.
Gelembung yang muncul di Selat Sunda itu berasal dari lubang-lubang yang ada di tubuh Gunung Anak Krakatau Karena di bagian tubuh gunung api ada lubang-lubang keluar gas dan suhunya sedikit hangat adalah fenomena umum.
Meski gelembung yang muncul terjadi menerus tapi, kata dia berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini masih tenang.
“Secara umum aktivitas GAK sejak 1 bulan terakhir relatif tenang jumlah gempa vulkanik yang terekam sedikit kurang lebih 5 kejadian per hari. Demikian juga secara visual berupa hembusan asap putih dengan tinggi 50-100 meter per harinya.Untuk diketahui Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia. Bahkan letusannya pada 22 Desember 2020 telah memicu terjadinya gelombang tsunami yang menerjang Lampung dan Banten,” tandasnya.
Fenomena ini terekam dalam video amatir yang direkam oleh Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung. (Baca: Kembali Erupsi, Gunung Anak Krakatau Semburkan Abu Vulkanik 2.000 Meter)
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Andi Suardi menduga kemunculan gelembung itu ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau. Saat ini masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
“Kemunculan fenomena alam gelembung udara di Lautan Selat Sunda ditemukan secara tak sengaja petugas pengamanan dari BKSDA Bengkulu Lampung saat berpatroli menggunakan kapal di sekitar Cagar Alam dan Cagar Alam Laut Kepulauan Krakatau,” kata dia.
Menurut dia, gelembung udara berjumlah lebih dari satu ditemukan di bagian sisi timur Gunung Anak Krakatau. Dari kejauhan terlihat permukaan air laut seperti sedang bergolak bentuknya mirip dengan gelembung yang dikeluarkan pompa di dalam akuarium.
“Fenomena itu berupa gelembung besar yang menyembur dari dasar ke permukaan air laut. Gelembung itu tak cuma satu ada yang lainnya dan aktivitas gelembung itu menyebabkan air di sekitar lokasi menjadi bergolak,” timpalnya.
Andi Suardi mengatakan,kalau di sekitar Gunung Anak Krakatau (GAK) sejak tahun 2007 setidaknya memang ada gelembung dan sedikit menjadi hangat di satu titik di pantai GAK.
Gelembung yang muncul di Selat Sunda itu berasal dari lubang-lubang yang ada di tubuh Gunung Anak Krakatau Karena di bagian tubuh gunung api ada lubang-lubang keluar gas dan suhunya sedikit hangat adalah fenomena umum.
Meski gelembung yang muncul terjadi menerus tapi, kata dia berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini masih tenang.
“Secara umum aktivitas GAK sejak 1 bulan terakhir relatif tenang jumlah gempa vulkanik yang terekam sedikit kurang lebih 5 kejadian per hari. Demikian juga secara visual berupa hembusan asap putih dengan tinggi 50-100 meter per harinya.Untuk diketahui Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia. Bahkan letusannya pada 22 Desember 2020 telah memicu terjadinya gelombang tsunami yang menerjang Lampung dan Banten,” tandasnya.
(sms)