Pemakaman Jenazah Pasien Positif Corona di Tasikmalaya Ditolak Warga

Minggu, 29 Maret 2020 - 20:29 WIB
Pemakaman Jenazah Pasien...
Pemakaman Jenazah Pasien Positif Corona di Tasikmalaya Ditolak Warga
A A A
TASIKMALAYA - Puluhan warga bergerombol depan halaman masuk Pemakaman Umum Tionghoa di Jalan Sindangsono Kelurahan Setiamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (29/3/2020).

Tak biasanya mereka cepat keluar rumah setelah hampir seminggu mengurung diri dalam rumah mengikuti imbauan pemerintah. Dua bambu sepanjang tujuh meter menutup halaman tersebut, sambil sesekali ada warga mengeluarkan sumpah serapah bahwa mereka takut tertular virus corona (COVID-19). (Baca juga: Kabar Baik, 3 Pasien Positif Corona di Kota Malang Sembuh)

Kain putih sepanjang tiga meter terpasang, isinya menyatakan mereka menolak penguburan jenazah dengan tulisan, "Kami Warga Sindangsono-Sindanglengo Menolak Tegas Penguburan Jenazah Untuk Sementara Dihentikan".

Memang tak ada tulisan jelas apakah menolak penguburan jenazah terduga positif corona atau etnis tionghoa. Tapi mereka meyakinkan SINDonews bahwa mereka menolak jenazah tertular corona. Sekitar 30 meter dari halaman atau sering disebut Tiongteng nampak aktifitas warga lain sedang menggali kuburan. Ketika ditanya semua serempak sekedar menggali. Tak ada yang terbuka karena menggali kuburan sering dilakukan dipemakaman tersebut.

Datanglah pria sekira usia 50-an mengaku Ketua RW setempat. Dia memperkenalkan diri bernama Mumun kemudian menghampiri mobil jenazah bertuliskan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya. Mumun bergegas menemui dua orang petugas yang mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan menannyakan apakah benar mayat yang akan dikuburkan positif corona.

Dua petugas itu pun nampak bingung, keduanya hanya menjawab sekedar menjalankan tugas. Namun mengakui didalam mobil jenazah ada mayat dalam peti mati ditutupi plastik. "Kalau begitu mana surat keterangan kematiannya? Karena sudah biasa kalau akan melakukan penguburan sukamada surat kematian ke RT dan RW disini," kata Mumun.

Petugas tadi menunjukkan surat tersebut ada di mobil sambil nampak panik karena warga terus berdatangan. Pantauan SINDOnews, pintu mobil jenazah sengaja dibuka dan sedang dilakukan penyemprotan oleh petugas lain.

Tak lama datang mobil patroli kepolisian, kemudian turun seseorang menanyakan siapa dan maksudnya apa mendatangi pemakaman. RW Mumun dengan tegas memeperkenal diri sebagai RW setempat ingin menyampaikan keluhan warga. Mumun bilang warga menolak pemakaman jika jenazahnya positif corona.

Datanglah mobil Camat dan selanjutnya menyatakan bahwa sudah diputuskan tidak jadi dimakamkan hanya meminta agar mobil jenazah dilokasi dulu. Camat Tamansari, Ukim Somantri ini menegaskan bahwa jenazah akan dimakamkan di makam pemerintah.

Kepolisian maupun Camat meninggalkan lokasi, tapi warga rupanya tak sabar meminta petugas jenazah meninggalkan lokasi. Bahkan ditempat galian sempat ada warga bersitegang meski akhirnya bisa ditenangkan.

"Saya kedatangan warga bahwa akan dilakukan pemakaman disini (Bong Tionghoa). Katanya sudah ditolak juga oleh warga disekitar tempat krematorium. Ceritanya jenazah ini corona," ujar Mumun. Mobil jenazah pergi meninggalkan lokasi, tapi warga tetap berkerumun di halaman tempat pemakaman tionghoa.

Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan mengakui jenazah tadi positif corona. Dia mengatakan jenazah itunsalah satu pasen positif corona yang meninggal dunia di salah satu rumah sakit sekira pukul 01.30 WIB.

Setelah dilakukan Rakor Tertutup di Bale Kota Tasikmalaya pada Minggu (29/3/2020), jenazah disepakati akan dikremasi. "Tapi ditolak warga juga, maka dikebumikan dikomplek Pemakaman Tionghoa," kata Ivan.

Karena ditolak juga, Ivan pun masih menunggu laporan karena jenazah tadi pastinya dikremasi. "Ya harapan kami jenazah positif corona tidak harus ditolak karena sudah steril sejak di rumah sakit. Jenazah sudah diurus dengan baik," ucap Ivan.

Meski demikian penolakan ini menjadi masukan berharga Pemerintah Kota Tasikmalaya yang salah satunya Pemerintah segera menggandeng seluruh unsur masyarakat agar ke depan tidak ada penolakan lagi. "Salah satunya ulama karena bagi yang muslim akan ditempatkan di pemakaman milik pemerintah yang sama tempatnya di Tamansari," kata Ivan.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)