Marten : Majelis Rasulullah SAW Mitra Pemkot Gorontalo
A
A
A
GORONTALO - Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha mengatakan, Majelis Rasulullah SAW adalah mitra kerja Pemerintah Kota Gorontalo, dalam membina generasi muda. Hal ini ia ungkapkan ketika menyampaikan sambutan pemerintahan daerah, di kegiatan Tablig Akbar, dalam rangka memperingati Isra M’iraj Nabi Besar Muhammad SAW, Sabtu (7/3/2020) di Masjid Raya Baiturrahim Kota Gorontalo.
“Kegiatan keagamaan seperti ini seyogyanya menjadi model bagi umat islam, dalam mendidik anak-anak muda. Tidak cukup program pemerintah, tapi peran serta masyarakat, majelis, organisasi islam, harus turun aktif dalam membina anak-anak muda, dan insyaallah berahlakul karima. Tantangan kedepan semakin kompleks dan sulit untuk diprediksi, sehingga majelis seperti ini sangat penting,” ungkapnya.
“Apalagi majelis ini bukan sebuah organisasi masyarakat atau organisasi politik, ini menjadi wadah bagi umat islam untuk berdakwa. Sehingga, Pemerintah Kota Gorontalo berterima kasih kepada Pimpinan Pusat Majelis Rasulullah SAW di Jakarta, Habib Ir. Nabiel Almusawa, yang sudah datang ke Kota Gorontalo,” ujar Marten.
Kota Gorontalo memiliki jargon Serambi Madinah, dengan falsafah Gorontalo”Adat Bersendikan Syara’, Syara’ Bersendikan Kitabullah. Artinya, sandaran masyarakat Gorontalo itu adalah Kitabullah. Dan melalui mejalis tersebut Ia berharap, kedepanya dapat memberikan pembinaan dakwah kepada generasi muda, agartidak terjerumus ke dalam kegiatan negatif. Dan ini patut disadari oleh seluruh masyarakat, karena tantangan kedepan bukan hanya menjadi tanggungjawab Pemerntah Kota Gorontalo, melainkan seluruh masyarakat.
“Semoga melalui majelis ini kita bisa mewujudkan Kota Gorontalo dimana masyarakatnya menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Sehingga kita hidup dengan harmonis, rukun dan damai di tengah perbedaan. Saya melihat, akhir-akhir ini kegiatan islami semakin marak digelar di Kota Gorontalo. Sebagai Pemerintah Kota Gorontalo, kami pun mendukung kegiatan yang digelar oleh seluruh masyarakat,” terang Marten.
Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha.
Dari sisi lain Pemerintah Kota Gorontalo sendiri mengacungi jempol, atas kegiatan pengamanan lingkungan masyarakat, yang dilakukan oleh Kapolsek Dungingi. Dimana, dalam rangka menciptakan kondisi wilayah agar kondusif, Kapolsek Dungingi juga sebagai Ustad itu, mengamankan wilayahnya dengan berdakwah. Nah, kegiatan seperti ini, yang sangat diharapkan oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
Apalagi, aparat Polsek Dungingi sangat giat mendukung program Pemerintah Kota Gorontalo melalui Pemerintah Kecamatan Dungingi, salah satunya program Gerakan Shalat Subuh Berjamaah (GSSB). Dirinya berharap, program yang dijalankan Pemerintah Kota Gorontalo sudah bertahun-tahun itu, terus digalakkan oleh seluruh masyarakat dan aparat instansi.
“Giat-giat seperti ini yang sangat kami harapkan bagi seluruh tokoh-tokoh, baik itu masyarakat, agama, aparat dan lain sebagainya. Jika kegiatan seperti ini kita jalankan serentak, maka seluruh wilayah Kota Gorontalo akan terhindar dari tindak kriminal, dan masyarakatnya pun akan tenang dengan aktivitas mereka sehari-hari. Dan semoga, melalui Majelis Rasulullah SAW ini, bisa mewujudkan cita-cita Pemerintah Kota Gorontalo, yakni menjadikan masyarakat religi,” tutup Marten.
“Kegiatan keagamaan seperti ini seyogyanya menjadi model bagi umat islam, dalam mendidik anak-anak muda. Tidak cukup program pemerintah, tapi peran serta masyarakat, majelis, organisasi islam, harus turun aktif dalam membina anak-anak muda, dan insyaallah berahlakul karima. Tantangan kedepan semakin kompleks dan sulit untuk diprediksi, sehingga majelis seperti ini sangat penting,” ungkapnya.
“Apalagi majelis ini bukan sebuah organisasi masyarakat atau organisasi politik, ini menjadi wadah bagi umat islam untuk berdakwa. Sehingga, Pemerintah Kota Gorontalo berterima kasih kepada Pimpinan Pusat Majelis Rasulullah SAW di Jakarta, Habib Ir. Nabiel Almusawa, yang sudah datang ke Kota Gorontalo,” ujar Marten.
Kota Gorontalo memiliki jargon Serambi Madinah, dengan falsafah Gorontalo”Adat Bersendikan Syara’, Syara’ Bersendikan Kitabullah. Artinya, sandaran masyarakat Gorontalo itu adalah Kitabullah. Dan melalui mejalis tersebut Ia berharap, kedepanya dapat memberikan pembinaan dakwah kepada generasi muda, agartidak terjerumus ke dalam kegiatan negatif. Dan ini patut disadari oleh seluruh masyarakat, karena tantangan kedepan bukan hanya menjadi tanggungjawab Pemerntah Kota Gorontalo, melainkan seluruh masyarakat.
“Semoga melalui majelis ini kita bisa mewujudkan Kota Gorontalo dimana masyarakatnya menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Sehingga kita hidup dengan harmonis, rukun dan damai di tengah perbedaan. Saya melihat, akhir-akhir ini kegiatan islami semakin marak digelar di Kota Gorontalo. Sebagai Pemerintah Kota Gorontalo, kami pun mendukung kegiatan yang digelar oleh seluruh masyarakat,” terang Marten.
Wali Kota Gorontalo Marten A. Taha.
Dari sisi lain Pemerintah Kota Gorontalo sendiri mengacungi jempol, atas kegiatan pengamanan lingkungan masyarakat, yang dilakukan oleh Kapolsek Dungingi. Dimana, dalam rangka menciptakan kondisi wilayah agar kondusif, Kapolsek Dungingi juga sebagai Ustad itu, mengamankan wilayahnya dengan berdakwah. Nah, kegiatan seperti ini, yang sangat diharapkan oleh Pemerintah Kota Gorontalo.
Apalagi, aparat Polsek Dungingi sangat giat mendukung program Pemerintah Kota Gorontalo melalui Pemerintah Kecamatan Dungingi, salah satunya program Gerakan Shalat Subuh Berjamaah (GSSB). Dirinya berharap, program yang dijalankan Pemerintah Kota Gorontalo sudah bertahun-tahun itu, terus digalakkan oleh seluruh masyarakat dan aparat instansi.
“Giat-giat seperti ini yang sangat kami harapkan bagi seluruh tokoh-tokoh, baik itu masyarakat, agama, aparat dan lain sebagainya. Jika kegiatan seperti ini kita jalankan serentak, maka seluruh wilayah Kota Gorontalo akan terhindar dari tindak kriminal, dan masyarakatnya pun akan tenang dengan aktivitas mereka sehari-hari. Dan semoga, melalui Majelis Rasulullah SAW ini, bisa mewujudkan cita-cita Pemerintah Kota Gorontalo, yakni menjadikan masyarakat religi,” tutup Marten.
(atk)