Dinas Kesehatan Pangandaran Imbau Masyarakat Tidak Panik Hadapi Corona

Selasa, 03 Maret 2020 - 12:22 WIB
Dinas Kesehatan Pangandaran...
Dinas Kesehatan Pangandaran Imbau Masyarakat Tidak Panik Hadapi Corona
A A A
PANGANDARAN - Menyikapi beredarnya isu virus corona, yang saat ini sudah mulai masuk ke Negara Indonesia, warga Pangandaran dihimbau untuk tidak panik.

Kepala Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Pangandaran Aang Syaefurahmat mengatakan, warga Pangandaran yang ingin mengetahui dirinya terjangkit virus corona atau tidak, hendaknya melakukan pemeriksaan.

"Hingga kini minat warga Pangandaran untuk melakukan pemeriksaan apakah dirinya terjangkit virus corona atau tidak tergolong rendah," kata Aang.

Bahkan kata Aang, sampai saat ini Labkesda Pangandaran belum pernah menerima pasien yang secara sengaja memeriksakan diri setelah virus corona dikabarkan mulai masuk ke Negara Indonesia.

"Alat pemeriksaan untuk mendeteksi jenis virus corona belum tersedia di Pangandaran, namun jika hanya ingin mengetahui kondisi penderita flu secara umum dari tingkat infeksinya kami bisa," tambahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Achmad Marzuki mengatakan, untuk pemeriksaan virus corona (Covid-19) tidak dapat dilakukan di Puskesmas maupun Labkesda Pangandaran.

"Alat pelindung diri (APD) yang dimiliki di tiap Puskesmas Pangandaran sangat terbatas, se Jawa Barat yang bisa mendeteksi virus corona itu hanya ada di 8 Rumah Sakit Umum (RSU)," kata Yani.

Kedelapan RSU tersebut, yakni RSU Dr Hasan Sadikin Bandung; RSU Dr Slamet Garut; RSU Gunung Jati Cirebon; RSU Dr H. A Rotinsulu Bandung; RSU R Syamsudin SH; RSU Sukabumi; RSU Indramayu dan RSU Subang.

"Kami imbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan dini dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar tidak terkena virus corona," tambahnya.

Sementata, ketersediaan masker di sejumlah apotek di Kabupaten Pangandaran, mengalami kekosongan stok.

Kondisi tersebut diduga imbas dari isu wabah virus corona yang saat ini menjadi hal menakutkan.

Robi warga Kecamatan Pangandaran membenarkan sulitnya memperoleh masker di Kecamatan Pangandaran.

"Saya sudah mencari masker dibeberapa apotek dan mini market namun kehabisan stok," kata Robi.

Salah seorang pegawai apotek di Kecamatan Pangandaran Yuli menyebutkan, kelangkaan masker sudah terjadi sekitar tiga pekan terakhir atau semenjak ramainya isu virus corona.

"Bukan hanya langka, tapi harga masker tersebut pun mengalami kenaikan yang asalnya dijual harga Rp45.000 menjadi Rp100.000 hingga Rp200.000 per box yang berisi 100 buah masker,” terang Yuli.

Kelangkaan tersebut terjadi, kata Yuli, karena barang yang dipasok sejumlah agen dan distributor kehabisan jatah dari pabrik.

" Pernah ada masyarakat yang membeli borongan, namun untuk di kirim kemananya saya tidak tahu," ucapnya.

Kendati harga masker melambung tinggi, kata dia, bukan berarti pihaknya mendapat untung besar. Karena modal untuk membeli juga harus besar.
(atk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7475 seconds (0.1#10.140)