UPDATE: 6 Siswa SMP 1 Turi Tewas Akibat Susur Sungai Sempor Sleman

Jum'at, 21 Februari 2020 - 21:25 WIB
UPDATE: 6 Siswa SMP...
UPDATE: 6 Siswa SMP 1 Turi Tewas Akibat Susur Sungai Sempor Sleman
A A A
SLEMAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman menyatakan 6 siswa SMP Negeri 1 Turi meninggal dunia saat susur sungai di Sungai Sempor, Sleman, DIY, Jumat sore (21/2/2020).

Enam murid lain mengalami luka ringan, sedangkan 5 lain masih dalam pencarian. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Suprianto menyebutkan, lebih dari 180 personel dari personel gabungan masih melakukan pencarian 5 murid yang masih harus dikonfirmasi keberadaannya. (Baca juga: Kronologi Susur Sungai Siswa SMP 1 Turi Sleman Berujung Duka)

"Personel gabungan menyusuri tepian sungai untuk mencari murid yang masih hilang meskipun dalam kondisi hujan gerimis. Sebanyak 239 murid yang selamat dari insiden telah terdata oleh pihak sekolah dan tim gabungan," katanya, Jumat malam (21/2/2020).

Musibah terjadi saat 250 murid SMP Negeri 1 Turi melakukan kegiatan ekstra kulikuler pramuka dengan menyusuri Sungai Sempor yang berada di Dusun Dukuh, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ketika melakukan susur sungai, arus air tiba-tiba deras dan volume air meningkat akibat kiriman dari hulu sungai.

"Saat ini BPBD Kabupaten Sleman telah mendirikan pos komando di lokasi kejadian dan terus berkoordinasi dengan Basarnas, TNI, Polri, dinas terkait, sukarelawan dan warga setempat," jelasnya.

Berikut ini nama korban meninggal dunia:
1. Sofia Aulia, Kelas 8, alamat Sumberejo
2. Arisma, Kelas 7, alamat Ngentak Tepan
3. Nur Azizah, Kelas 8, alamat Kembang Arum
4. Latifa, alamat Kembang Arum
5. Belum teridentifikasi
6. Belum teridentifikasi

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo menyatakan, insiden ini menjadi pembelajaran bersama sehingga insiden serupa dapat dihindari. "Apabila akan melakukan kegiatan penyusuran sungai, ini harus dilakukan oleh orang dewasa dan terlatih. Anak-anak dan remaja dilarang untuk melakukan penyusuran sungai mengingat sangat berisiko tinggi," ujarnya.

Selain itu, perlu memberitahu aparat pemerintah dan keamanan setempat. Tak kalah penting, aktivitas susur sungai dilakukan pada saat musim kemarau. "Ketika ini dilakukan pada musim hujan, risiko air menjadi tinggi mengingat apabila hujan terjadi di sekitar hulu sungai akan berdampak pada arus dan volume air sungai hingga ke bagian hilir," tandasnya.
(shf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3051 seconds (0.1#10.140)