19 Tahun Dianggap Wanita, Hari Ini Putri Natasya Sah Jadi Ahmad Si Pria Sejati
A
A
A
SURABAYA - Selama 19 tahun, Putri Natasya warga Bulak Rukem Timur Surabaya dipaksa oleh Dasar dan Sulistyowati kedua orangnya menjadi wanita. Sehari-hari dia berpenampilan seperti wanita, yakni beramput panjang dan berpakian wanita. Namun secara watak atau karakter, Putri Natasya adalah pria.
Putri Natasya seperti berada dalam waktu dan tempat yang salah. Tetapi, dia tidak bisa melawan kedua orangtuanya yang menganggap dia adalah wanita.
Pada saat dilahirkan di puskesmas, Putri Natasya memiliki kelainan kelamin bernama Hipospadia Scrotal, yakni memiliki lubang kencing di bawah zakar bukan di ujung kelamin seperti pria pada umumnya.
Kedua orangnya yang berpendidikan rendah, tidak tahu kelainan tersebut, dan menganggap anaknya terlahir wanita.
Tetapi pada Rabu (19/2/2020), Putri Natasya sah menjadi seorang pria sejati. Dia ditetapkan sebagai seorang laki-laki oleh hakim Pengadilan Negeri Surabaya pada sidang putusan yang digelar Rabu (19/2/2020) pagi.
Dalam putusan hakim, terbukti dalam fakta persidangan melalui keterangan saksi dan saksi ahli serta bukti rekam medis jika putri natasya adalah seorang laki-laki. Dia memiliki kelainan kelamin, sehingga dianggap sebagai seorang wanita oleh orang tua kandungnya. Sesuai putusan hakim, Putri Natasya kini berubah nama menjadi Ahmad Putra Adinata.
"Dengan keluarga putusan ini, maka Putri Natasya berganti nama menjadi Putra Ahmad Adinata. Memerintahkan kepada pemohon untuk melaporkan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Blora dan Surabaya, untuk mencatat perubahan kelamin dan nama pemohon," ujar Anton Eidyopriyono hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (19/2/2020).
Martin Suryanata penasehat hukum pemohon atau Putra Ahmad Adinata, mengatakan putusan pengadilan telah mengembalikan seorang anak manusia ke jati diri dan kodratnya.
"Mulai hari ini namanya Putra Ahmad Adinata, sejak lahir ini memang laki-laki, hanya karena memiliki kelainan sejak lahir saja," ujar Martin Suryanata.
Sementara itu, Sulistyowati ibu kandung pemohon atau Putra Ahmad Adinata, mengaku senang atas perubahan status anaknya tersebut. "Yang penting anak saya laki-laki, Alhamdulillah. Saya tidak tahu soal kelainan itu, taunya di puskesmas katanya perempuan," kata Sulistyowati.
Putri Natasya seperti berada dalam waktu dan tempat yang salah. Tetapi, dia tidak bisa melawan kedua orangtuanya yang menganggap dia adalah wanita.
Pada saat dilahirkan di puskesmas, Putri Natasya memiliki kelainan kelamin bernama Hipospadia Scrotal, yakni memiliki lubang kencing di bawah zakar bukan di ujung kelamin seperti pria pada umumnya.
Kedua orangnya yang berpendidikan rendah, tidak tahu kelainan tersebut, dan menganggap anaknya terlahir wanita.
Tetapi pada Rabu (19/2/2020), Putri Natasya sah menjadi seorang pria sejati. Dia ditetapkan sebagai seorang laki-laki oleh hakim Pengadilan Negeri Surabaya pada sidang putusan yang digelar Rabu (19/2/2020) pagi.
Dalam putusan hakim, terbukti dalam fakta persidangan melalui keterangan saksi dan saksi ahli serta bukti rekam medis jika putri natasya adalah seorang laki-laki. Dia memiliki kelainan kelamin, sehingga dianggap sebagai seorang wanita oleh orang tua kandungnya. Sesuai putusan hakim, Putri Natasya kini berubah nama menjadi Ahmad Putra Adinata.
"Dengan keluarga putusan ini, maka Putri Natasya berganti nama menjadi Putra Ahmad Adinata. Memerintahkan kepada pemohon untuk melaporkan ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Blora dan Surabaya, untuk mencatat perubahan kelamin dan nama pemohon," ujar Anton Eidyopriyono hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Rabu (19/2/2020).
Martin Suryanata penasehat hukum pemohon atau Putra Ahmad Adinata, mengatakan putusan pengadilan telah mengembalikan seorang anak manusia ke jati diri dan kodratnya.
"Mulai hari ini namanya Putra Ahmad Adinata, sejak lahir ini memang laki-laki, hanya karena memiliki kelainan sejak lahir saja," ujar Martin Suryanata.
Sementara itu, Sulistyowati ibu kandung pemohon atau Putra Ahmad Adinata, mengaku senang atas perubahan status anaknya tersebut. "Yang penting anak saya laki-laki, Alhamdulillah. Saya tidak tahu soal kelainan itu, taunya di puskesmas katanya perempuan," kata Sulistyowati.
(zil)