Sebelum Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan, Siswa SD Dijemput Pria Misterius

Kamis, 30 Januari 2020 - 16:00 WIB
Sebelum Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan, Siswa SD Dijemput Pria Misterius
Sebelum Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan, Siswa SD Dijemput Pria Misterius
A A A
MOJOKERTO - Misteri kematian Ardio William Oktaviano (14) yang mayatnya ditemukan di bawah jembatan Sungai Kedung Ungkal di tepi hutan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, perlahan menemui titik terang. Siswa kelas IV sekolah dasar (SD) ini, diduga menjadi korban penganiayaan dan pembunuhan.

(Baca juga: Terungkap, Mayat Ditemukan di Bawah Jembatan Ternyata Siswa SD)

Perangkat Desa Katemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Eko Wahyuti mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterima pihaknya sebelum ditemukan tak bernyawa Dio diketahui bermain gangsing dengan dua rekannya Izul dan dan Islah di halaman rumah tetangganya sekitar pukul 20.00 WIB.

"Dari keterangan gurunya yang dikasih cerita sama Islah, waktu mereka bermain itu didatangi orang berambut panjang dan mengenakan anting. Orang tersebut meminta agar diantar ke rumah Huda. Pak Huda itu rumahnya di sebelah timur," kata Wahyuti saat ditemui di RSUD RA Basoeni, Mojokerto, Kamis (30/1/2020).

Pria misterius berambut panjang itu disebutkan mengendarai sepeda motor merek Yamaha Vega. Awalnya, pria tersebut meminta Islah untuk mengantarnya ke tempat Huda. Namun, Islah menolak ajakan itu. Pria yang belum diketahui identitasnya itu lantas mengajak Dio dan memboncengnya menggunakan sepeda motor ke rumah Huda.

"Saat membonceng Dio itu, pria tersebut langsung menggeber sepeda motornya. Bahkan, Dio itu sempat mancal-mancal (meronta-ronta). Setelah itu tidak tahu, apakah Dio diajak ke rumah Huda itu atau kemana," jelas Wahyuti.

Masih menurut Wahyuti, baik Izul maupun Islah mengaku tak mengetahui siapa identitas pria misterius yang menjemput Dio. Pasca dijemput itu, Dio juga tak terlihat kembali menemui Izul dan Islah. Hingga terdengar kabar, bocah asal Dusun Katemas, Desa Katemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto itu ditemukan tak bernyawa.

"Kalau Huda itu orangnya sudah besar, usianya jauh di atas Dio. Mungkin temannya yang mengajak Dio itu. Saya kurang tahu ya. Dio itu teman anak saya, setelah diberitahu meninggal, saya langsung ke sini, karena saya juga perangkat desa," tandas Wahyuti.

Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polresta Mojokerto AKP Ade Waroka mengatakan, pihaknya saat ini belum dapat memutuskan apakah Dio merupakan korban pembunuhan atau bukan. Namun yang pasti, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk mendalami kasus ini, termasuk melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak.

"Saat ini masih dilakukan penyelidikan berdasarkan hasil autopsi. Tapi dugaan-dugaan awal yang kami temukan pasti kita tindaklanjuti. Saya sudah kerahkan anggota, kalau misalnya nanti ada kekerasan, kami akan upayakan peristiwa awal apa yang terjadi," ujar Warokka.

Mantan Kasat Reskrim Polres Bondowoso ini mengungkapkan, hasil dari autopsi sangat penting sebagai pijakan penyidik kepolisian dalam melakukan penyelidikan kasus tewasnya Dio. Terlebih, dari pemeriksaan awal ditemukan luka terbuka di bagian belakang kepala siswa SDN Katemasdungus itu.

"Luka di bagian belakang kepala itu yang akan dijadikan acuan, apakah luka ini karena benturan benda tumpul atau ada hal-hal lain, misalnya jatuh dan lain sebagainya. Yang pasti kami akan mengusut kasus ini hingga tuntas," tandas Waroka.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5693 seconds (0.1#10.140)