Ternyata Ritual Keraton Agung Sejagat Ganggu Ibadah Salat Warga

Kamis, 16 Januari 2020 - 17:34 WIB
Ternyata Ritual Keraton...
Ternyata Ritual Keraton Agung Sejagat Ganggu Ibadah Salat Warga
A A A
PURWOREJO - Tertangkapnya Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat disambut gembira warga Purworejo Jawa Tengah. Mereka mengaku bersyukur, karena selama ini terganggu dengan aktivitas keraton yang dinilai tak mengenal waktu. Keraton itu berdiri di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Ratusan pengikut dari berbagai daerah berdatangan untuk mengikuti ritual yang dilakukan hingga malam hari.

"Kegiatan mereka itu tidak mengenal waktu. Saat Maghrib dia masih ada kegiatan, waktu Asar, hingga Isya juga tetap melanjutkan kegiatan," kata ibu muda Tri Widati, Kamis (16/1/2020). (Baca: Ini Jumlah Uang Tabungan Raja Keraton Agung Sejagat di Bank)

Perempuan yang akrab disapa Wiwik itu menyampaikan, meski Azan berkumandang namun kegiatan tetap berjalan. Akibatnya, warga merasa terganggu karena tak dapat beribadah dengan nyaman dan tenang.

"Dia (pihak keraton) tidak menghormati kami sebagai yang muslim pada waktu Asar, Isya juga mereka tetap melanjutkan kegiatan tersebut. Padahal Azan itu berkumandang dekat sekali," terangnya.

"Mohon kepada aparat keamanan untuk segera menindaklanjuti ini, supaya semuanya tuntas dan desa kami kembali aman dan damai. Kami bisa beribadah dengan tenang dan saudara-saudara kami juga bisa tenang kembali," harap dia.

Keraton itu berdiri di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo. Ratusan pengikut dari berbagai daerah berdatangan untuk mengikuti ritual yang dilakukan hingga malam hari.

"Kegiatan mereka itu tidak mengenal waktu. Saat Maghrib dia masih ada kegiatan, waktu Asar, hingga Isya juga tetap melanjutkan kegiatan," kata ibu muda Tri Widati, Kamis (16/1/2020).

Perempuan yang akrab disapa Wiwik itu menyampaikan, meski Azan berkumandang namun kegiatan tetap berjalan. Akibatnya, warga merasa terganggu karena tak dapat beribadah dengan nyaman dan tenang.

"Dia (pihak keraton) tidak menghormati kami sebagai yang muslim pada waktu Asar, Isya juga mereka tetap melanjutkan kegiatan tersebut. Padahal Azan itu berkumandang dekat sekali," terangnya.

"Mohon kepada aparat keamanan untuk segera menindaklanjuti ini, supaya semuanya tuntas dan desa kami kembali aman dan damai. Kami bisa beribadah dengan tenang dan saudara-saudara kami juga bisa tenang kembali," harap dia.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)