Goa Rancang Kencono, Saksi Pelarian Laskar Kerajaan Mataram dari Kejaran Belanda

Sabtu, 11 Januari 2020 - 05:00 WIB
Goa Rancang Kencono, Saksi Pelarian Laskar Kerajaan Mataram dari Kejaran Belanda
Goa Rancang Kencono, Saksi Pelarian Laskar Kerajaan Mataram dari Kejaran Belanda
A A A
Selain dikenal sebagai objek wisata, Goa Rancang Kencono dekat air terjun Srigethuk Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, juga menjadi saksi sejarah. Ini dimulai sejak cerita pasukan Laskar Mataram yang lari dari kejaran tentara Belanda

Menurut tokoh masyarakat Bleberan, Tri Harjono, nama Goa Rancang Kencono tidak lepas dari strategi dua punggawa Laskar Mataram bernama Kiai Putut Linggo Bowo dan Kyai Soreng Pati.

Waktu itu, keduanya menemukan sebuah goa di Dusun Menggoran. Keduanya pun bisa memasang strategi untuk menghadapi penjajah Belanda. "Nama Rancang adalah sebuah upaya mengatur strategi, dan Kencono adalah strategi brilian atas rencana tersebut," ujar Tri Harjono kepada Sindonews.

Tidak hanya itu, setelah Mataram pecah pun, lokasi tersebut juga sempat digunakan untuk strategi perang Pangeran Diponegoro dan Sentot Prawirodirjo. Bahkan, beberapa cerita juga menyebutkan Goa Rancang Kencono pernah disislnggaji Sunan Kalijaga dalam syiat islamnya.

Oleh masyarakat, goa tersebut akhirnya sering dikunjungi. Banyak dari warga yang datang kemudian berdiam diri di beberapa lokasi untuk menenangkan diri.

Goa Rancang Kencono merupakan goa vertikal yang di tengah ya terdapat pohon klimoiy berusia ratusan tahun. Beberapa orang menganggap pohon berusia ratusan tahun ini, memiliki keanehan hingga disakralkan.

Tak heran kerap ditemukan sesaji yang diletakkan di bawah pohon atau disela-sela akar pohon. Gua Rancang Kencono terbagi dalam tiga ruangan utama, di mana ruangan pertama berupa mulut goa, ruangan kedua berupa ruangan dengan luas sedang, dan ruangan ketiga merupakan ruangan paling dalam dan paling sempit.

Di mulut gua yang terdapat banyak stalaktit dan stalakmit, diduga menjadi tempat tinggal manusia dalam waktu yang cukup lama. Ruangan kedua merupakan ruangan berukuran sedang dengan ukuran sekitar 3 x 3 meter.

Di tempat ini, konon pernah digunakan sebagai tempat bersembunyi oleh prajurit Kerajaan Mataram dari kejaran Belanda. Selain itu, terdapat bongkahan batu berbentuk seperti meja yang digunakan sebagai tempat bersemedi.

Ruangan terakhir terdapat prasasti di bagian dinding goa bertuliskan isi janji prajurit. Janji prajurit yang tertulis dalam prasasti Prasetya Bhinnekaku ini, dicetak dengan latar warna hitam dengan tulisan berwarna putih dan simbol merah putih dibagian tengah.

Selain itu terdapat ornamen unik berbentuk seperti kunci yang mengangkat mitos sebagai kunci gaib yang menghubungkan Gua Rancang Kencono dengan Gunung Merapi.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9702 seconds (0.1#10.140)