Kabareskim Bakal Usut Penyebab Banjir Bandang di Lebak
A
A
A
LEBAK - Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengaku akan menyelidiki penyebab banjir bandang di Lebak, Banten. Pasalnya, banjir yang menelam korban jiwa itu diduga karena adanya penambangan dan penebangan ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS).
"Di sana nanti akan di dalami, apakah karena masalah adanya hutan yang tipis, atau kondisi tanahnya yang labil, dan disitu juga pernah ada tambang-tambang. Nanti semuanya akan kita cek," kata Komjen Listyo Sigit Prabowo saat mengunjungi Kecamatan Sajira, Lebak, Minggu (5/1/2020).
Mantan Kapolda Banten itu menjelaskan, proses penyelidikan akan dilakukan setelah status tanggap darurat bencana di Kabupaten Lebak yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah berakhir.
"Ya (akan diselidiki) nanti, setelah ini akan dilakukan penertiban. Yang terpenting bagaimana mengembalikan masyarakat terkena dampak ini untuk segera pulih dan setelah itu proses kedepan nanti akan kita laksanakan berikutnya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Munardo mengatakan, faktor terjadinya banjir di Kabupaten Lebak disebakan rusaknya hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak akibat penambangan emas ilegal.
"Penyebab utama selain hujan lebat di hulu sungai di TNGHS, adalah sejumlah tambang yang pecah. Tambang ditinggalkan ambrol, longsor dan membawa bebatuan lumpur inilah yang menyapu sepanjang daerah sungai ciberang," kata Doni saat mengunjungi korban banjir di Kecamatan Lebak Gedong. kemarin
Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya juga mengatakan, penyebab banjir bandang yang menimpa wilayahnya akibat bukan hanya disebabkan oleh meluapnya sungai melainkan sudah gundulnya hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS).
"Bukan hanya luapan sungai, di sini kan kawasan TNGHS, kondisi vegetasi hutannya sudah tdk ada tanaman yang kuat, hujan semalam saja sudah begini," kata Iti kepada wartawan beberapa hari lalu. (Baca: Kunjungi Korban Banjir Lebak, Kabareskrim Salurkan Bantuan).
Agar ditindaklanjuti, Pemkab Lebak akan melakukan kordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk menangani permasalahan gundulnya TNGHS. Langkah tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana serupa dikemudian hari.
"Nanti kita akan koordinasi dengan stakeholder lainnya, akan foto udara untuk dilaporkan ke pemerintah pusat bagaimana upaya kita bersama, bagaimana penanganan supaya tidak terjadi bencana berikutnya," pungkasnya.
"Di sana nanti akan di dalami, apakah karena masalah adanya hutan yang tipis, atau kondisi tanahnya yang labil, dan disitu juga pernah ada tambang-tambang. Nanti semuanya akan kita cek," kata Komjen Listyo Sigit Prabowo saat mengunjungi Kecamatan Sajira, Lebak, Minggu (5/1/2020).
Mantan Kapolda Banten itu menjelaskan, proses penyelidikan akan dilakukan setelah status tanggap darurat bencana di Kabupaten Lebak yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah berakhir.
"Ya (akan diselidiki) nanti, setelah ini akan dilakukan penertiban. Yang terpenting bagaimana mengembalikan masyarakat terkena dampak ini untuk segera pulih dan setelah itu proses kedepan nanti akan kita laksanakan berikutnya," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Munardo mengatakan, faktor terjadinya banjir di Kabupaten Lebak disebakan rusaknya hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak akibat penambangan emas ilegal.
"Penyebab utama selain hujan lebat di hulu sungai di TNGHS, adalah sejumlah tambang yang pecah. Tambang ditinggalkan ambrol, longsor dan membawa bebatuan lumpur inilah yang menyapu sepanjang daerah sungai ciberang," kata Doni saat mengunjungi korban banjir di Kecamatan Lebak Gedong. kemarin
Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya juga mengatakan, penyebab banjir bandang yang menimpa wilayahnya akibat bukan hanya disebabkan oleh meluapnya sungai melainkan sudah gundulnya hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS).
"Bukan hanya luapan sungai, di sini kan kawasan TNGHS, kondisi vegetasi hutannya sudah tdk ada tanaman yang kuat, hujan semalam saja sudah begini," kata Iti kepada wartawan beberapa hari lalu. (Baca: Kunjungi Korban Banjir Lebak, Kabareskrim Salurkan Bantuan).
Agar ditindaklanjuti, Pemkab Lebak akan melakukan kordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk menangani permasalahan gundulnya TNGHS. Langkah tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana serupa dikemudian hari.
"Nanti kita akan koordinasi dengan stakeholder lainnya, akan foto udara untuk dilaporkan ke pemerintah pusat bagaimana upaya kita bersama, bagaimana penanganan supaya tidak terjadi bencana berikutnya," pungkasnya.
(nag)