Manatiang Piriang, Seni Hidang Unik ala Rumah Makan Padang

Minggu, 05 Januari 2020 - 05:00 WIB
Manatiang Piriang, Seni Hidang Unik ala Rumah Makan Padang
Manatiang Piriang, Seni Hidang Unik ala Rumah Makan Padang
A A A
Pernah melihat seorang pramusaji rumah makan padang membawa belasan bahkan puluhan piring berisi lauk pauk lalu menyajikannya ke hadapan kita? 'Keterampilan' itu disebut manatiang piriang.

Ya, rumah makan padang selain terkenal dengan citarasa khas lauknya yang enak dan gurih juga dikenal memiliki keunikan cara penyajian, yaitu sang pramusaji membawa belasan piring makanan tidak dengan menggunakan nampan atau gerobak.

Keterampilan yang harus dimiliki oleh para pelayan rumah makan padang ini dibutuhkan agar dapat dengan cepat dan cekatan melayani tamu. Butuh dua hingga tiga tahun mempelajari keterampilan yang disebut 'manatiang piriang' dengan konsekuensi harus membayar piring yang jatuh dan pecah.

Manatiang Piriang adalah kata kerja yang berarti mengangkat piring. Pekerjaan ini biasa dilakukan oleh laki-laki pada acara-acara adat saat menjamu makan.

Cara penyajian unik seperti ini sudah berlangsung sejak lama. Rumah makan padang pada dasarnya restoran cepat saji khas Indonesia, sehingga pelayan restoran dituntut menyajikan banyak jenis masakan dalam waktu cepat.

Meski cara penyajiannya ditumpuk, makanan yang disajikan dijamin higienis karena bagian bawah piring yang bisa saja menyentuh makanan dalam keadaan bersih.
Beberapa rumah makan padang masih ada yang mempraktikkan manatiang piriang ini. Pramusaji atau pelayan menumpuk piring-piring lauk di lengan kiri dan membawa beberapa piring lagi di tangan kanan untuk disajikan dalam waktu singkat di meja makan.

Hal seperti itu masih terlihat di Rumah Makan Simpang Raya di sekitar kawasan Taman Jam Gadang Pasar Atas, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Sabtu (4/1/2020), di tengah keramaian pengunjung, para pelayan tampak sibuk dan cekatan melayani satu per satu pelanggan. Belasan piring berisi lauk satu per satu ditumpuk di lengan kiri, sementara beberapa piring di tangan kanan, lalu dengan cepat dibawa naik tangga ke lantai 2. Aksi ini pun menjadi tontonan bagi pengunjung sambil menungu giliran dilayani.

Edi (38) salah seorang pramusaji rumah makan tersebut mengaku butuh dua hingga tiga tahun mempelajari keterampilan manatiang piriang. Saat belajar awalnya hanya mampu membawa 5 piring berdiameter sekitar 15 sentimeter, lalu besoknya ditambah beberapa piring lagi, begitu seterusnya.

Saat belajar, Edi mengaku sering piringnya jatuh. Konsekuensinya, dia harus membayar piring yang pecah. Setelah terampil, ia bisa membawa 20 hingga 25 piring di lengan kiri dan 3 piring di kanan, sehingga total bisa membawa 28 piring sekaligus.

Namun, manatiang piriang kini mulai langka karena sebagian besar rumah makan padang menggantinya dengan membawa piring pakai gerobak.

Di sisi lain, beberapa pengunjung rumah makan padang mengaku sengaja mencari rumah makan dengan cara penyajian unik sebagai tanda atau bukti rumah makan tersebut otentik asli masakan padang.

Azri (45) salah seorang wisatawan asal Jambi mengaku saat berkunjung ke Bukittinggi menemukan rumah makan asli padang dengan penyajian ala manatiang piriang, sehingga ia memastikan makanannya enak khas masakan padang.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3345 seconds (0.1#10.140)