Diduga Penyebab Banjir, Polda Dalami Gundulnya Hutan di Gunung Halimun
A
A
A
LEBAK - Polda Banten akan mendalami dugaan adanya penggundulan hutan di hulu Sungai Ciberang yang berada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dugaan tersebut muncul karena banjir yang terjadi awal tahun 2020 merupakan banjir terparah selama ini.
"Nanti setelah ini selesai semua bantuan evakuasi pertolongan kita akan dalami apa penyebabnya saat ini kita fokus pertolongan dulu," ungkap Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir di lokasi banjir di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat, 3 Januari 2020 kemarin.
Menurut Tomsi, air dari hulu Sungai Ciberang mengalir secara cepat menerjang permukiman di enam kecamatan itu juga membawa material lumpur, batang pohon dan bebatuan."Karena ada perbedaan-perbedaan di titik-titik itu sebab-sebabnya kalau ditempat lainkan pelan-pelan menggenang disini kan airnya ngebut (deras)," katanya.
Tomsi menegaskan, akan mendalami beredarnya kabar adanya penggalian tambang emas ilegal dan pembalakan liar di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. "Kan kita dalami nanti bersama instansi terkait mungkin dari Lingkungan Hidup dan pemerintah setempat," katanya.
Sebelumnya, Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya mengatakan, penyebab banjir bandang yang menimpa wilayahnya akibat bukan hanya disebabkan oleh meluapnya sungai melainkan sudah gundulnya hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS)."Bukan hanya luapan sungai, di sini kan kawasan TNGHS, kondisi vegetasi hutannya sudah tidak ada tanaman yang kuat, hujan semalam saja sudah begini," kata Iti kepada wartawan beberapa hari lalu.
Agar ditindaklanjuti, Pemkab Lebak akan melakukan kordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk menangani permasalahan gundulnya TNGHS. Langkah tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana serupa dikemudian hari.
"Nanti kita akan koordinasi dengan stakeholder lainnya, akan foto udara untuk dilaporkan ke pemerintah pusat bagaimana upaya kita bersama, bagaimana penanganan supaya tidak terjadi bencana berikutnya," ucap Iti.
"Nanti setelah ini selesai semua bantuan evakuasi pertolongan kita akan dalami apa penyebabnya saat ini kita fokus pertolongan dulu," ungkap Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir di lokasi banjir di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten, Jumat, 3 Januari 2020 kemarin.
Menurut Tomsi, air dari hulu Sungai Ciberang mengalir secara cepat menerjang permukiman di enam kecamatan itu juga membawa material lumpur, batang pohon dan bebatuan."Karena ada perbedaan-perbedaan di titik-titik itu sebab-sebabnya kalau ditempat lainkan pelan-pelan menggenang disini kan airnya ngebut (deras)," katanya.
Tomsi menegaskan, akan mendalami beredarnya kabar adanya penggalian tambang emas ilegal dan pembalakan liar di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. "Kan kita dalami nanti bersama instansi terkait mungkin dari Lingkungan Hidup dan pemerintah setempat," katanya.
Sebelumnya, Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya mengatakan, penyebab banjir bandang yang menimpa wilayahnya akibat bukan hanya disebabkan oleh meluapnya sungai melainkan sudah gundulnya hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (TNGHS)."Bukan hanya luapan sungai, di sini kan kawasan TNGHS, kondisi vegetasi hutannya sudah tidak ada tanaman yang kuat, hujan semalam saja sudah begini," kata Iti kepada wartawan beberapa hari lalu.
Agar ditindaklanjuti, Pemkab Lebak akan melakukan kordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk menangani permasalahan gundulnya TNGHS. Langkah tersebut dilakukan guna mengantisipasi terjadinya bencana serupa dikemudian hari.
"Nanti kita akan koordinasi dengan stakeholder lainnya, akan foto udara untuk dilaporkan ke pemerintah pusat bagaimana upaya kita bersama, bagaimana penanganan supaya tidak terjadi bencana berikutnya," ucap Iti.
(whb)