Jumlah Korban Tewas Bertambah, Basarnas Cocokan dengan Data Manifes
A
A
A
PALEMBANG - Pencarian korban bus Sriwijaya yang jatuh ke jurang Liku Lematang dan masuk ke aliran Sungai Lematan g, Pagaralam, Sumatera Selatan masih terus dilanjutkan.
Hasilnya, tujuh jenazah lagi ditemukan. Dengan demikian, hingga saat ini jumlah korban yang meninggal mencapai 35 orang. (Baca juga: Jenguk Korban Kecelakaan Bus Sriwijaya, Kakorlantas Dapat Fakta Mengejutkan)
Dalam pencarian yang dilakukan pada Rabu (25/12/2019), tim gabungan Basarnas, Polres, Satpol PP, BPBD, Tagana dan warga setempat menemukan lagi tiga korban tewas sekitar pukul 10.35 WIB. Kemudian, satu korban tewas ditemukan lagi pukul 12.55. Lalu, dua korban lain bisa dievakuasi pukul 15.22 dan terakhir satu jenazah ditemukan pukul 16.41.
Enam korban ditemukan terjepit bangkai bus. Sedangkan satu jenazah hanyut cukup jauh. "Semua sudah dibawa ke RS Besemah," ucap Kepala Kantor Basarnas Palembang, Berty, Kamis (26/12/2019). (Baca juga: Mengharukan, Anak Korban Bus Sriwijaya Menikah di Depan Jasad Ayahnya)
Dijelaskan Berty, untuk jumlah pasti penumpang bus memang masih simpang siur. Ada yang mengatakan jika bus tersebut awalnya mengangkut 27 orang. Namun, dalam perjalanan, sopir mengangkut penumpang lagi hingga mencapai 54 orang.
"Jika informasi itu benar, masih ada enam korban lagi yang belum ditemukan. Sebab, pada hari pertama pencarian, petugas bisa mengevakuasi 28 jenazah dan 13 korban selamat. Pencarian akan kita lakukan sampai semua korban ditemukan," lanjutnya.
Namun, kata Berty, proses evakuasi tidak mudah. Sebab, sebagian badan bus masih berada di bawah air. Tim penyelam terkendala arus deras. Selain itu, ada lubuk atau cekungan air di lokasi. Beberapa korban diduga hanyut atau tersangkut di dasar dan sela bebatuan sungai. "Kita tetap akan terus mencari sembari menunggu data pasti manifes penumpang," ucapnya.
Untuk mempermudah pencarian, bangkai bus akan ditarik ke tepi sungai. Tampak bagian atap bus bernopol BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang itu terlepas dari bodi intinya. Deretan kursi penumpang terlihat dengan jelas.
Sementara itu, Kapolres Pagar Alam AKBP Dolly Gumara mengatakan, dugaan awal bahwa kecelakaan dipicu rem bus yang blong tidak benar. Sebab, polisi menemukan bekas pengereman di jalan pinggir jurang.
Namun, lanjut Berty, pengereman diprediksi tidak maksimal karena bus melaju terlalu kencang. Selain itu, hancurnya tembok beton pembatas jalan menandakan bahwa bus melaju dengan kecepatan tinggi sebelum terjun bebas ke jurang sedalam 80 meter tersebut. "Pasti itu, kecepatannya pasti tinggi," katanya.
Hasilnya, tujuh jenazah lagi ditemukan. Dengan demikian, hingga saat ini jumlah korban yang meninggal mencapai 35 orang. (Baca juga: Jenguk Korban Kecelakaan Bus Sriwijaya, Kakorlantas Dapat Fakta Mengejutkan)
Dalam pencarian yang dilakukan pada Rabu (25/12/2019), tim gabungan Basarnas, Polres, Satpol PP, BPBD, Tagana dan warga setempat menemukan lagi tiga korban tewas sekitar pukul 10.35 WIB. Kemudian, satu korban tewas ditemukan lagi pukul 12.55. Lalu, dua korban lain bisa dievakuasi pukul 15.22 dan terakhir satu jenazah ditemukan pukul 16.41.
Enam korban ditemukan terjepit bangkai bus. Sedangkan satu jenazah hanyut cukup jauh. "Semua sudah dibawa ke RS Besemah," ucap Kepala Kantor Basarnas Palembang, Berty, Kamis (26/12/2019). (Baca juga: Mengharukan, Anak Korban Bus Sriwijaya Menikah di Depan Jasad Ayahnya)
Dijelaskan Berty, untuk jumlah pasti penumpang bus memang masih simpang siur. Ada yang mengatakan jika bus tersebut awalnya mengangkut 27 orang. Namun, dalam perjalanan, sopir mengangkut penumpang lagi hingga mencapai 54 orang.
"Jika informasi itu benar, masih ada enam korban lagi yang belum ditemukan. Sebab, pada hari pertama pencarian, petugas bisa mengevakuasi 28 jenazah dan 13 korban selamat. Pencarian akan kita lakukan sampai semua korban ditemukan," lanjutnya.
Namun, kata Berty, proses evakuasi tidak mudah. Sebab, sebagian badan bus masih berada di bawah air. Tim penyelam terkendala arus deras. Selain itu, ada lubuk atau cekungan air di lokasi. Beberapa korban diduga hanyut atau tersangkut di dasar dan sela bebatuan sungai. "Kita tetap akan terus mencari sembari menunggu data pasti manifes penumpang," ucapnya.
Untuk mempermudah pencarian, bangkai bus akan ditarik ke tepi sungai. Tampak bagian atap bus bernopol BD 7031 AU rute Bengkulu-Palembang itu terlepas dari bodi intinya. Deretan kursi penumpang terlihat dengan jelas.
Sementara itu, Kapolres Pagar Alam AKBP Dolly Gumara mengatakan, dugaan awal bahwa kecelakaan dipicu rem bus yang blong tidak benar. Sebab, polisi menemukan bekas pengereman di jalan pinggir jurang.
Namun, lanjut Berty, pengereman diprediksi tidak maksimal karena bus melaju terlalu kencang. Selain itu, hancurnya tembok beton pembatas jalan menandakan bahwa bus melaju dengan kecepatan tinggi sebelum terjun bebas ke jurang sedalam 80 meter tersebut. "Pasti itu, kecepatannya pasti tinggi," katanya.
(shf)