Grab Tindak Tegas Mitra yang Berbuat Kriminal
A
A
A
JAKARTA - Manajemen aplikasi transportasi online Grab langsung bertindak setelah terjadi insiden pelecehan seksual di Kota Malang beberapa hari lalu.
Pengemudi yang bersangkutan sudah dipecat dan Grab siap mendukung proses di kepolisian. (Baca juga: Grab Didesak Lindungi Pelanggan dari Kasus Pelecehan)
“Tidak ada toleransi. Kepada setiap pengemudi yang melakukan tindakan kriminal langsung kami pecat dan serahkan ke polisi. Yang kami lakukan sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan kami dan kami juga sudah berkonsultasi dengan banyak pihak untuk mengambil tindakan tegas ini,” ujar City Manager Grab Malang Adrian Darmali dalam keterangan tertulisnya Jumat (13/12/2019).
Adrian menyayangkan peristiwa tersebut terutama karena terjadi di luar aplikasi pemesanan Grab. Walau demikian, Grab tetap berkomitmen mendukung korban dan keluarganya. (Baca juga: Di Balik Perang Klaim Pemimpin Pasar antara Gojek dan Grab)
“Kami juga telah berkomunikasi dengan pihak keluarga korban untuk menawarkan bantuan, termasuk pendampingan psikososial bebas biaya dari lembaga pengada layanan yang direkomendasikan oleh Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan),” tambah Adrian.
Grab telah bekerja sama dengan Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan Indonesia sejak November 2018 dan juga secara reguler melakukan pelatihan bagi mitra pengemudi. Terakhir, Grab mengadakan pelatihan edukasi anti-kekerasan bagi mitra pengemudi perempuan untuk layanan GrabFood dan GrabExpress pada bulan Oktober 2019.
Grab serius soal keamanan dan keselamatan pengemudi dan penumpangnya. Sejak akhir 2018, perusahaan ini meluncurkan Roadmap Teknologi Keselamatan yang mencakup upaya preventif sejak rekrutmen, autentikasi dengan foto selfie (selfie authentication) sehingga aplikasi dan kendaraan tidak bisa dipakai oleh orang yang tidak dikenal, “Share My Ride” untuk menginformasikan perjalanan ke keluarga atau orang terdekat pelanggan, tombol darurat (Panic Button), dan perlindungan (masking) nomor telepon pelanggan sehingga tidak bisa disalahgunakan.
Terkait insiden ini, Adrian juga menghimbau agar penumpang hanya naik kendaraan Grab yang dipesan melalui aplikasi sehingga penumpang dapat memanfaatkan fitur keamanan jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
“Di dalam fitur keamanan, ada tombol darurat yang akan segera direspons oleh tim keselamatan Grab,” pungkas Adrian.
Pengemudi yang bersangkutan sudah dipecat dan Grab siap mendukung proses di kepolisian. (Baca juga: Grab Didesak Lindungi Pelanggan dari Kasus Pelecehan)
“Tidak ada toleransi. Kepada setiap pengemudi yang melakukan tindakan kriminal langsung kami pecat dan serahkan ke polisi. Yang kami lakukan sudah sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan kami dan kami juga sudah berkonsultasi dengan banyak pihak untuk mengambil tindakan tegas ini,” ujar City Manager Grab Malang Adrian Darmali dalam keterangan tertulisnya Jumat (13/12/2019).
Adrian menyayangkan peristiwa tersebut terutama karena terjadi di luar aplikasi pemesanan Grab. Walau demikian, Grab tetap berkomitmen mendukung korban dan keluarganya. (Baca juga: Di Balik Perang Klaim Pemimpin Pasar antara Gojek dan Grab)
“Kami juga telah berkomunikasi dengan pihak keluarga korban untuk menawarkan bantuan, termasuk pendampingan psikososial bebas biaya dari lembaga pengada layanan yang direkomendasikan oleh Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan),” tambah Adrian.
Grab telah bekerja sama dengan Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan Indonesia sejak November 2018 dan juga secara reguler melakukan pelatihan bagi mitra pengemudi. Terakhir, Grab mengadakan pelatihan edukasi anti-kekerasan bagi mitra pengemudi perempuan untuk layanan GrabFood dan GrabExpress pada bulan Oktober 2019.
Grab serius soal keamanan dan keselamatan pengemudi dan penumpangnya. Sejak akhir 2018, perusahaan ini meluncurkan Roadmap Teknologi Keselamatan yang mencakup upaya preventif sejak rekrutmen, autentikasi dengan foto selfie (selfie authentication) sehingga aplikasi dan kendaraan tidak bisa dipakai oleh orang yang tidak dikenal, “Share My Ride” untuk menginformasikan perjalanan ke keluarga atau orang terdekat pelanggan, tombol darurat (Panic Button), dan perlindungan (masking) nomor telepon pelanggan sehingga tidak bisa disalahgunakan.
Terkait insiden ini, Adrian juga menghimbau agar penumpang hanya naik kendaraan Grab yang dipesan melalui aplikasi sehingga penumpang dapat memanfaatkan fitur keamanan jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan.
“Di dalam fitur keamanan, ada tombol darurat yang akan segera direspons oleh tim keselamatan Grab,” pungkas Adrian.
(shf)