Batik Edelweis Khas Majalengka yang Memiliki Keunikan Tersendiri
A
A
A
MAJALENGKA - Soal batik, Majalengka mungkin bisa dikatakan masih di belakang dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. Namun, potensi batik Majalengka bakal menyamai daerah lain jika digarap baik.
Kreativitas yang terus mengalir dari para perajinnya, menjadi angin segar untuk keberlangsungan Batik di kabupaten berjuluk Kota Angin ini. Apalagi sejak beberapa tahun silam, sudah muncul beberapa corak Batik khas majalengka. Di antaranya, Simbar Kencana, Mangga Gedong Gincu adalah sebagian kecil corak Batik yang terinspirasi dari kearifan lokal.
Terbaru, muncul corak Batik Bunga keabadian, Edelweis. Sama seperti corak-corak pendahulunya, Batik Edelweis ini pun muncul dari hasil penggalian ide terhadap kekayaan alam yang ada di sekitar. Edelweis adalah salah satu tanaman yang tumbuh di Gunung Ciremai yang sebagian wilayahnya terdapat di Kabupaten Majalengka.
Turwiyati, perajin Batik dari Desa Loji, Kecamatan Jatiwangi adalah sosok di balik munculnya Batik Edelweis ini. Sharing dengan para pelaku Ekonomi Kreatif (Ekrag) di Kabupaten Majalengka, awal perjalanan Entur, demikian dia biasa disapa, menghadirkan motif Bunga yang biasa tumbuh di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu ke dalam Batik karyanya.
"Munculnya saat pembahasan Festival Edelweis Oktober lalu. Saat itu, ada tantangan dari teman-teman bagaimana kalau bikin Batik Edelweis. Akhirnya ya saya coba," kata Entur yang sudah bergelut dengan Batik sejak 2009 di kediamannya kepada SINDONews, Sabtu 7 Desember 2019.
Kehadiran Batik Edelweis Majalengka ini ternyata cukup mencuri perhatian dari berbagai kalangan, khususnya pecinta jenis kain yang kini sudah diakui dunia itu. Hal itu terlihat dari mengalirnya pesanan yang diterima Entur.
Namun sayang, hingga sekitar 1,5 bulan ini, Entur belum menyediakan Batik Edelweis dalam bentuk jadi, baju. Sampai saat ini, dia baru menyediakan bahan dan Selendang Batik Edelweis saja.
"Permintaan alhamdulillah, bagus. Ke depan mungkin menyediakan bajunya. Untuk produksi, sesuai pesanan. Ketika ada pesanan, kami buat. Untuk pesanan sendiri, bisa milih motif Edelweisnya seperti apa. Karena di sini ada beberapa motifnya. Batik ini jenisnya Batik Cap," jelas dia.
Untuk warna sendiri, Batik Edelweis ini cukup beragam. Kuning dengan warna dasar hitam, putih di atas warna dasar Biru, warna- warni dipadu dengan warna dasar hitam adalah beberapa contoh corak warna Batik Edelweis yang hingga saat ini tersedia.
Untuk ukuran motif Bunga Edelweis sendiri cukup beragam, dari mulai yang kecil hingga berukuran cukup mencolok. Begitu juga dengan penampakan dari Bunga Edelweis itu sendiri. Ada yang seolah-olah terlihat dari bagian atas bunga, ada juga yang seakan-akan terlihat dari bawah.
Sementara, Festival Edelweis, yang menjadi inspirasi dari lahirnya Batik Edelweis sendiri dihelat pada 19-20 Oktober 2019. Dalam kesempatan itu, ditanam sebanyak 2019 bibit Edelweis Anaphalis longifolia dan Anaphalis javanica di areal TNGC, tepatnya Buper Cidewata, Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh.
Kreativitas yang terus mengalir dari para perajinnya, menjadi angin segar untuk keberlangsungan Batik di kabupaten berjuluk Kota Angin ini. Apalagi sejak beberapa tahun silam, sudah muncul beberapa corak Batik khas majalengka. Di antaranya, Simbar Kencana, Mangga Gedong Gincu adalah sebagian kecil corak Batik yang terinspirasi dari kearifan lokal.
Terbaru, muncul corak Batik Bunga keabadian, Edelweis. Sama seperti corak-corak pendahulunya, Batik Edelweis ini pun muncul dari hasil penggalian ide terhadap kekayaan alam yang ada di sekitar. Edelweis adalah salah satu tanaman yang tumbuh di Gunung Ciremai yang sebagian wilayahnya terdapat di Kabupaten Majalengka.
Turwiyati, perajin Batik dari Desa Loji, Kecamatan Jatiwangi adalah sosok di balik munculnya Batik Edelweis ini. Sharing dengan para pelaku Ekonomi Kreatif (Ekrag) di Kabupaten Majalengka, awal perjalanan Entur, demikian dia biasa disapa, menghadirkan motif Bunga yang biasa tumbuh di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu ke dalam Batik karyanya.
"Munculnya saat pembahasan Festival Edelweis Oktober lalu. Saat itu, ada tantangan dari teman-teman bagaimana kalau bikin Batik Edelweis. Akhirnya ya saya coba," kata Entur yang sudah bergelut dengan Batik sejak 2009 di kediamannya kepada SINDONews, Sabtu 7 Desember 2019.
Kehadiran Batik Edelweis Majalengka ini ternyata cukup mencuri perhatian dari berbagai kalangan, khususnya pecinta jenis kain yang kini sudah diakui dunia itu. Hal itu terlihat dari mengalirnya pesanan yang diterima Entur.
Namun sayang, hingga sekitar 1,5 bulan ini, Entur belum menyediakan Batik Edelweis dalam bentuk jadi, baju. Sampai saat ini, dia baru menyediakan bahan dan Selendang Batik Edelweis saja.
"Permintaan alhamdulillah, bagus. Ke depan mungkin menyediakan bajunya. Untuk produksi, sesuai pesanan. Ketika ada pesanan, kami buat. Untuk pesanan sendiri, bisa milih motif Edelweisnya seperti apa. Karena di sini ada beberapa motifnya. Batik ini jenisnya Batik Cap," jelas dia.
Untuk warna sendiri, Batik Edelweis ini cukup beragam. Kuning dengan warna dasar hitam, putih di atas warna dasar Biru, warna- warni dipadu dengan warna dasar hitam adalah beberapa contoh corak warna Batik Edelweis yang hingga saat ini tersedia.
Untuk ukuran motif Bunga Edelweis sendiri cukup beragam, dari mulai yang kecil hingga berukuran cukup mencolok. Begitu juga dengan penampakan dari Bunga Edelweis itu sendiri. Ada yang seolah-olah terlihat dari bagian atas bunga, ada juga yang seakan-akan terlihat dari bawah.
Sementara, Festival Edelweis, yang menjadi inspirasi dari lahirnya Batik Edelweis sendiri dihelat pada 19-20 Oktober 2019. Dalam kesempatan itu, ditanam sebanyak 2019 bibit Edelweis Anaphalis longifolia dan Anaphalis javanica di areal TNGC, tepatnya Buper Cidewata, Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh.
(wib)