Pengembangan Budaya dan Pariwisata, Dorong Community Based Tourism
A
A
A
SINGARAJA - Pengembangan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Buleleng terus dilakukan. Berbagai pihak turut dilibatkan. Salah satunya dengan melibatkan masyarakat atau Community Based Tourism. Di Buleleng sendiri, community based tourism sangat berkembang dan terus didorong.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat berdialog dalam program Obrolan Budaya yang diselenggarakan RRI Singaraja, Senin (2/12/2019).
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan pengembangan pariwisata community based tourism sudah berjalan dengan lancar. Daerah Bali Aga yang dikenal dengan SCTPB, komunitasnya sangat berperan aktif mengembangkan pariwisata di sana. Komunitas Bali Aga sudah sangat digaungkan dengan nama Komunitas Masyarakat Bali Aga.
Di daerah timur pun sudah ada namun belum memiliki nama. “Komunitas ini memang belum memiliki nama. Tapi tetap berjalan di desa masing-masing,” jelasnya.
Dalam community based tourism, komunitas yang ada memang melakukan pergerakan yang sangat kuat untuk memajukan kebudayaan dan pariwisata. Seperti yang dilakukan komunitas di Pemuteran, rutin menggelar kegiatan-kegiatan mendukung kepariwisataan. Mengenai pemanfaatan teknologi informasi (TI), di SCTPB memang sudah dilakukan.
Komunitas yang ada sangat memanfaatkan TI khususnya media sosial (medsos) untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata. “Di SCTPB ada sahabat saya, Pak Ariawan yang gencar mengunggah kegiatannya. Bukan hanya kesenian, kebudayaan dan pariwisata. Melainkan juga tentang edukasi sampah, bahasa, dan pengetahuan,” ujar Agus Suradnyana.
Bupati Agus Suradnyana pun mengungkapkan dengan gencarnya promosi melalui media sosial, ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat begitu tinggi. Diharapkan sebenarnya di setiap desa ada pionir-pionir komunitas. Pemerintah tidak bisa melakukan pembangunan sendiri tanpa dukungan dari masyarakat.
“Orang sering bilang pemerintah harus hadir. Kalau memang ada kelompok masyarakat yang mau membantu, itu sangat luar biasa. Kita akan motivasi terus komunitas-komunitas maupun masyarakat untuk ikut serta,” ungkapnya.
Dia menegaskan kepada seluruh masyarakat Buleleng untuk tidak berhenti berkesenian. Sebab, kesenian dan pelestarian budaya merupakan proses yang tidak lepas dari kegiatan keagamaan yang ada di daerah masing-masing. Jika semua dilakukan secara terintegrasi, kesejahteraan akan bisa didapatkan secara tidak langsung dari apa yang dilakukan.
“Saya juga mengajak seluruh Warga Negara Indonesia datang ke Buleleng untuk melihat Buleleng secara keseluruhan. Bukan hanya budaya dan kesenian, tapi juga alamnya sangat mendukung. Buleleng sangat patut menjadi pilihan untuk berwisata,” tandas Agus Suradnyana.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat berdialog dalam program Obrolan Budaya yang diselenggarakan RRI Singaraja, Senin (2/12/2019).
Bupati Agus Suradnyana menjelaskan pengembangan pariwisata community based tourism sudah berjalan dengan lancar. Daerah Bali Aga yang dikenal dengan SCTPB, komunitasnya sangat berperan aktif mengembangkan pariwisata di sana. Komunitas Bali Aga sudah sangat digaungkan dengan nama Komunitas Masyarakat Bali Aga.
Di daerah timur pun sudah ada namun belum memiliki nama. “Komunitas ini memang belum memiliki nama. Tapi tetap berjalan di desa masing-masing,” jelasnya.
Dalam community based tourism, komunitas yang ada memang melakukan pergerakan yang sangat kuat untuk memajukan kebudayaan dan pariwisata. Seperti yang dilakukan komunitas di Pemuteran, rutin menggelar kegiatan-kegiatan mendukung kepariwisataan. Mengenai pemanfaatan teknologi informasi (TI), di SCTPB memang sudah dilakukan.
Komunitas yang ada sangat memanfaatkan TI khususnya media sosial (medsos) untuk mempromosikan kebudayaan dan pariwisata. “Di SCTPB ada sahabat saya, Pak Ariawan yang gencar mengunggah kegiatannya. Bukan hanya kesenian, kebudayaan dan pariwisata. Melainkan juga tentang edukasi sampah, bahasa, dan pengetahuan,” ujar Agus Suradnyana.
Bupati Agus Suradnyana pun mengungkapkan dengan gencarnya promosi melalui media sosial, ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat begitu tinggi. Diharapkan sebenarnya di setiap desa ada pionir-pionir komunitas. Pemerintah tidak bisa melakukan pembangunan sendiri tanpa dukungan dari masyarakat.
“Orang sering bilang pemerintah harus hadir. Kalau memang ada kelompok masyarakat yang mau membantu, itu sangat luar biasa. Kita akan motivasi terus komunitas-komunitas maupun masyarakat untuk ikut serta,” ungkapnya.
Dia menegaskan kepada seluruh masyarakat Buleleng untuk tidak berhenti berkesenian. Sebab, kesenian dan pelestarian budaya merupakan proses yang tidak lepas dari kegiatan keagamaan yang ada di daerah masing-masing. Jika semua dilakukan secara terintegrasi, kesejahteraan akan bisa didapatkan secara tidak langsung dari apa yang dilakukan.
“Saya juga mengajak seluruh Warga Negara Indonesia datang ke Buleleng untuk melihat Buleleng secara keseluruhan. Bukan hanya budaya dan kesenian, tapi juga alamnya sangat mendukung. Buleleng sangat patut menjadi pilihan untuk berwisata,” tandas Agus Suradnyana.
(akn)