Anggaran Dipotong, Jakpro Tetap Ingin Bangun Hotel di TIM

Anggaran Dipotong, Jakpro Tetap Ingin Bangun Hotel di TIM
A
A
A
JAKARTA - Anggaran pembangunan wisma berbintang lima dalam proyek Revitalisasi Taman Ismail Marzuki(TIM) yang dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dipangkas. Kendati demikian, PT Jakpro belum mau membatalkan proyek tersebut.
DPRD DKI Jakarta memangkas dana Rp400 miliar dari Rp600 miliar di tahun 2020 untuk pembangunan wisma dalam proyek revitalisasi TIM. Pemangkasan itu dilakukan saat Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab) DKI pada Rabu 27 November 2019.
Sekretaris Perusahaan PT Jakpro, Hani Sumarno mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Jakpro masih menunggu keputusan dari Pemprov DKI Jakarta selaku pemegang saham untuk membuat memutuskan rencana pembangunan wisma wisma berbintang dalam proyek revitalisasi TIM.
"Kami akan laporkan dulu kepada pemegang saham. Jadi belum ada hasil akhir, baru kemarin dipotong, sehingga akan kami bawa ke manajemen untuk kemudian dilakukan perubahan," kata Hani saat dihubungi pada Kamis 28 November 2019.
Hani menjelaskan, PT Jakpro telah menerima aspirasi yang disampaikan DPRD DKI saat rapimgab lalu. Menurutnya, sebagai perusahaan yang mendapat tugas, semua langkah yang diambil harus mendapat persetujuan dari lembaga di atasnya.
Pembangunan wisma TIM,kata Hani, merupakan bagian kecil dari gedung yang di dalamnya terdapat plaza sebagai sarana seniman berdiskusi dan latihan. Di sana juga terdapat perpustakaan dan galeri seni.
"Ditahap pertama memang ada wisma, setelah grounbreaking sudah ada kontraktornya. Kami sudah kontrak yang jelas semua selesai pada Oktober 2021," imbuhnya.
PT Jakpro, lanjut Hani juga berencana akan berkoordinasi dengan BUMN Wika Gedung sebagai pelaksana proyek. Koordinasi itu dilakukan menyusul adanya pemangkasan anggaran revitalisasi dari Rp 600 miliar menjadi Rp 200 miliar pada 2020.
"Kami harus duduk bersama dulu, kemudian nanti ada hal apa yang perlu diputuskan dari diskusi bersama sehingga dilaporkan kepada pemegang saham," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik meminta, PT Jakpro segera menghentikan pembangunan hotel di TIM. Menurutnya, revitalisasi itu adalah memperbaharui bangunan yang sudah ada, bukan malah menambahkan menjadi tempat komersil.
"Yang punya niat bangun hotel udah deh tolong diurungkan. Itu TIM buat seniman bukan tempat perhotelan," tegasnya.
DPRD DKI Jakarta memangkas dana Rp400 miliar dari Rp600 miliar di tahun 2020 untuk pembangunan wisma dalam proyek revitalisasi TIM. Pemangkasan itu dilakukan saat Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab) DKI pada Rabu 27 November 2019.
Sekretaris Perusahaan PT Jakpro, Hani Sumarno mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Jakpro masih menunggu keputusan dari Pemprov DKI Jakarta selaku pemegang saham untuk membuat memutuskan rencana pembangunan wisma wisma berbintang dalam proyek revitalisasi TIM.
"Kami akan laporkan dulu kepada pemegang saham. Jadi belum ada hasil akhir, baru kemarin dipotong, sehingga akan kami bawa ke manajemen untuk kemudian dilakukan perubahan," kata Hani saat dihubungi pada Kamis 28 November 2019.
Hani menjelaskan, PT Jakpro telah menerima aspirasi yang disampaikan DPRD DKI saat rapimgab lalu. Menurutnya, sebagai perusahaan yang mendapat tugas, semua langkah yang diambil harus mendapat persetujuan dari lembaga di atasnya.
Pembangunan wisma TIM,kata Hani, merupakan bagian kecil dari gedung yang di dalamnya terdapat plaza sebagai sarana seniman berdiskusi dan latihan. Di sana juga terdapat perpustakaan dan galeri seni.
"Ditahap pertama memang ada wisma, setelah grounbreaking sudah ada kontraktornya. Kami sudah kontrak yang jelas semua selesai pada Oktober 2021," imbuhnya.
PT Jakpro, lanjut Hani juga berencana akan berkoordinasi dengan BUMN Wika Gedung sebagai pelaksana proyek. Koordinasi itu dilakukan menyusul adanya pemangkasan anggaran revitalisasi dari Rp 600 miliar menjadi Rp 200 miliar pada 2020.
"Kami harus duduk bersama dulu, kemudian nanti ada hal apa yang perlu diputuskan dari diskusi bersama sehingga dilaporkan kepada pemegang saham," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik meminta, PT Jakpro segera menghentikan pembangunan hotel di TIM. Menurutnya, revitalisasi itu adalah memperbaharui bangunan yang sudah ada, bukan malah menambahkan menjadi tempat komersil.
"Yang punya niat bangun hotel udah deh tolong diurungkan. Itu TIM buat seniman bukan tempat perhotelan," tegasnya.
(mhd)