Sektor Pariwisata di Kota Palembang Tergerus Kabut Asap
A
A
A
PALEMBANG - Pariwisata Kota Palembang terkena imbas bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Pengelola wisata dan hunian hotel di Kota Palembang, Sumatera Selatan, mengalami penurunan omset.
Kepala Dinas Kota Palembang, Isnaini Madani mengakui ada dampak kabut asap terhadap pariwisata sekitar 20-30%. "Dampaknya pasti ada, tapi faktor harga tiket pesawat masih lebih berpengaruh 60-70% terhadap menurunnya jumlah kunjungan," ujarnya, Jumat (1/11/2019).
Seperti fenomena tiket pesawat yang naik, Pemkot Palembang juga tidak bisa berbuat banyak menghadapi dampak asap karena Kota Palembang hanya menerima kiriman asap dari wilayah terpapar karhutla di OKI.
"Kondisi ini segera berakhir, karena asap mulai hilang. Seperti yang diketahui, BMKG sudah memperkirakan bahwa asap akibat karhutla segera hilang seiring masuknya musim hujan di wilayah Sumatera Selatan pada dasarian kedua November 2019," kata mantan Kadis Tata Kota Palembang.
Seorang pengelola objek wisata taman burung, Bird Park OPI, Deti Herlina mengatakan, penurunan pengunjung paling banyak dari segmen pelajar karena sekolah-sekolah mengurangi aktivitas di luar ruangan.
"Penurunan paling terasa mulai pertengahan Oktober saat asap mulai masuk Palembang hampir setiap hari, terutama pada pagi hari. Banyak sekolah yang sudah membukukan pesanan terpaksa membatalkannya dengan alasan kesehatan siswa," kata Deti.
Akibatnya, omset taman burung mengalami penurunan hingga 50% selama Oktober 2019. Beruntung asap tidak berdampak pada burung-burung dan hewan lain yang ada di dalam kawasan tersebut.
Diketahui, kabut asap telah menghilang dari Kota Palembang setelah dilanda hujan beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Sumsel bakal kembali hujan pada 1 November hingga 3 November 2019.
Kepala Dinas Kota Palembang, Isnaini Madani mengakui ada dampak kabut asap terhadap pariwisata sekitar 20-30%. "Dampaknya pasti ada, tapi faktor harga tiket pesawat masih lebih berpengaruh 60-70% terhadap menurunnya jumlah kunjungan," ujarnya, Jumat (1/11/2019).
Seperti fenomena tiket pesawat yang naik, Pemkot Palembang juga tidak bisa berbuat banyak menghadapi dampak asap karena Kota Palembang hanya menerima kiriman asap dari wilayah terpapar karhutla di OKI.
"Kondisi ini segera berakhir, karena asap mulai hilang. Seperti yang diketahui, BMKG sudah memperkirakan bahwa asap akibat karhutla segera hilang seiring masuknya musim hujan di wilayah Sumatera Selatan pada dasarian kedua November 2019," kata mantan Kadis Tata Kota Palembang.
Seorang pengelola objek wisata taman burung, Bird Park OPI, Deti Herlina mengatakan, penurunan pengunjung paling banyak dari segmen pelajar karena sekolah-sekolah mengurangi aktivitas di luar ruangan.
"Penurunan paling terasa mulai pertengahan Oktober saat asap mulai masuk Palembang hampir setiap hari, terutama pada pagi hari. Banyak sekolah yang sudah membukukan pesanan terpaksa membatalkannya dengan alasan kesehatan siswa," kata Deti.
Akibatnya, omset taman burung mengalami penurunan hingga 50% selama Oktober 2019. Beruntung asap tidak berdampak pada burung-burung dan hewan lain yang ada di dalam kawasan tersebut.
Diketahui, kabut asap telah menghilang dari Kota Palembang setelah dilanda hujan beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Sumsel bakal kembali hujan pada 1 November hingga 3 November 2019.
(wib)