Ranjau Darat Jenis Anti-Tank Sisa Perang Dunia Kedua Ditemukan di Papua
A
A
A
JAYAPURA - Ranjau Darat jenis AT (Anti-Tank) diduga peninggalan Belanda pada Perang Pembebasan Irian Barat ditemukan Satgas Yonif 713/ Satya Tama di wilayah Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, sekitar 700 meter dari Pos Satgas.
Penemuan yang bermula dari laporan warga ini terjadi pada Senin 21 Oktober 2019. Penemuan ini bukanlah penemuan yang pertama. Beberapa waktu lalu, Satgas juga ditemukan bahan peledak di wilayah yang tidak terlalu jauh dari lokasi penemuan Ranjau. Malah, penemuan awal, adalah jenis rudal yang juga diduga sisa perang dunia kedua, termasuk ada bom Fosfor di lokasi berbeda.
Dansatgas Yonif 713/ ST, Letkol Inf Dony Gredinand mengatakan, pihaknya menduga masih ada bahan peledak diwilayah itu. Untuk itu, dia akan berkordinasi dengan Korem 172/PWY dan Kodam XVII/ Cenderawasih untuk dilakukan penyisiran.
"Nanti kita rencanakan untuk ke sana. Akan dilengkapi dengan alat pendeteksi logam untuk mengetahui keberadaan bahan peledak ini. Karena ini membahayakan warga," katanya, Selasa (22/10/2019).
Dia menjelaskan, ranjau ataupun bahan peledak lainnya yang aktif hingga tidak ada batasnya waktu. Yang rusak hanya pemicunya, namun bahan peledak di dalam ranjau, granat, atau bahkan rudal, masih aktif.
"Jadi tetap akan aktif. Tidak ada kedaluwarsa. Bisa saja meledak kalau pemicunya masih ada. Yang biasa pemicunya sudah rusak karena lama tertanam. Seperti ranjau ini. Kita cek ini adalah bahan peledak yang masih aktif," ungkapnya.
Setelah diserahkan ke Den Pal Kodam XVII/ Cenderawasih, ranjau tersebut akan dimusnahkan oleh tim penjinak bom. "Nanti teman- teman Den Pal yang akan memusnahkan itu. Lokasinya di Rindam," ucap Dony.
Serka Jumardi dari Satuan Gudmurah (Gudang Munisi Daerah) XVII/ Sentani, menyebutkan pemusnahan akan dilakukan Kamis 24 Oktober 2019. "Rencananya akan ada disposal pada Kamis di Rindam XVII Cenderawasih, nanti menunggu petunjuk," pungkasnya.
Penemuan yang bermula dari laporan warga ini terjadi pada Senin 21 Oktober 2019. Penemuan ini bukanlah penemuan yang pertama. Beberapa waktu lalu, Satgas juga ditemukan bahan peledak di wilayah yang tidak terlalu jauh dari lokasi penemuan Ranjau. Malah, penemuan awal, adalah jenis rudal yang juga diduga sisa perang dunia kedua, termasuk ada bom Fosfor di lokasi berbeda.
Dansatgas Yonif 713/ ST, Letkol Inf Dony Gredinand mengatakan, pihaknya menduga masih ada bahan peledak diwilayah itu. Untuk itu, dia akan berkordinasi dengan Korem 172/PWY dan Kodam XVII/ Cenderawasih untuk dilakukan penyisiran.
"Nanti kita rencanakan untuk ke sana. Akan dilengkapi dengan alat pendeteksi logam untuk mengetahui keberadaan bahan peledak ini. Karena ini membahayakan warga," katanya, Selasa (22/10/2019).
Dia menjelaskan, ranjau ataupun bahan peledak lainnya yang aktif hingga tidak ada batasnya waktu. Yang rusak hanya pemicunya, namun bahan peledak di dalam ranjau, granat, atau bahkan rudal, masih aktif.
"Jadi tetap akan aktif. Tidak ada kedaluwarsa. Bisa saja meledak kalau pemicunya masih ada. Yang biasa pemicunya sudah rusak karena lama tertanam. Seperti ranjau ini. Kita cek ini adalah bahan peledak yang masih aktif," ungkapnya.
Setelah diserahkan ke Den Pal Kodam XVII/ Cenderawasih, ranjau tersebut akan dimusnahkan oleh tim penjinak bom. "Nanti teman- teman Den Pal yang akan memusnahkan itu. Lokasinya di Rindam," ucap Dony.
Serka Jumardi dari Satuan Gudmurah (Gudang Munisi Daerah) XVII/ Sentani, menyebutkan pemusnahan akan dilakukan Kamis 24 Oktober 2019. "Rencananya akan ada disposal pada Kamis di Rindam XVII Cenderawasih, nanti menunggu petunjuk," pungkasnya.
(wib)