Bupati Karangasem Mas Sumatri Distribusikan Air Bersih ke Sejumlah Desa
A
A
A
AMLAPURA - Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri didampingi BPBD Karangasem, staf ahli Bupati Karangasem, asisten II dan kabag humas dan protokol setda Kabupaten Karangasem, mendistribusikan air bersih, Rabu (16/10/2019) untuk masyarakat Desa Tianyar Tengah, Kecamatan Kubu yang masih mengalami kekurangan air bersih, sesuai surat permohonan dari Kepala Desa.
Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Karangasem, IB Ketut Arimbawa, menyampaikan, titik pendistribusian dan jumlah kepala keluarga yang menerima air bersih di antaranya di Banjar Dinas Dalem, Desa Tianyar Tengah, didistribusikan air bersih sebanyak 10.000 liter dan diterima untuk 31 kk.
Titik kedua pendistribusian diarahkan ke Banjar Dinas Bukit Lambuh, Desa Tianyar Tengah, didistribusikan air bersih sebanyak 10.000 ltr untuk 47 kk.
“Dapat kami sampaikan Update Distribusi air bersih pertanggal 18 Juni sampai dengan 16 Oktober 2019 dari BPBD sebanyak 360.000 liter,” jelas Ketut Arimbawa.
Bupati Mas Sumatri menyebutkan, Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Kawasan Permukiman Balai Program Permukiman Wilayah Bali telah mengucurkan program percepatan pelayanan air bersih yang dilaksanakan di aula Kantor Bapelitbangda Karangasem, Senin (14/10/2019).
Ada 15 desa di Karangasem dapat program ini. Tiap desa dapat proyek senilai Rp 350 juta untuk infrastruktur dan biaya pengelolaan. Bantuan dikemas dalam program Pamsimas (Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat).
Mas Sumatri menambahkan,sesuai laporan Kepala Bapelitbangda Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah dikatakan,dari 52 desa yang diusulkan yang dinyatakan layak dapat bantuan sebanyak 15 desa. “Usulannya terus digulirkan, berharap jatah tahun 2020 meningkat sehingga seluruh desa terlayani air bersih yang ideal,” tuturnya.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri juga berharap lebih banyak desa dapat pelayanan air bersih secara optimal. Sebab selama ini masih banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau. “Selama musim panas, kami sibuk melayani permintaan masyarakat menyalurkan bantuan air bersih,” ungkap Bupati Mas Sumatri.
Air bersih merupakan kebutuhan vital yang sangat mempengaruhi tingkat kesehatan hidup. Dalam melayani masyarakat dengan membawa mobil tangki, ternyata tidak mudah dilakukan. Sebab terkendala geografis, rata-rata yang kesulitan air bersih di musim panas warga yang tinggal di bagian atas atau pegunungan.
Sebab membawa air sepanjang perjalanan, terlebih lagi jalannya rusak sangat menyulitkan, air yang diangkut bergerak-gerak. Oleh karena itu, ia mendorong setiap desa yang telah dapat bantuan melakukan percepatan pelayanan air bersih bersinergi dengan Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem dan BUMDes.
Usai kegiatan pendistribusian air bersih, Bupati Karangasem bersama rombongan meninjau Pura Bale Agung yang terbakar di Banjar Dinas Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu.
Kelian Banjar Muntig, Desa Tulamben, I Kadek Suparta, menerangkan, Pura Puseh Desa Adat Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem ludes terbakar, Selasa (15/10/2019) dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Dugaan sementara, kebakaran Pura Puseh terjadi gara-gara seorang penderita gangguan bermain korek api saat makemit di jaba pura.
Berdasarkan hasil pendataan, sejumlah bangunan suci di jaba Pura Puseh Desa Adat Muntug hangus terbakar dalam musibah dinihari kemarin. Di antaranya, Bale Agung ukuran 24 merek x 3 meter, Bale Panggungan ukuran 18 meter x 6 meter, dan Bale Pegat ukuran 12 meret x 2 meter, yang semuanya beratapkan ijuk. Selain itu, 5 jempana linggih pratima Ida Bhatara dan seluruh wastra (pangangge) juga ludes terbakar.
Peristiwa kebakaran di Pura Puseh Desa Adat Muntig, Selasa dinihari, pertama kali diketahui I Nyoman Bendesa, seorang warga setempat yang kebetulan melintas di lokasi. Saat itu, saksi Nyoman Bendesa melihat api sudah berkobar membakar Bale Agung, Bale Panggungan, dan Bale Pegat yang berdiri di jaba Pura Puseh.
Pura Puseh Desa Adat Muntig sendiri terdiri dari dua palebahan, yakni jeroan dan jabaan. Batas jeroan dan jabaan pura hanya dibatasi tembok rendah. Untuk menuju jeroan pura, harus melalui Candi Gelung. Sedangkan jaba pura dilengkapi Candi Bentar, yang baru usai direnovasi. Untungnya, api tidak sampai meluluhlantakkan palinggih di jeroan Pura Puseh.
Bendesa Ada Muntig, Jro Mangku Puspa, mengatakan kerugian material akibat kebakaran Pura Puseh ini mencapai sekitar Rp 2,5 miliar. Kerugian sebesar itu lebih banyak untuk pembangunan Bale Agung, Bale Panggungan, dan Bale Pegat yang beratapkan ijuk.
Menurut Jro Mangku Puspa, musibah kebakaran ini justru terjadi hanya berselang sebulan sebelum piodalan di pura Puseh Desa Adat Muntig pada Purnamaning Kalima, 12 November 2019 mendatang. “Belum tahu nanti, apakah bisa menggelar piodalan atau tidak," ujar Jro Mangku Puspa saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin. Yang jelas, kata Jro Mangku Puspa, Desa Adat Muntig berencana menggelar upacara guru piduka pada Sukra Umanis Menail, Jumat (18/10/2019) lusa, menyusul musibah terbakarnya Pura Puseh.
Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Karangasem, IB Ketut Arimbawa, menyampaikan, titik pendistribusian dan jumlah kepala keluarga yang menerima air bersih di antaranya di Banjar Dinas Dalem, Desa Tianyar Tengah, didistribusikan air bersih sebanyak 10.000 liter dan diterima untuk 31 kk.
Titik kedua pendistribusian diarahkan ke Banjar Dinas Bukit Lambuh, Desa Tianyar Tengah, didistribusikan air bersih sebanyak 10.000 ltr untuk 47 kk.
“Dapat kami sampaikan Update Distribusi air bersih pertanggal 18 Juni sampai dengan 16 Oktober 2019 dari BPBD sebanyak 360.000 liter,” jelas Ketut Arimbawa.
Bupati Mas Sumatri menyebutkan, Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Kawasan Permukiman Balai Program Permukiman Wilayah Bali telah mengucurkan program percepatan pelayanan air bersih yang dilaksanakan di aula Kantor Bapelitbangda Karangasem, Senin (14/10/2019).
Ada 15 desa di Karangasem dapat program ini. Tiap desa dapat proyek senilai Rp 350 juta untuk infrastruktur dan biaya pengelolaan. Bantuan dikemas dalam program Pamsimas (Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat).
Mas Sumatri menambahkan,sesuai laporan Kepala Bapelitbangda Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah dikatakan,dari 52 desa yang diusulkan yang dinyatakan layak dapat bantuan sebanyak 15 desa. “Usulannya terus digulirkan, berharap jatah tahun 2020 meningkat sehingga seluruh desa terlayani air bersih yang ideal,” tuturnya.
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri juga berharap lebih banyak desa dapat pelayanan air bersih secara optimal. Sebab selama ini masih banyak warga kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau. “Selama musim panas, kami sibuk melayani permintaan masyarakat menyalurkan bantuan air bersih,” ungkap Bupati Mas Sumatri.
Air bersih merupakan kebutuhan vital yang sangat mempengaruhi tingkat kesehatan hidup. Dalam melayani masyarakat dengan membawa mobil tangki, ternyata tidak mudah dilakukan. Sebab terkendala geografis, rata-rata yang kesulitan air bersih di musim panas warga yang tinggal di bagian atas atau pegunungan.
Sebab membawa air sepanjang perjalanan, terlebih lagi jalannya rusak sangat menyulitkan, air yang diangkut bergerak-gerak. Oleh karena itu, ia mendorong setiap desa yang telah dapat bantuan melakukan percepatan pelayanan air bersih bersinergi dengan Perumda Tirta Tohlangkir Karangasem dan BUMDes.
Usai kegiatan pendistribusian air bersih, Bupati Karangasem bersama rombongan meninjau Pura Bale Agung yang terbakar di Banjar Dinas Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu.
Kelian Banjar Muntig, Desa Tulamben, I Kadek Suparta, menerangkan, Pura Puseh Desa Adat Muntig, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem ludes terbakar, Selasa (15/10/2019) dinihari sekitar pukul 04.00 Wita. Dugaan sementara, kebakaran Pura Puseh terjadi gara-gara seorang penderita gangguan bermain korek api saat makemit di jaba pura.
Berdasarkan hasil pendataan, sejumlah bangunan suci di jaba Pura Puseh Desa Adat Muntug hangus terbakar dalam musibah dinihari kemarin. Di antaranya, Bale Agung ukuran 24 merek x 3 meter, Bale Panggungan ukuran 18 meter x 6 meter, dan Bale Pegat ukuran 12 meret x 2 meter, yang semuanya beratapkan ijuk. Selain itu, 5 jempana linggih pratima Ida Bhatara dan seluruh wastra (pangangge) juga ludes terbakar.
Peristiwa kebakaran di Pura Puseh Desa Adat Muntig, Selasa dinihari, pertama kali diketahui I Nyoman Bendesa, seorang warga setempat yang kebetulan melintas di lokasi. Saat itu, saksi Nyoman Bendesa melihat api sudah berkobar membakar Bale Agung, Bale Panggungan, dan Bale Pegat yang berdiri di jaba Pura Puseh.
Pura Puseh Desa Adat Muntig sendiri terdiri dari dua palebahan, yakni jeroan dan jabaan. Batas jeroan dan jabaan pura hanya dibatasi tembok rendah. Untuk menuju jeroan pura, harus melalui Candi Gelung. Sedangkan jaba pura dilengkapi Candi Bentar, yang baru usai direnovasi. Untungnya, api tidak sampai meluluhlantakkan palinggih di jeroan Pura Puseh.
Bendesa Ada Muntig, Jro Mangku Puspa, mengatakan kerugian material akibat kebakaran Pura Puseh ini mencapai sekitar Rp 2,5 miliar. Kerugian sebesar itu lebih banyak untuk pembangunan Bale Agung, Bale Panggungan, dan Bale Pegat yang beratapkan ijuk.
Menurut Jro Mangku Puspa, musibah kebakaran ini justru terjadi hanya berselang sebulan sebelum piodalan di pura Puseh Desa Adat Muntig pada Purnamaning Kalima, 12 November 2019 mendatang. “Belum tahu nanti, apakah bisa menggelar piodalan atau tidak," ujar Jro Mangku Puspa saat dikonfirmasi NusaBali, Selasa kemarin. Yang jelas, kata Jro Mangku Puspa, Desa Adat Muntig berencana menggelar upacara guru piduka pada Sukra Umanis Menail, Jumat (18/10/2019) lusa, menyusul musibah terbakarnya Pura Puseh.
(akn)