Gubernur Jabar Imbau Para Santri untuk Belajar Bahasa Inggris dan Entrepreneurship
A
A
A
KABUPATEN BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyampaikan tiga syarat Indonesia menjadi negara adidaya di hadapan ratusan santri Pondok Pesantren Al Basyariyah 2 dalam agenda Subuh Berjamaah Keliling (Subling), Minggu (20/10/19).
Tiga syarat itu adalah pertumbuhan ekonomi harus minimal diangka 5 persen, kondusivitas sosial-politik terjaga, dan generasi muda yang kompetitif.
Jika ketiganya terpenuhi, Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada tahun 2045.
Maka, Emil pun meminta syarat yang terakhir itu dipenuhi oleh para santri sebagai generasi muda yang cerdas, kompeten dan menguasai teknologi.
"Belajar agama harus, santri juga harus menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan zaman," kata Emil.
Adapun di tahun 2045 nanti atau 26 tahun dari sekarang, kondisi masyarakat Indonesia 70 persennya akan berada pada usia produktif. Untuk itu, Emil menitipkan kepada pondok pesantren (ponpes) agar memberikan skill tambahan kepada para santri yang saat ini mayoritas Generasi Z.
"Lengkapi dengan skill tambahan agar santrinya kompetitif, misalnya bahasa Inggris dan pengetahuan tentang entrepreneur di era Revolusi Industri 4.0 ini," imbau Emil.
Pada Subling kali ini, Emil juga mengajak kepada para santri atau pengurus ponpes untuk mengikuti program English for Ulama tahap dua yang akan diadakan pada 2020.
Tahun ini sendiri, lima ulama yang telah lulus program English for Ulama tahap satu akan diberangkatkan pada 2 November mendatang ke sejumlah kota di Inggris untuk berdakwah dan menyiarkan Islam yang damai.
"Silakan bagi santri atau ustad disini daftar untuk program English for Ulama berikutnya, nanti kita kirim untuk berdakwah Islam menggunakan bahasa inggris di negara lainnya," tutur Emil.
"Kita sudah siapkan anggaran Rp15 miliar per tahun untuk melatih para ulama di Jabar berbahasa Inggris," tambahnya.
Tiga syarat itu adalah pertumbuhan ekonomi harus minimal diangka 5 persen, kondusivitas sosial-politik terjaga, dan generasi muda yang kompetitif.
Jika ketiganya terpenuhi, Indonesia diprediksi akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia pada tahun 2045.
Maka, Emil pun meminta syarat yang terakhir itu dipenuhi oleh para santri sebagai generasi muda yang cerdas, kompeten dan menguasai teknologi.
"Belajar agama harus, santri juga harus menguasai teknologi dan mengikuti perkembangan zaman," kata Emil.
Adapun di tahun 2045 nanti atau 26 tahun dari sekarang, kondisi masyarakat Indonesia 70 persennya akan berada pada usia produktif. Untuk itu, Emil menitipkan kepada pondok pesantren (ponpes) agar memberikan skill tambahan kepada para santri yang saat ini mayoritas Generasi Z.
"Lengkapi dengan skill tambahan agar santrinya kompetitif, misalnya bahasa Inggris dan pengetahuan tentang entrepreneur di era Revolusi Industri 4.0 ini," imbau Emil.
Pada Subling kali ini, Emil juga mengajak kepada para santri atau pengurus ponpes untuk mengikuti program English for Ulama tahap dua yang akan diadakan pada 2020.
Tahun ini sendiri, lima ulama yang telah lulus program English for Ulama tahap satu akan diberangkatkan pada 2 November mendatang ke sejumlah kota di Inggris untuk berdakwah dan menyiarkan Islam yang damai.
"Silakan bagi santri atau ustad disini daftar untuk program English for Ulama berikutnya, nanti kita kirim untuk berdakwah Islam menggunakan bahasa inggris di negara lainnya," tutur Emil.
"Kita sudah siapkan anggaran Rp15 miliar per tahun untuk melatih para ulama di Jabar berbahasa Inggris," tambahnya.
(atk)