Helikopter Water Bombing Dikerahkan Atasi Kebakaran Gunung Arjuna
A
A
A
MALANG - Helikopter Water Bombing langsung diturunkan menyusul munculnya kembali titik api di kawasan hutan konservasi di Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo yang merupakan jalur pendakian menuju Gunung Arjuna. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, titik api berada di Blok Pusuk Lembu, Desa Toyomarto, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, helikopter water bombing dikerahkan karena titik api di kawasan Curah Sriti berada di medan yang terjal sehingga sulit dipadamkan secara manual. Saat ini penyebab kebakaran belum diketahui termasuk luasan lahan yang terbakar.
"Medannya sulit untuk ditembus jika ingin dipadamkan secara manual menggunakan tenaga manusia. Titik api berada di ketinggian 2.300 mdpl dengan kemiringan mencapai 70 derajat," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (16/10/2019).
Pengerahan helikopter water bombing, lanjut Khofifah, telah dilakukan sejak Selasa 15 Oktober 2019 menggunakan Helikopter Mi-8 milik BNPB yang lepas landas dari Lanud Abdulrachman Saleh. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung.
"Sudah berangkat (Heli) kemarin (Selasa, 15/10/2019), setelah 30 menit terbang evaluasi medan akhirnya ditarik kembali karena cuacanya berawan sehingga tidak tembus hotspot. Hari ini mulai pukul 06.30 WIB bergerak lagi, mohon doanya semoga lancar," ujarnya.
Diketahui kebakaran hutan di Kawasan Gunung Arjuno terjadi mulai Jumat 11 Oktober 2019. Sedikitnya terdapat dua titik api yang terpantau di area Gunung Mujur, Blok Curah Banteng dan wilayah Curah Sriti, Blok Pusuk Lembu, Gunung Arjuno, Karangploso, Kabupaten Malang. Saat ini titik api diketahui kembali muncul di wilayah Curah Sriti, Blok Pusuk Lembu dan masih berusaha dipadamkan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, helikopter water bombing dikerahkan karena titik api di kawasan Curah Sriti berada di medan yang terjal sehingga sulit dipadamkan secara manual. Saat ini penyebab kebakaran belum diketahui termasuk luasan lahan yang terbakar.
"Medannya sulit untuk ditembus jika ingin dipadamkan secara manual menggunakan tenaga manusia. Titik api berada di ketinggian 2.300 mdpl dengan kemiringan mencapai 70 derajat," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu (16/10/2019).
Pengerahan helikopter water bombing, lanjut Khofifah, telah dilakukan sejak Selasa 15 Oktober 2019 menggunakan Helikopter Mi-8 milik BNPB yang lepas landas dari Lanud Abdulrachman Saleh. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung.
"Sudah berangkat (Heli) kemarin (Selasa, 15/10/2019), setelah 30 menit terbang evaluasi medan akhirnya ditarik kembali karena cuacanya berawan sehingga tidak tembus hotspot. Hari ini mulai pukul 06.30 WIB bergerak lagi, mohon doanya semoga lancar," ujarnya.
Diketahui kebakaran hutan di Kawasan Gunung Arjuno terjadi mulai Jumat 11 Oktober 2019. Sedikitnya terdapat dua titik api yang terpantau di area Gunung Mujur, Blok Curah Banteng dan wilayah Curah Sriti, Blok Pusuk Lembu, Gunung Arjuno, Karangploso, Kabupaten Malang. Saat ini titik api diketahui kembali muncul di wilayah Curah Sriti, Blok Pusuk Lembu dan masih berusaha dipadamkan.
(wib)