Bandara Sentani Akan Menjadi Bandara Internasional
Bandara Sentani Akan Menjadi Bandara Internasional
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan RI secara resmi menyerahkan pengelolaan Bandara Sentani kepada PT Angkasa Pura I. Kerja sama ini berupa mitra usaha dalam bentuk Kerja sama Pemanfaatan. Selain Bandara Sentani, Kementerian Perhubungan juga mengerjasamakan pemanfaatan dua bandara lain yaitu Bengkulu dan Bangka Belitung kepada PT Angkasa Pura II.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi Minggu malam melakukan penandatanganan kerja sama bersama Direktur PT Angkasa Pura I dan II. Kerja sama pemanfaatan ini berlaku selama 30 tahun.
“Saya sangat berbahagia karena bisa menjalankan amanah Presiden untuk melakukan aktivasi terutama ide pembangungan infrastruktur yang melibatkan swasta. Hari ini ada
3 bandara, yang kita lakukan kerja sama pemanfaatan kepada swasta. Bukan dijual ya. Yaitu Bengkulu, Babel dan Papua”, katanya.
Menhub berharap ini langkah yang baik. Dimana APBN yang awalnya untuk operasional bandara-bandara tersebut, kini dapat dimanfaatkan untuk membangun, merawat bandara bandara di pinggiran dan pelosok yang belum maksimal dilakukan.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam kesempatan yang sama mengatakan, pada tahun pertama akan melakukan investasi sebesar Rp540 miliar, yakni untuk memperbaiki kualitas dan kapasitas Bandara Sentani. Menurutnya, dalam waktu dekat wajah bandara Sentani akan dipercantik, standar keamanan dan pelayanan akan
ditingkatkan. “Disesuaikan dengan standar Bandara lain yang dikelola PT ANgkasa Pura I”, tegasnya.
Faik juga menyebut, diperkirakan investasi selama 30 tahun akan mencapai Rp1,9 T. Investasi tersebut menurut Fahmi bukan tanpa pertimbangan. Karena saat ini jumlah penumpang di Bandara Sentani sekitar 2 juta pertahun. Diperkirakan pertumbuhan 10 persen pertahun.
Dari segi Cargo, traffic cargo Bandara Sentani sangat tinggi. Bandara ini jadi pintu masuk barang ke seluruh wilayah Papua. Bahkan bisa dikembangkan jadi penghubung untuk wilayah pasifik.
"Saya juga melihat ada potensi lain yaitu untuk penerbangan internasional ke wilayah Pasifik, wilayah atas ya," ungkap Fahmi usai penandatanganan MoU di Menara Astra, Jakarta, Minggu (13/10/2019).
Lokasi geografis Bandara Sentani sangat strategis untuk membuka rute internasional kawasan pasifik. Beberapa rute internasional yang bisa dibuka, menurutnya seperti destinasi negara negara pasifik seperti New Caledonia dan Australia.
"Kan kalau selama ini harus ke Singapura dulu. Bisa dikembangkan di Papua itu. Jadi mau ke mana-mana enggak usah ke Singapura dulu, langsung ke Sentani kemudian ke wilayah- wilayah lainnya," bebernya.
Sementara itu Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, sangat senang dengan perubahan pengelolaan Bandara Sentani ke PT Angkasa Pura I. Mathius mengatakan akan mendukung keperluan PT Angkasa Pura I dalam meningkatkan standar pelayanan Bandara.
Saat ini menurutnya Pemerintah Daerah juga sudah membebaskan lahan di sekitar Bandara untuk keperluan ruang terbuka hijau. Ia juga menyiapkan jalan dua jalur menuju Bandara.
“Kalau selama ini, kami tidak mendapat nilai tambah dengan keberadaan Bandara, semoga ke depan ada yang bisa pemerintah daerah dan masyarakat nikmati”, tegasnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumardi Minggu malam melakukan penandatanganan kerja sama bersama Direktur PT Angkasa Pura I dan II. Kerja sama pemanfaatan ini berlaku selama 30 tahun.
“Saya sangat berbahagia karena bisa menjalankan amanah Presiden untuk melakukan aktivasi terutama ide pembangungan infrastruktur yang melibatkan swasta. Hari ini ada
3 bandara, yang kita lakukan kerja sama pemanfaatan kepada swasta. Bukan dijual ya. Yaitu Bengkulu, Babel dan Papua”, katanya.
Menhub berharap ini langkah yang baik. Dimana APBN yang awalnya untuk operasional bandara-bandara tersebut, kini dapat dimanfaatkan untuk membangun, merawat bandara bandara di pinggiran dan pelosok yang belum maksimal dilakukan.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam kesempatan yang sama mengatakan, pada tahun pertama akan melakukan investasi sebesar Rp540 miliar, yakni untuk memperbaiki kualitas dan kapasitas Bandara Sentani. Menurutnya, dalam waktu dekat wajah bandara Sentani akan dipercantik, standar keamanan dan pelayanan akan
ditingkatkan. “Disesuaikan dengan standar Bandara lain yang dikelola PT ANgkasa Pura I”, tegasnya.
Faik juga menyebut, diperkirakan investasi selama 30 tahun akan mencapai Rp1,9 T. Investasi tersebut menurut Fahmi bukan tanpa pertimbangan. Karena saat ini jumlah penumpang di Bandara Sentani sekitar 2 juta pertahun. Diperkirakan pertumbuhan 10 persen pertahun.
Dari segi Cargo, traffic cargo Bandara Sentani sangat tinggi. Bandara ini jadi pintu masuk barang ke seluruh wilayah Papua. Bahkan bisa dikembangkan jadi penghubung untuk wilayah pasifik.
"Saya juga melihat ada potensi lain yaitu untuk penerbangan internasional ke wilayah Pasifik, wilayah atas ya," ungkap Fahmi usai penandatanganan MoU di Menara Astra, Jakarta, Minggu (13/10/2019).
Lokasi geografis Bandara Sentani sangat strategis untuk membuka rute internasional kawasan pasifik. Beberapa rute internasional yang bisa dibuka, menurutnya seperti destinasi negara negara pasifik seperti New Caledonia dan Australia.
"Kan kalau selama ini harus ke Singapura dulu. Bisa dikembangkan di Papua itu. Jadi mau ke mana-mana enggak usah ke Singapura dulu, langsung ke Sentani kemudian ke wilayah- wilayah lainnya," bebernya.
Sementara itu Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, sangat senang dengan perubahan pengelolaan Bandara Sentani ke PT Angkasa Pura I. Mathius mengatakan akan mendukung keperluan PT Angkasa Pura I dalam meningkatkan standar pelayanan Bandara.
Saat ini menurutnya Pemerintah Daerah juga sudah membebaskan lahan di sekitar Bandara untuk keperluan ruang terbuka hijau. Ia juga menyiapkan jalan dua jalur menuju Bandara.
“Kalau selama ini, kami tidak mendapat nilai tambah dengan keberadaan Bandara, semoga ke depan ada yang bisa pemerintah daerah dan masyarakat nikmati”, tegasnya.
(atk)
Explore More