TB Pelangi Resmikan 10 Perpustakaan Berbasis Teknologi di Ende, Flores
A
A
A
ENDE - Taman Bacaan Pelangi (TB Pelangi) terus menunjukkan komitmen kuatnya dalam mengembangkan kebiasaan membaca anak-anak di Indonesia Timur melalui program pendirian perpustakaan ramah anak. Bekerjasama dengan Room to Read dan Google.org, TB Pelangi meresmikan sepuluh (10) perpustakaan baru di Ende, Flores, Selasa (8/10), kemarin. Kesepuluh perpustakaan ini menggunakan teknologi di dalam praktek pelaksanaan programnya.
Pendiri TB Pelangi Nila Tanzil mengatakan, program tersebut merupakan pendekatan baru. TB Pelangi berterima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan Room to Read dan Google.org. Adanya sentuhan teknologi di dalam perpustakaan-perpustakaan tersebut, menurutnya, dapat memberikan warna baru bagi perpustakaan.
"Inovasi baru ini memberikan akses yang lebih mudah bagi anak-anak atas buku bacaan yang berkualitas. TB Pelangi berharap dengan adanya elemen teknologi di dalam perpustakaan-perpustakaan ini dapat menambah semangat anak-anak untuk membaca," katanya.
Setiap perpustakaan kini dilengkapi dengan tablet, proyektor, furnitur, serta 1.250 buku cerita anak. Tablet terhubung dengan sebuah platform yang berisi buku-buku cerita anak digital yang bisa dibaca oleh anak-anak. Ada juga berbagai video edukatif yang mengajarkan teknik-teknik membacakan buku cerita yang berguna bagi para guru maupun orangtua murid.
Selain pustakawan, setiap sekolah dasar, tempat lokasi perpustakaan TB Pelangi yang baru ini juga wajib memiliki mentor pelantar untuk memastikan setiap guru mampu mengoperasikan perangkat digital yang disediakan serta menggunakan pelantar dengan maksimal untuk program literasi di perpustakaan. Dengan diresmikannya ke-10 perpustakaan baru ini maka TB Pelangi telah mendirikan 126 perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2016, dengan nama “The World’s Most Literate Nations”, kebiasaan membaca di Indonesi tergolong sangat rendah. Namun survei World Culture Index Score 2018 memperlihatkan bahwa kegemaran membaca di Indonesia meningkat secara signifikan. Hal ini juga diberitakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyebutkan bahwa tingkat kemampuan literasi siswa Indonesia berada di kisaran 61%.
“Kami percaya yang anak-anak pelajari hari ini akan membentuk dunia yang kita tinggali besok. Inilah mengapa investasi di bidang pendidikan penting untuk dilakukan. Kami berharap 10 perpustakaan berbasis teknologi digital yang dibangun di NTT dapat membantu memajukan minat baca dan literasi digital anak-anak serta guru di Indonesia Timur. Tingkat literasi yang kuat sangat penting untuk masa depan bangsa,” kata Ryan Rahardjo, Public Policy & Government Relations Manager Google Indonesia.
Kepala Sekolah Dasar Inpres Welamosa, Ende, Jasinta Menguri mengatakan, pihaknya sangat senang dengan adanya perpustakaan TB Pelangi. "Ketika proyektor dinyalakan dan guru menampilan buku cerita digital, anak-anak sudah antusias sekali! Adanya sentuhan teknologi di perpustakaan TB Pelangi ini akan membuat anak-anak semakin senang datang dan membaca di perpustakaan," katanya.
Semua kepala sekolah, guru, pustakawan dan mentor pelantar telah diberikan pelatihan mengenai sistem manajemen perpustakaan, berbagai program literasi yang mampu menumbuhkan minat baca anak, serta cara penggunaan tablet untuk kegiatan membaca. Setiap sekolah juga wajib mengalokasikan mata pelajaran khusus untuk ke perpustakaan, yang dinamakan "Jam Kunjung Perpustakaan" selama satu jam per kelas per minggu.
Setelah perpustakaan diresmikan, team TB Pelangi juga akan melakukan kunjungan pendampingan setiap bulannya ke sekolah-sekolah. Ke-10 perpustakaan baru TB Pelangi yang menerapkan program digital ini didirikan di SDI Woloara, SDK Koanara, SDN Wolowaru 3, SDI Ende 10, SDK Wolotolo, SDK Marsudirini, SDK Paupire, SDI Puukungu, SDK Welamosa, SDI Welamosa.
Peresmian ke-10 perpustakaan ini dilakukan sejak 1 Oktober 2019 hingga 8 Oktober 2019. Dengan diresmikannya ke-10 perpustakaan ini, maka total ada 126 perpustakaan ramah anak yang telah didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi di 18 pulau Indonesia Timur, dari Lombok hingga Papua.
Tentang Taman Bacaan Pelangi
TB Pelangi adalah organisasi non-profit yang fokus di bidang pengembangan kemampuan literasi anak. TB Pelangi bertujuan untuk mengembangkan kebiasaan membaca anak serta menyediakan akses buku bacaan yang berkualitas untuk anak-anak di Indonesia Timur.
Didirikan pada 2009, hingga kini TB Pelangi telah mendirikan 126 perpustakaan ramah anak yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur. TB Pelangi telah memberikan manfaat kepada lebih dari 30.000 anak di daerah pelosok, menyediakan akses atas lebih dari 200.000 buku cerita anak, serta telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di Indonesia Timur.
Pendiri TB Pelangi Nila Tanzil mengatakan, program tersebut merupakan pendekatan baru. TB Pelangi berterima kasih atas kerjasama yang terjalin dengan Room to Read dan Google.org. Adanya sentuhan teknologi di dalam perpustakaan-perpustakaan tersebut, menurutnya, dapat memberikan warna baru bagi perpustakaan.
"Inovasi baru ini memberikan akses yang lebih mudah bagi anak-anak atas buku bacaan yang berkualitas. TB Pelangi berharap dengan adanya elemen teknologi di dalam perpustakaan-perpustakaan ini dapat menambah semangat anak-anak untuk membaca," katanya.
Setiap perpustakaan kini dilengkapi dengan tablet, proyektor, furnitur, serta 1.250 buku cerita anak. Tablet terhubung dengan sebuah platform yang berisi buku-buku cerita anak digital yang bisa dibaca oleh anak-anak. Ada juga berbagai video edukatif yang mengajarkan teknik-teknik membacakan buku cerita yang berguna bagi para guru maupun orangtua murid.
Selain pustakawan, setiap sekolah dasar, tempat lokasi perpustakaan TB Pelangi yang baru ini juga wajib memiliki mentor pelantar untuk memastikan setiap guru mampu mengoperasikan perangkat digital yang disediakan serta menggunakan pelantar dengan maksimal untuk program literasi di perpustakaan. Dengan diresmikannya ke-10 perpustakaan baru ini maka TB Pelangi telah mendirikan 126 perpustakaan ramah anak di sekolah-sekolah dasar yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh UNESCO pada tahun 2016, dengan nama “The World’s Most Literate Nations”, kebiasaan membaca di Indonesi tergolong sangat rendah. Namun survei World Culture Index Score 2018 memperlihatkan bahwa kegemaran membaca di Indonesia meningkat secara signifikan. Hal ini juga diberitakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang menyebutkan bahwa tingkat kemampuan literasi siswa Indonesia berada di kisaran 61%.
“Kami percaya yang anak-anak pelajari hari ini akan membentuk dunia yang kita tinggali besok. Inilah mengapa investasi di bidang pendidikan penting untuk dilakukan. Kami berharap 10 perpustakaan berbasis teknologi digital yang dibangun di NTT dapat membantu memajukan minat baca dan literasi digital anak-anak serta guru di Indonesia Timur. Tingkat literasi yang kuat sangat penting untuk masa depan bangsa,” kata Ryan Rahardjo, Public Policy & Government Relations Manager Google Indonesia.
Kepala Sekolah Dasar Inpres Welamosa, Ende, Jasinta Menguri mengatakan, pihaknya sangat senang dengan adanya perpustakaan TB Pelangi. "Ketika proyektor dinyalakan dan guru menampilan buku cerita digital, anak-anak sudah antusias sekali! Adanya sentuhan teknologi di perpustakaan TB Pelangi ini akan membuat anak-anak semakin senang datang dan membaca di perpustakaan," katanya.
Semua kepala sekolah, guru, pustakawan dan mentor pelantar telah diberikan pelatihan mengenai sistem manajemen perpustakaan, berbagai program literasi yang mampu menumbuhkan minat baca anak, serta cara penggunaan tablet untuk kegiatan membaca. Setiap sekolah juga wajib mengalokasikan mata pelajaran khusus untuk ke perpustakaan, yang dinamakan "Jam Kunjung Perpustakaan" selama satu jam per kelas per minggu.
Setelah perpustakaan diresmikan, team TB Pelangi juga akan melakukan kunjungan pendampingan setiap bulannya ke sekolah-sekolah. Ke-10 perpustakaan baru TB Pelangi yang menerapkan program digital ini didirikan di SDI Woloara, SDK Koanara, SDN Wolowaru 3, SDI Ende 10, SDK Wolotolo, SDK Marsudirini, SDK Paupire, SDI Puukungu, SDK Welamosa, SDI Welamosa.
Peresmian ke-10 perpustakaan ini dilakukan sejak 1 Oktober 2019 hingga 8 Oktober 2019. Dengan diresmikannya ke-10 perpustakaan ini, maka total ada 126 perpustakaan ramah anak yang telah didirikan oleh Taman Bacaan Pelangi di 18 pulau Indonesia Timur, dari Lombok hingga Papua.
Tentang Taman Bacaan Pelangi
TB Pelangi adalah organisasi non-profit yang fokus di bidang pengembangan kemampuan literasi anak. TB Pelangi bertujuan untuk mengembangkan kebiasaan membaca anak serta menyediakan akses buku bacaan yang berkualitas untuk anak-anak di Indonesia Timur.
Didirikan pada 2009, hingga kini TB Pelangi telah mendirikan 126 perpustakaan ramah anak yang tersebar di 18 pulau di Indonesia Timur. TB Pelangi telah memberikan manfaat kepada lebih dari 30.000 anak di daerah pelosok, menyediakan akses atas lebih dari 200.000 buku cerita anak, serta telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di Indonesia Timur.
(don)