Pariwisata Jayapura Dikelola Berdasarkan Potensi Lokal

Jum'at, 04 Oktober 2019 - 22:20 WIB
Pariwisata Jayapura...
Pariwisata Jayapura Dikelola Berdasarkan Potensi Lokal
A A A
SENTANI - Kabupaten Jayapura saat ini memiliki 41 objek budaya yang sebagian besar belum dimaksimalkan dengan baik oleh pemda, bahkan masyarakat lokal setempat. Sebut saja bukit Tungkuwiri, sebuah perbukitan yang tempatnya menyerupai tempat di film Teletubies yang digemari oleh anak-anak.

Bukit Tungkuwiri berada tepat di Kampung Doyo Lama Distrik Waibhu. Jarak tempuh tak lebih dari 30 menit dari jalan utama dari kawasan Perkantoran Bupati yang berjarak kurang lebih Tiga Kilometer menuju ke arah Selatan.

Bukit Tungkuwiri, setiap harinya bisa dikunjungi puluhan bahkan ratusan orang, apalagi pada soreh hari. Dengan posisi yag berada tepat di atas Danau Sentani sebelah Barat, maka masyarakat dapat menikmati matahari senja dari ketinggian.

Ridwan, salah satu pengunjung yang ditemui pada Kamis (3/10/2019) sore, di tempat Wisata tersebut mengatakan, Tungkuwiri belum begitu mendapat perhatian dari Pemerintah setempat. Padahal, lokasinya dekat jalan utama dan banyak dikunjungi oleh masyarakat.

“Tempatnya sangat bagus, kalau dikelola dengan baik tentunya akan meningkatkan pendapatan masyarakat kampung, tetapi juga pemerintah daerah,” ujar Ridwan yang jauh-jauh dari Abepura, Kota Jayapura ke Tungkuwiri utuk menikmati pemandangan Danau Sentani di soreh hari.

Diharapkan pemerintah lebih peka terhadap kehadiran masyarakat di tempat wisata ini. Memang sudah ada pondok-pondok yang dipersiapkan di atas perbukitan ini, hanya saja belum dikelola kebersihannya. Perlu disediakan tempat sampah di setiap pondok sehingga pengunjung juga tidak membuang sampah dengan sembarangan.

Yordan Yappo, masyarakat Kampung Doyo Lama menjelaskan, Tungkuwiri adalah nama tempat atau bukit yang menjorok sepanjang 2-3 kilo meter kearah selatan yang juga sebagai pembatas wilayah Kampung Toware dan juga Doyo Lama.

Yappo mengaku, tempat wisata ini memang belum dikelola secara baik dan profesional. Padahal ada banyak pemasukan yang bisa didapat dari kehadiran masyarakat ditempatnya itu.

“Selama ini memang tidak dikelola secara baik, sebenarnya dalam rapat-rapat kampung selalu dibicarakan untuk mengelola dengan melibatkan pemerintah daerah. Tetapi hingga saat ini seperti yang terlihat,” ungkapnya.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw menyerap aspirasi masyarakat tersebut dan dan akan segera dikoordinasikan dengan SKPD terkait untuk dilakukan pembenahan.

Saat disinggung terkait potensi Pariwisata pada Daerah yang dipimpinnya, Mathius mengatakan, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jayapura mencatat jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Jayapura pada tahun 2016 sebanyak 112,476 orang. Dimana 177 diantaranya adalah wisatawan mancanegara. Dan tentunya jumlahnya terus mengalami kenaikan selama dua Tahun belakangan ini.

“Kami ingin menjadikan daerah ini sebagai kabupaten yang berjati diri, kabupaten yang berdiri diatas potensi sumber daya alamnya. Kearifan lokal, potret masyarakat di kampung-kampung yang benar-benar beradat dan tidak terpengaruh dengan dunia luar,” katanya.

Bupati mengatakan bahwa masyarakat adat diberikan kewenangan untuk mengelola semua potensi lokalnya untuk kesejahteraan masyarakat di kampung itu sendiri, kami pemerintah daerah tetap mendukung dengan memberikan dukungan alokasi dana kampung untuk dikelola bagi kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu, kami bentuk kampung-kampung adat untuk memproteksi semua potensi lokal yang dimiliki, dan digunakan untuk kepentingan masyarakat dikampung tersebut,” pungkasnya.
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8034 seconds (0.1#10.140)