187 Warga Nguling Pasuruan Masih Tertahan di Wamena Papua
A
A
A
PASURUAN - Pasca-kerusuhan di Wamena sebanyak 187 warga dari tujuh desa di Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur masih tertahan di Papua. Camat Nguling Bunardi mengatakan, ke-187 orang yang tertahan di Papua berasal dari tujuh desa masing-masing Kedawang, Mlaten, Sudimulyo, Randuati, Sumber Anyar dan Watu Prapat serta Panunggul, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.
“Namun terbanyak dari Desa Kedawang Kecamatan Nguling jumlahnya mencapai 155 orang. Bahkan dilaporkan dua orang diantaranya tewas dan beberapa orang lainnya terluka,” kata Bunardi, Selasa (1/10/2019).
Camat Nguling menerangkan, pekerjaan mereka rata-rata membuka usaha toko klontongan kecil-kecilan dan tukang ojek.
“Terhitung sudah bertahun-tahun merantau ada yang 5- 10 tahun serta 15 tahun bersama dengan keluarga. Bahkan bagi warga yang di tinggal Wamena dengan masa tinggal belasan tahun banyak yang sudah membangun rumah di kampung halamnnya di wilayah pesisir pantai laut utara dengan nilai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Namun sebaliknya bila tinggalnya 5 tahun hasilnya cukup dibelikan aset tanah dan sawah demi masa tua,” katanya.
Menurut dia, dari 187 orang dua diantaranya sudah pulang di kampung halamannya di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling untuk sisanya masih tertahan di pengungsian salah satu markas TNI di Jayapura.
“Dari hasil pendataan, dua warga tewas di Wamena masing-masing bernama Untung Edy Cahyono (45) dan Syaiful Mukmin (47) warga Desa Kedawang Kecamatan Nguling. Sementara korban terluka masih menjalani perawatan di Papua,” timpalnya.
“Namun terbanyak dari Desa Kedawang Kecamatan Nguling jumlahnya mencapai 155 orang. Bahkan dilaporkan dua orang diantaranya tewas dan beberapa orang lainnya terluka,” kata Bunardi, Selasa (1/10/2019).
Camat Nguling menerangkan, pekerjaan mereka rata-rata membuka usaha toko klontongan kecil-kecilan dan tukang ojek.
“Terhitung sudah bertahun-tahun merantau ada yang 5- 10 tahun serta 15 tahun bersama dengan keluarga. Bahkan bagi warga yang di tinggal Wamena dengan masa tinggal belasan tahun banyak yang sudah membangun rumah di kampung halamnnya di wilayah pesisir pantai laut utara dengan nilai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Namun sebaliknya bila tinggalnya 5 tahun hasilnya cukup dibelikan aset tanah dan sawah demi masa tua,” katanya.
Menurut dia, dari 187 orang dua diantaranya sudah pulang di kampung halamannya di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling untuk sisanya masih tertahan di pengungsian salah satu markas TNI di Jayapura.
“Dari hasil pendataan, dua warga tewas di Wamena masing-masing bernama Untung Edy Cahyono (45) dan Syaiful Mukmin (47) warga Desa Kedawang Kecamatan Nguling. Sementara korban terluka masih menjalani perawatan di Papua,” timpalnya.
(sms)