Peringatan Hari Jadi Kota Palu Bermakna Evaluatif
A
A
A
KOTA PALU - Wali Kota Palu, Hidayat memimpin pelaksanaan HUT ke-41 Kota Palu bertempat di halaman kantor Wali Kota Palu, Jumat (27/9/2019).
Peringatan HUT Kota Palu turut dihadiri Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said, Sekkot Palu H Asri serta para Pimpinan OPD, Camat dan Lurah se-Kota Palu. Juga dihadiri beberapa mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, mantan Sekkot Palu serta pejabat TNI dan Polri serta perwakilan sejumlah Bank dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Wali Kota Palu mengatakan kebahagian dan kegembiraan yang dirasakan tentunya bukan hanya sebatas seremonial upacara semata. "Namun berupa transfer kebahagiaan yang masif ditingkat masyarakat dan komunitas. Dengan perasaan suka cita turut memeriahkan HUT Kota Palu dengan ragam lomba yang bersifat hiburan, rekreatif dan edukatif ditingkat masyarakat kelurahan dan kecamatan. Selain itu juga diisi dengan berbagai kegiatan sosial keagamaan yang diupayakan jauh dari kesan hura-hura," ujar Wali Kota Hiidayat.
Menurut Wali Kota peringatan hari jadi Kota Palu kali ini, harus lebih bermakna evaluatif terhadap berbagai strategi, program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota selama ini. Juga dalam upaya bersama mengelola, mengembangkan dan memberdayakan serta meningkatkan raihan kualitas pembangunan Kota Palu. Semua ikhtiar tersebut didedikasikan sebagai upaya menjadikan kota untuk semua, kota yang membanggakan bagi seluruh masyarakatnya.
Peringatan hari ulang tahun Kota Palu ini hendaknya menjadi momen yang tepat serta strategis dalam membangkitkan jiwa dan semangat kepedulian. Serta merajut kebersamaan, untuk saling bergandeng tangan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi. Khususnya upaya segera pemulihan dan bangkit kembali pascabencana alam 28 September 2018 setahun yang lalu.
Pascabencana alam, semua pihak dihadapkan dengan kenyataan hampir seluruh infrastruktur Kota Palu nyaris lumpuh. Namun secara berlahan namun pasti atas kerja sama semua pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, masyarakat, NGO dari dalam maupun luar negeri, serta semangat para penyintas itu sendiri. Sehingga bisa dengan cepat memfungsikannya kembali, dengan menjadikan prikehidupan masyarakat sebagai fokus perhatian utama.
Kota Palu, pascabencana diikhtiarkan untuk segera bangkit kembali dengan serangkaian langkah strategi rehabilitasi dan rekonstruksi yang berbasis masyarakat dengan selalu memfokuskan perhatian pada kaum rentan dan kelompok inklusi lainnya. Hal itu dilakukan agar pembangunan kembali Kota Palu dapat menjadi lebih baik dan lebih aman di masa mendatang.
Usia ke-41 tahun ungkap Wali Kota Palu dalam laju ruang dan waktu menandakan bahwa bertambahnya usia tersebut mengisyaratkan peningkatan taraf kedewasaan. Demikian juga dalam aspek kehidupan sosial politik ‘kekinian’, pendewasaan pada pribadi diri maupun pada kelompok atau golongan, menjadi kata kunci dalam menerjemahkan makna Palu, kota jasa beradat dan berbudaya dilandasi iman dan takwa.
Kesemua cita-cita baik untuk Kota Palu tersebut dalam operasionalnya haruslah selalu dilandasi oleh semangat tolerensi, kekeluargaan dan gotong royong. Nilai fundamental tersebut hendaknya ditempatkan sebagai energi positif yang mendorong performa dan kinerja terbaik dalam penyelengaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government) di Kota Palu.
Pada kesempatan itu Wali Kota menyampaikan harapan dukungan dan kerja sama semua pihak untuk bisa saling padu dalam upaya untuk terus melanjutkan semua capaian program pembangunan yang telah berjalan dan nikmati hasilnya bersama di Kota Palu. Baik itu dibidang pendidikan berupa penggratisan biaya pendidikan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga pendidik.
Dibidang kesehatan yaitu penerapan universal coverage, pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat yang kurang mampu di Kota Palu. Dibidang infrastruktur, berupa terobosan pembangunan cepat diwilayah pinggiran yang berhasil dirubah menjadi pusat destinasi baru dan rintisan pengembangan pusat layanan perkotaan baru pada wilayah yang aman dari potensi bencana geografis.
Kesemua capaian tersebut lanjut Wali Kota berada dalam standar koridor pengelolan keuangan yang baik, sebab selama lima kali secara berturut-turut Kota Palu berhasil mempertahankan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPM) untuk laporan APBD Kota Palu.
Peringatan HUT Kota Palu turut dihadiri Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said, Sekkot Palu H Asri serta para Pimpinan OPD, Camat dan Lurah se-Kota Palu. Juga dihadiri beberapa mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, mantan Sekkot Palu serta pejabat TNI dan Polri serta perwakilan sejumlah Bank dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Wali Kota Palu mengatakan kebahagian dan kegembiraan yang dirasakan tentunya bukan hanya sebatas seremonial upacara semata. "Namun berupa transfer kebahagiaan yang masif ditingkat masyarakat dan komunitas. Dengan perasaan suka cita turut memeriahkan HUT Kota Palu dengan ragam lomba yang bersifat hiburan, rekreatif dan edukatif ditingkat masyarakat kelurahan dan kecamatan. Selain itu juga diisi dengan berbagai kegiatan sosial keagamaan yang diupayakan jauh dari kesan hura-hura," ujar Wali Kota Hiidayat.
Menurut Wali Kota peringatan hari jadi Kota Palu kali ini, harus lebih bermakna evaluatif terhadap berbagai strategi, program dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota selama ini. Juga dalam upaya bersama mengelola, mengembangkan dan memberdayakan serta meningkatkan raihan kualitas pembangunan Kota Palu. Semua ikhtiar tersebut didedikasikan sebagai upaya menjadikan kota untuk semua, kota yang membanggakan bagi seluruh masyarakatnya.
Peringatan hari ulang tahun Kota Palu ini hendaknya menjadi momen yang tepat serta strategis dalam membangkitkan jiwa dan semangat kepedulian. Serta merajut kebersamaan, untuk saling bergandeng tangan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi. Khususnya upaya segera pemulihan dan bangkit kembali pascabencana alam 28 September 2018 setahun yang lalu.
Pascabencana alam, semua pihak dihadapkan dengan kenyataan hampir seluruh infrastruktur Kota Palu nyaris lumpuh. Namun secara berlahan namun pasti atas kerja sama semua pihak, baik pemerintah pusat, provinsi, masyarakat, NGO dari dalam maupun luar negeri, serta semangat para penyintas itu sendiri. Sehingga bisa dengan cepat memfungsikannya kembali, dengan menjadikan prikehidupan masyarakat sebagai fokus perhatian utama.
Kota Palu, pascabencana diikhtiarkan untuk segera bangkit kembali dengan serangkaian langkah strategi rehabilitasi dan rekonstruksi yang berbasis masyarakat dengan selalu memfokuskan perhatian pada kaum rentan dan kelompok inklusi lainnya. Hal itu dilakukan agar pembangunan kembali Kota Palu dapat menjadi lebih baik dan lebih aman di masa mendatang.
Usia ke-41 tahun ungkap Wali Kota Palu dalam laju ruang dan waktu menandakan bahwa bertambahnya usia tersebut mengisyaratkan peningkatan taraf kedewasaan. Demikian juga dalam aspek kehidupan sosial politik ‘kekinian’, pendewasaan pada pribadi diri maupun pada kelompok atau golongan, menjadi kata kunci dalam menerjemahkan makna Palu, kota jasa beradat dan berbudaya dilandasi iman dan takwa.
Kesemua cita-cita baik untuk Kota Palu tersebut dalam operasionalnya haruslah selalu dilandasi oleh semangat tolerensi, kekeluargaan dan gotong royong. Nilai fundamental tersebut hendaknya ditempatkan sebagai energi positif yang mendorong performa dan kinerja terbaik dalam penyelengaraan pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean government) di Kota Palu.
Pada kesempatan itu Wali Kota menyampaikan harapan dukungan dan kerja sama semua pihak untuk bisa saling padu dalam upaya untuk terus melanjutkan semua capaian program pembangunan yang telah berjalan dan nikmati hasilnya bersama di Kota Palu. Baik itu dibidang pendidikan berupa penggratisan biaya pendidikan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga pendidik.
Dibidang kesehatan yaitu penerapan universal coverage, pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat yang kurang mampu di Kota Palu. Dibidang infrastruktur, berupa terobosan pembangunan cepat diwilayah pinggiran yang berhasil dirubah menjadi pusat destinasi baru dan rintisan pengembangan pusat layanan perkotaan baru pada wilayah yang aman dari potensi bencana geografis.
Kesemua capaian tersebut lanjut Wali Kota berada dalam standar koridor pengelolan keuangan yang baik, sebab selama lima kali secara berturut-turut Kota Palu berhasil mempertahankan predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPM) untuk laporan APBD Kota Palu.
(alf)