Bea Cukai Awasi Ekspor Perdana di Pelabuhan Kuala Tanjung
A
A
A
KUALA TANJUNG - Bea Cukai Kuala Tanjung bantu ekspor perdana Crude Palm Oil (CPO) oleh PT Austindo Nusantara Jaya. Ekspor tersebut disalurkan melalui pipa di Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal sebanyak 2000 ton dengan tujuan India.
Kepala Kantor Bea Cukai Kuala Tanjung, Yudhi Dharma Nauly mengungkapkan bahwa petugas Bea Cukai sudah bersiap untuk melakukan pemeriksaan jumlah barang yang akan diekspor sejak pagi. “Petugas Bea Cukai Kuala Tanjung sebelumnya pada pukul 08.45 s.d 09.15 WIB telah melakukan Sounding Tangki Darat untuk memeriksa jumlah barang yang akan diekspor,” ungkapnya.
Yudhi menambahkan, “Nantinya PTI juga akan melakukan berbagai kegiatan ekspor dan impor lainnya dan KPPBC TMP C Kuala Tanjung siap memberikan fasilitas kemudahan seperti Pusat Logistik Berikat dan juga akan mengintegrasikan sistem IT pihak PTI ke sistem CEISA milik Bea dan Cukai, sehingga ini sangat memudahkan kegiatan ekspor dan impor.”
Sebagai pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia dengan daya tampung 60 juta TEUs, Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal memang direncanakan akan menjadi pintu utama ekspor dan impor di wilayah barat Indonesia dengan target dapat menjadi pusat kargo internasional.
Pelabuhan Kuala Tanjung juga ditargetkan menjadi pelabuhan transshipment di Sumatera, yang berarti tempat kargo bisa disimpan sementara untuk kemudian dipindahkan ke kapal lain yang lebih kecil dan dibawa ke tujuan sebenarnya
Kepala Kantor Bea Cukai Kuala Tanjung, Yudhi Dharma Nauly mengungkapkan bahwa petugas Bea Cukai sudah bersiap untuk melakukan pemeriksaan jumlah barang yang akan diekspor sejak pagi. “Petugas Bea Cukai Kuala Tanjung sebelumnya pada pukul 08.45 s.d 09.15 WIB telah melakukan Sounding Tangki Darat untuk memeriksa jumlah barang yang akan diekspor,” ungkapnya.
Yudhi menambahkan, “Nantinya PTI juga akan melakukan berbagai kegiatan ekspor dan impor lainnya dan KPPBC TMP C Kuala Tanjung siap memberikan fasilitas kemudahan seperti Pusat Logistik Berikat dan juga akan mengintegrasikan sistem IT pihak PTI ke sistem CEISA milik Bea dan Cukai, sehingga ini sangat memudahkan kegiatan ekspor dan impor.”
Sebagai pelabuhan terbesar di wilayah barat Indonesia dengan daya tampung 60 juta TEUs, Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal memang direncanakan akan menjadi pintu utama ekspor dan impor di wilayah barat Indonesia dengan target dapat menjadi pusat kargo internasional.
Pelabuhan Kuala Tanjung juga ditargetkan menjadi pelabuhan transshipment di Sumatera, yang berarti tempat kargo bisa disimpan sementara untuk kemudian dipindahkan ke kapal lain yang lebih kecil dan dibawa ke tujuan sebenarnya
(alf)