Ganjar Tantang Perawat Komunitas Garap Rumah Sakit Tanpa Dinding
A
A
A
SEMARANG - Keberadaan perawat komunitas dinilai masih belum banyak dikenal oleh masyarakat. Meski demikian, mereka ternyata memiliki peran penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat termasuk menggarap "Rumah Sakit Tanpa Dinding".
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi para perawat komunitas yang selalu memperbarui data-data kesehatan. Mereka terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi kesehatan sekaligus mengumpulkan data yang saat ini sudah mencapai kurang-lebih 65 persen.
"Data yang bisa dipegang untuk melayani kesehatan secara proaktif. Bisa menggunakan teknologi. Perawat ini hebat-hebat mereka sudah punya komunitas. Bahkan mereka sudah mengerti siapa-siapa yang harus dirawat termasuk penyakit-penyakit kronis yang sudah masuk terminal," kata Ganjar saat menghadiri kongres nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI), di Hotel Harris, Jalan Ki Mangunsarkoro, Semarang, Jumat (30/8/2019).
Ganjar pun menantang para perawat komunitas untuk segera menyelesaikan data-data kesehatan, sekaligus mewujudkan Rumah Sakit Tanpa Dinding. Dengan layanan kesehatan itu, maka petugas medis akan proaktif datang ke masyarakat. Layanan kesehatan ini membalik pola yang berjalan selama ini, yakni masyarakat harus datang ke rumah sakit agar mendapat layanan kesehatan.
"Negara sebenarnya bisa memberikan perlakuan yang gampang karena datanya ada di mereka (perawat komunitas), karena kebijakan yang dikeluarkan sebenarnya bisa mengacu pada data mereka," kata Ganjar. (Baca juga: Kurang Populer, Ternyata Begini Peran Perawat Komunitas di Pedesaan )
"Sekarang saya ajak kawan-kawan perawat untuk mari kita formulasi kebijakan dari pengalaman proses data yang dimilik. Agar kami nanti bisa menindaklanjuti, kita tunggu hasilnya. Kapan mereka siap, sebulan oke, 3 bulan oke, enam bulan oke, terserah," pungkas dia.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi para perawat komunitas yang selalu memperbarui data-data kesehatan. Mereka terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi kesehatan sekaligus mengumpulkan data yang saat ini sudah mencapai kurang-lebih 65 persen.
"Data yang bisa dipegang untuk melayani kesehatan secara proaktif. Bisa menggunakan teknologi. Perawat ini hebat-hebat mereka sudah punya komunitas. Bahkan mereka sudah mengerti siapa-siapa yang harus dirawat termasuk penyakit-penyakit kronis yang sudah masuk terminal," kata Ganjar saat menghadiri kongres nasional Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI), di Hotel Harris, Jalan Ki Mangunsarkoro, Semarang, Jumat (30/8/2019).
Ganjar pun menantang para perawat komunitas untuk segera menyelesaikan data-data kesehatan, sekaligus mewujudkan Rumah Sakit Tanpa Dinding. Dengan layanan kesehatan itu, maka petugas medis akan proaktif datang ke masyarakat. Layanan kesehatan ini membalik pola yang berjalan selama ini, yakni masyarakat harus datang ke rumah sakit agar mendapat layanan kesehatan.
"Negara sebenarnya bisa memberikan perlakuan yang gampang karena datanya ada di mereka (perawat komunitas), karena kebijakan yang dikeluarkan sebenarnya bisa mengacu pada data mereka," kata Ganjar. (Baca juga: Kurang Populer, Ternyata Begini Peran Perawat Komunitas di Pedesaan )
"Sekarang saya ajak kawan-kawan perawat untuk mari kita formulasi kebijakan dari pengalaman proses data yang dimilik. Agar kami nanti bisa menindaklanjuti, kita tunggu hasilnya. Kapan mereka siap, sebulan oke, 3 bulan oke, enam bulan oke, terserah," pungkas dia.
(pur)